Home » , » INDRA TERPENTING DAN SIKAP TAWADHU'

INDRA TERPENTING DAN SIKAP TAWADHU'

Written By Mas Toto on May 10, 2013 | 9:39 AM

INDRA TERPENTING DAN SIKAP TAWADHU'

oleh Mibinibinu Bheen Yahya (Catatan) pada 7 Desember 2011 pukul 5:02

        
Jama'ah Asy Syahadatain

Allah SWT telah menunjukkan pesan-pesan bijaksana kepada hamba-hamba-Nya yang jelas dituangkan dalam Al-Quran sebagai berikut:

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ ۚ إِنَّ ٱلسَّمْعَ وَٱلْبَصَرَ وَٱلْفُؤَادَ كُلُّ أُو۟لَٰٓئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔولًۭاوَلَا تَمْشِ فِى ٱلْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّكَ لَن تَخْرِقَ ٱلْأَرْضَ وَلَن تَبْلُغَ ٱلْجِبَالَ طُولًۭا

"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya. Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung." (Al-Isra:36-37)

          Pada ayat yang disebut pertama (36), Al-Quran memberikan pendidikan berpikir kepada setiap muslim. Dalam hal ini ada dua macam berpikir, yaitu:
1.   Berpikir khurafat, yakni membenarkan khayalan dan kebatilan, mendengarkan serta mengikuti apa saja yang   dikatakan orang. Cara berpikir seperti ini di tolak oleh Islam.
2.   Berpikir logis berdasarkan dalil, argumentasi, dan analisis-sintesis dengan mempergunakan perangkat-perangkat yang diberikan Allah SWT---untuk memperoleh pengetahuan--yakni berupa pendengaran, penglihatan, dan hati (akal). Cara seperti inilah yang dibenarkan Islam.
Firman Allah:


وَٱللَّهُ أَخْرَجَكُم مِّنۢ بُطُونِ أُمَّهَٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْـًۭٔا وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمْعَ وَٱلْأَبْصَٰرَ وَٱلْأَفْـِٔدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendegaran, penglihatan, dan hati, agar kamu bersyukur." (An-Nahl:78)

          Demikianlah, manusia wajib menggunakan indra terpenting itu dengan sebaik-baiknya. Pendengaran dapat digunakan untuk mentransfer ilmu dari satu orang kepada orang lain, penglihatan dipergunakan untuk melakukan pengamatan dan penelitian, sedangkan hati (akal) dipergunakan untuk berpikir dan mengolah berbagai premis sehingga menghasilkan suatu kesimpulan.
          Dengan indra terpenting itulah manusia dapat menghadapi segala urusan kehidupan ini; menghadapi alam semesta atau makhluk Allah lainnya; menerima syariat-Nya, dan memahami larangan serta perintah-Nya. Karena itu, manusia tidak boleh mengabaikan dan menyia-nyiakan perangkat tersebut sehingga mengikuti praduga dan khayalan, atau mengikuti berbagai kebohongan dan kebatilan.
          Perbedaan antara orang-orang mukmin yang mendapat petunjuk dengan orang-orang kafir yang tersesat ialah orang mukmin senantiasa menggunakan indra terpentingnya, sedangkan orang-orang kafir mengabaikannya. Al-Quran menggambarkan orang-orang kafir sebagai berikut:

لَهُمْ قُلُوبٌۭ لَّا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌۭ لَّا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ ءَاذَانٌۭ لَّا يَسْمَعُونَ بِهَآ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ كَٱلْأَنْعَٰمِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْغَٰفِلُونَ

"...mereka mempunyai hati (akal), tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah); mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kebesaran Allah), dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu bagaikan binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (Al-A'raf:179)

          Demikianlah, Al-Quran melarang manusia mengabaikan fungsi indra terpentingnya. Firman Allah:

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ

"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya..." (Al-Isra:36)

          Maksudnya,  kalau kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui, kamu akan terjebak dalam kehidupan yang penuh prasangka, khayal, dan khurafat. Karena itu, pergunakanlah pendengaran, penglihatan, dan hati atau akal pikiranmu. Dan suatu saat Allah akan meminta pertanggungjawabanmu tentang perangkat-perangkat yang telah diberikan-Nya itu.
          Kemudian janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan congkak dan sombong, karena yang demikian itu tidak layak bagi orang mukmin dan tidak termasuk cara berjalan hamba-hamba-Nya yang dicintai oleh Allah Yang Maha Penngasih. Allah menyifati hamba-hamba-Nya yang dicintai-Nya itu ('ibadur Rahman ) bahwa mereka, "...berjalan di muka bumi dengan merendahkan hati. " (Al-Furqan:63).
          Karena itu, bagi seorang muslim yang berpedoman pada Al-Quran harus memelihara kesopanan ini; berjalan di muka bumi dengan merendahkan hati, tidak sombong atau congkak. Nabi saw. bersabda:
"Barangsiapa yang merasa besar diri (sombong) dan congkak dalam berjalan, maka ia akan bertemu Allah dalam keaadaan Dia marah kepadanya." (Hadis Riwayat Ahmad dan Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad dari ibnu Umar, Al-Haitsami dan Al-Mundziri berkata, "Para perwi hadis ini adalah sahih.")
           Selain dalam surat Al-Isra', masalah serupa juga disebutkan dalam surat Luqman, yakni mengenai wasiat Luqman kepada anaknya:

وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى ٱلْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍۢ فَخُورٍۢ

"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombon lagi membanggakan diri." (Luqman:18)

Untuk Umat Asy-Syahadatain khususnya dan Umat Islam pada umumnya
محمّداقبال بن إسماعيل بن عمر بن يحي

Share this article :

Post a Comment

 
Support : the balina | Mas Template
Copyright © 2011. BLOGE WONG BODO - All Rights Reserved
Site Meter
Page Rank Check Template Created by Creating Website Publised by Bloge Wong Bodo
Proudly powered by Blogger