Latest Post
Showing posts with label Peristiwa. Show all posts
Showing posts with label Peristiwa. Show all posts

Ustadz Sedekah Dalam Pusaran Badai Konspirasi

Written By Mas Toto on July 25, 2013 | 11:35 AM

Ustd. Yusuf Mansur
dakwatuna.com - Jika kita mau mengamati sedikit lebih detail. Khususnya di negeri ini, maka para ustadz yang membawa Islam ke ranah ‘dunia’, pasti akan berhadapan dengan konspirasi yang tak bertepi. Uniknya, konspirasi ini dirancang sedemikian rupa sehingga nampak apa adanya. Meskipun, bagi kalangan yang melek intelektual, dan sedikit mau memakai hatinya dengan kaca mata kearifan, nampak sekali bahwa hal tersebut tidak normal. Dibuat-buat, di lebay-lebay-kan.
Hal tersebut berlaku sebaliknya. Para Ulama’ yang (maaf) hanya sibuk dengan ‘akhirat’ tanpa mau menyentuh ‘dunia’, maka dia akan aman. Sepi dari makar. Bahkan, disuburkan.
Kita mulai dari sebuah contoh. Aa Gym. Ingat awal dakwah beliau? Sukses Luar Biasa. Bahkan sempat diwacanakan, ada yang mencalonkan beliau menjadi kandidat Presiden di Negeri ini. Beliau tidak hanya ceramah. Tidak hanya ngurus ‘akhirat’. Beliau menulis buku, punya bisnis yang menasional. Mulai dari air minum, penerbitan, travel, radio, TV, dan seterusnya. Video ceramah-ceramah beliau juga marak di dunia maya.
Tampilannya pun necis. Tidak melulu bersarung. Bahkan, saya tidak pernah melihat beliau bergamis layaknya syeikh-syeikh di Timur Tengah sana. Beliau lebih suka bersarung dipasangkan dengan jas atau baju taqwa dihiasi penutup kepala berupa peci yang diikat dengan surban. Karena beliau terjun juga ke urusan ‘dunia’, beliau tak jarang nampak berjas, bercelana, dan pakaian khas eksekutif lainnya. Beliau juga hobi berkuda dan aneka hobi ekstrim lainnya.
Singkatnya, beliau berhasil membangun sebuah kerajaan baru di negeri ini. Dan tidak sejengkal pun tanah di negeri ini yang belum beliau jejaki. Baik dengan ceramah, tulisan maupun produk beliau.
Saya sangat yakin, jika ketika itu beliau benar-benar maju menjadi kandidat calon Presiden di negeri ini, Insya Allah beliau akan terpilih.
Nah, musuh-musuh Islam inilah yang tidak akan tenang dengan gerakan beliau. Sehingga disusunlah makar. Jahat. Tapi begitulah perjuangan. Kerajaan yang beliau bangun sedemikian kuat, kokoh itu, dihancurleburkan melalui sebuah konspirasi : Poligami.
Sangat aneh kawan-kawanku sekalian. Media serentak menyerang beliau. Habis-habisan. Hingga masalah yang dianjurkan oleh agama ini, nampak tabu karena pemberitaan. Bahkan, tak sedikit jamaah yang berbalik membenci beliau. Padahal, sang istri pertama pun ikhlas menerima pernikahan beliau yang kedua. Meski sempat cerai, tapi akhirnya mereka kembali dalam sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah, aamiin. Insya Allah.
Andai kita mau bertanya, “Kenapa Poligami yang dilakukan Aa Gym dihukumi “haram” oleh media? Sehingga mereka bersatu padu memberitakan ini agar nampak seperti kesalahan?” Jawabannya sederhana : media mengikuti mau pemodal. Siapa punya modal, dia bisa dengan suka hati menurunkan berita.
Lantas, siapakah insan pemilik media itu? Panjang kalau pertanyaan ini kita bahas.
Satu pertanyaan lagi, “Kenapa pernikahan Aa Gym dipermasalahkan? Sementara banyak sekali ustadz, kiai, anggota DPR, dan orang biasa yang melakukan poligami serupa? Bahkan, ketika Ustadz Arifin Ilham Poligami-pun, tidak ada pemberitaan sama sekali. Padahal, Jamaah ustadz Arifin Ilham juga jutaan? Tak jauh beda dengan jamaah Aa Gym kala itu?”
Saya hanya bisa menjawab, “Saya tidak jauh lebih tahu dari Anda.”
Itu satu contoh.
Contoh kedua. Ustadz Sedekah. Yusuf Mansyur. Pola dakwahnya mirip Aa Gym. Gaul. Beliau juga tidak pernah terlihat memakai gamis. Hanya celana dan baju panjang. Bajunya-pun bukan koko. Kadang, cuma kemeja biasa. Saya pernah menyaksikan beliau mengimami shalat Maghrib ketika bulan Ramadhan sekitar dua tahun yang lalu di salah satu Masjid di Komplek Pabuaran Indah – Bogor. Beliau mampir. Sahabat tahu? Celana yang beliau pakai, bagian ujungnya robek. Beliau nampak enjoy. Padahal, harta beliau sudah milyaran.
Nah, beliau juga terjun mengurusi ‘dunia’. Mulai investasi, sawah, hotel, dll. Rumah Penghafal Qur’an yang beliau gagas saja, tersebar di seluruh Indonesia dengan brand yang sama. Ceramah beliau juga tersebar luas di you tube. Dakwah beliau biasa disiarkan di televisi nasional Kita. Bahkan, Ramadhan tahun lalu, beliau rutin mengisi kajian selepas tarawih, setiap malam dan disiarkan di televisi nasional kita.
Gagasan yang beliau bawa sederhana, Mari Beli Ulang Indonesia. merupakan sebentuk cinta anak negeri kepada bangsanya. Nasionalisme beliau bukan sekadar buta. Bukan lantaran suku. Tapi cinta kepada ngerinya. Karena kesadaran penuh bahwa negeri ini adalah amanah yang harus dijaga. Bahwa negeri ini hanya bisa dimakmurkan dengan iman dan taqwa seluruh penghuninya.
Mimpi beliau sangat mulia. Membeli televisi nasional, membeli bank syariah yang kini asetnya dikuasai asing, mempunyai hotel syariah, mendirikan Rumah Penghafal Qur’an di setiap jengkal negeri ini, dan seterusnya.
Saya berpendapat, beliau satu-satunya ustadz yang hanya modal ‘ceramah’, bisa mengumpulkan jutaan bahkan puluhan milyar rupiah. Ingat, hanya ceramah. Ini, tak bisa dilakukan oleh banyak orang. Benar-benar tidak ada duanya. Berdasarkan cerita salah satu murid beliau, ketika mengundang beliau, hanya modal 4-5 juta. Nah, dalam kajian tersebut, beliau akan meminta jamaah untuk berinfaq. Dari infaq tersebut diberikan untuk pengurus masjid setempat atau untuk dakwah. Dalam sekali ‘sulap’, hanya dengan modal 4-5 juta itu, terkumpullah uang 15-20 juta. Luar Biasa, bukan? Berapa kali lipat? Modalnya cuma ceramah!
Dalam kasus terbaru, dengan konsep Patungan Usaha (PU) dan Patungan Asset (PA), beliau berhasil menarik puluhan milyar rupiah ke dalam rekening beliau. Ingat ya, modalnya hanya ceramah. Bahkan PA dan PU itu, hanya disosialisasikan lewat Internet. Di website dan akun twitter beliau. Di mana paket infaq mulanya hanya 1 juta perorang, kini sudah dipatok menjadi 12 juta. Bisa perorang, rombongan atau atas nama majelis ta’lim.
Nah, musuh Islam ini keder melihat orang seperti beliau. Hanya modal ceramah saja, bisa mengumpulkan puluhan milyar dalam waktu dekat. Jika dibiarkan, maka puluhan milyar itu bisa menjadi puluhan triliun. Jika puluhan, ratusan dan ribuan triliun sudah terkumpul, bisa jadi kita akan lunasi utang negeri ini dengan uang tersebut. Dan ini, benar-benar membuat musuh Islam berpikir setengah mati untuk menghentikan langkah beliau.
Sekarang ini, konspirasi-konspirasi jahat yang dialamatkan kepada beliau mulai dilancarkan. Dengan beragam cara dan sudut pandang. Saya ingat majalah yang pertama kali mengusik dakwah beliau dan media-media yang kemudian menyerang beliau secara membabi buta.
Bahkan, ada di antara mereka yang bertanya, “Bagaimana kalau ada jamaah yang minta uangnya dikembalikan?”
Ini pertanyaan bodoh. Sangat bodoh. Karena sampai sekarang, tidak ada jamaah yang datang menarik investasi yang sudah dititipkan dalam PA dan PU yang beliau gagas itu. Bahkan, di luar sana, banyak sekali jamaah yang ingin bergabung. Tapi belum kesampaian. Baik karena uangnya terpakai untuk kebutuhan lain, atau yang memang sedang mengumpulkan uang sejumlah itu.
Oya, jangan cerita ke siapa-siapa ya? Beliau ini, berdasarkan sumber yang tidak mau disebut namanya, didatangi oleh beberapa orang yang hendak mencalonkan diri menjadi calon Presiden di pemilu mendatang. Dan, ustadz YM ini ditawari untuk menjadi wakilnya. Dengan tegas, ustadz yang masih muda dan tampan itu menolak. Dan penolakan beliau, berujung pada konspirasi jahat yang tengah terjadi saat ini.
Akhirnya, kita sepakati perkataan Ustadz M Natsir. Sang pendahulu dakwah di negeri ini pernah berpesan. Bahwa orang Islam yang mengurusi ekonomi, politik dan hal-hal ‘duniawi’ lainnya, tidaklah mungkin dibiarkan. Beliau kemudian melanjutkan, jika tidak mau diganggu, maka berislamlah hanya di masjid saja. Shalat, dzikir, baca Qur’an, istighotsah dan ibadah-ibadah ritual lainnya.
Lantas, apa yang bisa kita lakukan? Kita doakan ustadz-ustadz kita itu. Terlebih lagi, beliau-beliau terjun ke rimba raya politik dan ekonomi. Agar Allah menolong mereka, Agar Allah menguatkan mereka. Dan kita, menjadi bagian dari mereka.
Para musuh Islam memang membuat makar. Tapi ingatlah, Bahwa Allahlah sebaik-sebaik pembuat makar.
Karena kita punya Allah, maka kita punya berjuta harapan. Karena kita punya Allah, maka musuh hanyalah kerikil yang akan kita tendang ketika menghalangi jalan Kita. Karena kita punya Allah, maka tak ada alasan untuk mundur dari peperangan ini. Karena Islam, akan tetap menang. Dengan atau tanpa kita.
Tetaplah bertahan dan Bersiap-siagalah.

Kenakan Jilbab, Perempuan Non-Muslim Jadi Korban Islamofobia

Written By Mas Toto on July 20, 2013 | 12:49 AM

Kenakan Jilbab, Perempuan Non-Muslim Jadi Korban Islamofobia


Kenakan Jilbab Perempuan Non Muslim Jadi Korban Islamofobia 300x178 Kenakan Jilbab, Perempuan Non Muslim Jadi Korban Islamofobia almanar.co.id, LONDON — Dennis Queen tak menyangka jilbab yang dikenakannya justru memicu serangan rasis. Padahal ia bukanlah Muslim, namun sengaja mengenakan jilbab guna menghindari alergi matahari.
“Aku bukan Muslim, tapi aku merasa komentar rasis itu sangat menganggu. Aku dibilang pengkhianatlah, aku jadi bisa memahami apa yang umat Islam rasakan soal ini,” ungkap dia seperti dikutip The Express, Kamis (18/7).
Ibu dari empat anak ini menderita Polymorphic Light Eruption (PMLE), yakni sebuah penyakit dimana kulitnya menjadi ruam ketika tersengat matahari. Untuk menghindari hal itu, Queen mengenakan topi dan krim matahari. Tapi itu tidak mencegahnya terkena ruam.
Terpikir olehnya mengenakan pakaian serba tertutup, dalam hal ini pakaian tradisional Muslim, yakni jilbab. “Aku merasa tidak ingin keluar, tapi ada temanku seorang Muslim yang mendukungku mengenakannya. Ini membuat saya berani memakainya,” kenang dia.
Setelah memakai jilbab, Queen dikejutkan dengan sikap sebagian masyarakat Inggris. Di mata Queen, ada begitu banyak kebencian ketika sebagian masyarakat Inggris melihat jilbab. “Aku sebenarnya tidak peduli dengan rasis. Tapi aku membayangkan bagaimana Muslimah merasakan serangan itu setiap hari,” kata dia.
Sejak kejadian itu, Queen mulai memberikan sumbangsih terhadap ketidakadilan yang dialami Muslimah. Karenanya, ia mengajak perempuan Inggris untuk mengikuti apa yang dilakukan, utamanya kepada mereka yang berpenyakit serupa.
“Aku berharap bagi mereka yang membaca ini bisa mengambil keputusan yang sama dan menutupi seluruh tubuhnya. Karena Anda masih terlihat feminim,” kata dia. (republika.co.id)

Mursi Membantu Rusia Dan Bashar Bantai Kaum Muslim di Syam

Written By Mas Toto on July 5, 2013 | 8:43 AM

Mursi Membantu Rusia Dan Bashar Bantai Kaum Muslim di Syam

Untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, tepatnya pada Kamis, kapal perang besar  Armada Pasifik Rusia memasuki Laut Mediterania melalui Terusan Suez. Pemimpin militer di Angkatan Laut Rusia Viktor Viktorovich Chirkov, bahwa pasukan militer ini dapat diperluas untuk mencakup kapal selam nuklir.
Rusia, penjahat yang akan menghisap darah kaum Muslim di Syam tengah mengirimkan armadanya melalui Terusan Suez Mesir. Apakah pertolongan Mursi bagi rakyat Suriah, artinya adalah membantu pembantaian dan penumpahan darah mereka?! Apakah ini yang kalian ridhoi, wahai warga Mesir yang terhormat?! Ridhakah kalian dengan apa yang dilakukan para penguasa revolusi kalian terhadap saudara-saudara kalian di Syam?! (pal-tahrir.info, 16/5/2013).


sumber: http://hizbut-tahrir.or.id/2013/05/19/mursi-membantu-rusia-dan-bashar-bantai-kaum-muslim-di-syam/

Mursi Terus Khianati Kaum Muslim di Gaza, Dan Hanya Berusaha Untuk Menjaga Keamanan Yahudi

Mursi Terus Khianati Kaum Muslim di Gaza, Dan Hanya Berusaha Untuk Menjaga Keamanan Yahudi


Para pejabat Mesir dan Palestina mengatakan bahwa pasukan Mesir membanjiri terowongan yang digunakan untuk penyelundupan ke Gaza dalam serangan untuk menutup terowongan.
Meskipun jaringan terowongan merupakan urat nadi vital bagi warga Gaza, sebab diperkirakan sekitar 30% dari seluruh komoditas diangkut melalui terowongan itu, sehingga mampu meringankan dampak buruk dari blokade; dan meskipun fakta bahwa Mursi datang dengan membawa slogan Islam dan reformasi, namun kenyataaanya bahwa Mursi tidak berbeda dengan penguasa rezim sebelumnya, Mubarak, dalam komitmennya terhadap keamanan Yahudi, dengan menutup terowongan, serta pembantaian terhadap para Mujahid di Sinai, sungguh-sungguh dalam mencegah masuknya senjata ke Gaza, dan memperkuat blokade yang jelas haram dalam pandangan syariah Islam!! (pal-tahrir.info, 14/2/2013).


sumber: http://hizbut-tahrir.or.id/2013/02/15/mursi-terus-khianati-kaum-muslim-di-gaza-dan-hanya-berusaha-untuk-menjaga-keamanan-yahudi/

Islam bakal jadi agama dominan di Inggris dalam sepuluh tahun

Written By Mas Toto on June 15, 2013 | 10:28 AM

Islam bakal jadi agama dominan di Inggris dalam sepuluh tahun

Reporter : Vincent Asido PanggabeanJumat, 24 Mei 2013 09:05:00
Islam bakal jadi agama dominan di Inggris dalam sepuluh tahun
Warga muslim di Inggris. biyokulule.com



merdeka.com - Sebuah sensus dilakukan Kantor Statistik Nasional (ONS) Inggris pada 2011 lalu menyatakan satu dari sepuluh orang di bawah usia 25 tahun di Inggris merupakan kaum muslim, sementara warga Kristen mengalami penurunan. Ledakan populasi di antara warga muslim dan penuaan demografis di kalangan Nasrani ini bisa berarti bahwa Islam akan menjadi agama dominan di Inggris dalam sepuluh tahun ke depan.
Stasiun televisi Russia Today melaporkan, Jumat (17/5), sensus itu juga memperlihatkan jumlah orang Kristen turun 50 persen lebih cepat dari yang diperkirakan. Padahal dari analisa awal statistik menunjukkan hanya 15 persen penurunannya. Namun, ONS menemukan fakta bahwa angka ini telah diperkuat dengan tingkat kelahiran warga Kristen Inggris di luar negeri, yaitu sebanyak 1,2 juta orang.
Selain itu, dari analisa ini juga menunjukkan bahwa mayoritas warga Kristen adalah mereka yang berusia di atas 60 tahun, dan untuk pertama kalinya kurang dari setengah anak-anak muda di Inggris menyatakan diri mereka sebagai Kristen. Alhasil, ONS telah menghitung bahwa dalam satu dekade ke depan warga Kristen akan menggolongkan diri mereka sebagai kaum minoritas di Inggris.
Sampai saat ini Kristen memang masih menjadi agama dominan di Inggris dengan lebih dari 50 persen populasi menyatakan diri mereka sebagai Nasrani.
Namun, laporan ini juga memperlihatkan bahwa populasi warga muslim telah meningkat secara drastis selama 15 tahun terakhir dengan angka sebesar 75 persen, baik di Inggris dan Wales. Padahal dari sensus penduduk pada 2011 menempatkan warga muslim Inggris di kisaran lima persen. Peningkatan ini tidak lain didorong oleh sekitar 600 ribu imigran muslim yang tiba di Inggris lebih dari satu dekade lalu.
Direktur Eksekutif Kantor Statistik Nasional, Keith Porteous Wood, mengatakan kepada surat kabar the Telegraph bahwa penurunan warga Kristen memang tidak dapat dielakkan lagi. "Dalam 20 tahun ke depan akan ada lebih banyak kegiatan kaum muslim daripada orang pergi ke gereja."
Selain itu, orang yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai ateis telah meningkat sebesar sepuluh persen, yakni dari angka 15 persen menjadi 25 persen. Asosiasi Humanis Inggris menggambarkan perubahan ini dengan sebutan pergeseran budaya yang sudah terlihat jelas.
Sementara Gereja Inggris menanggapi statistik itu dengan yakin dan menyatakan bahwa mereka masih mempertahankan dasar yang kuat dari imanorang-orang Kristen.
"Ini adalah sebuah tantangan, fakta bahwa enam dari sepuluh orang di Inggris dan Wales menyatakan diri mereka sebagai orang Kristen tidak boleh mengecilkan hati kita. Kekristenan tidak lagi sebuah agama budaya, tetapi agama keputusan dan komitmen. Orang membuat sebuah pilihan yang positif dalam menyatakan diri mereka sebagai Nasrani," kata Juru bicara Keuskupan Katolik Inggris dan Wales, pada Desember tahun lalu.
Selain itu, sensus ONS juga memperlihatkan adanya peningkatan dari pengikut agama Hindu, Sikhisme, Buddha, dan Yahudi.

Bukti Bahwa Nabi Musa Pernah Membelah Lautan

Written By Mas Toto on May 10, 2013 | 12:31 AM

Bukti Bahwa Nabi Musa Pernah Membelah Lautan





Seorang Arkeolog bernama Ron Wyatt pada ahir tahun 1988 silam mengklaimbahwa dirinya telah menemukan beberapa bangkai roda kereta tempur kuno didasar laut merah. Menurutnya, mungkin ini merupakan bangkai kereta tempur Pharaoh yang tenggelam dilautan tsb saat digunakan untuk mengejar Musa bersama para pengikutnya.

Menurut pengakuannya, selain menemukan beberapa bangkai roda kereta tempur berkuda, Wyatt bersama para krunya juga menemukan beberapa tulang manusia dan tulang kuda ditempat yang sama.

Temuan ini tentunya semakin memperkuat dugaan bahwa sisa2 tulang belulang itu merupakan bagian dari kerangka para bala tentara Pharaoh yang tenggelam di laut Merah. Apalagi dari hasil pengujian yang dilakukan di Stockhlom University terhadap beberapa sisa tulang belulang yang berhasil ditemukan,memang benar adanya bahwa struktur dan kandungan beberapa tulang telah berusia sekitar 3500 tahun silam, dimana menurut sejarah,kejadian pengejaran itu juga terjadi dalam kurun waktu yang sama.

Selain itu, ada suatu benda menarik yang juga berhasil ditemukan, yaitu poros roda dari salah satu kereta kuda yang kini keseluruhannya telah tertutup oleh batu karang, sehingga untuk saat ini bentuk aslinya sangat sulit untuk dilihat secara jelas. Mungkin Allah sengaja melindungi benda ini untuk menunjukkan kepada kita semua bahwa mukjizat yang diturunkan kepada Nabi2-Nya merupakan suatu hal yang nyata dan bukan merupakan cerita karangan belaka. Diantara beberapa bangkai kereta tadi, ditemukan pula sebuah roda dengan 4 buah jeruji yang terbuat dari emas.



Pada bagian peta yang dilingkari (lingkaran merah), menurut para ahli kira-kira disitulah lokasi dimana Nabi Musa bersama para kaumnya menyebrangi laut Merah. Lokasi penyeberangan diperkirakan berada di Teluk Aqaba di Nuweiba. Kedalaman maksimum perairan di sekitar lokasi penyeberangan adalah 800 meter di sisi ke arah Mesir dan 900 meter di sisi ke arah Arab. Sementara itu di sisi utara dan selatan lintasan penyeberangan (garis merah) kedalamannya mencapai 1500 meter. Kemiringan laut dari Nuweiba ke arah Teluk Aqaba sekitar 1/14 atau 4 derajat, sementara itu dari Teluk Nuweiba ke arah daratan Arab sekitar 1/10 atau 6 derajat /

Diperkirakan jarak antara Nuweiba ke Arab sekitar 1800 meter.Lebar lintasan Laut Merah yang terbelah diperkirakan 900 meter. Dapatkah kita membayangkan berapa gaya yang diperlukan untuk dapat membelah air laut hingga memiliki lebar lintasan 900 meter dengan jarak 1800 meter pada kedalaman perairan yang rata2 mencapai ratusan meter untuk waktu yang cukup lama, mengingat pengikut Nabi Musa yang menurut sejarah berjumlah ribuan? (menurut tulisan lain diperkirakan jaraknya mencapai 7 km, dengan jumlah pengikut Nabi Musa sekitar 600.000 orang dan waktu yang ditempuh untuk menyeberang sekitar 4 jam).

Menurut sebuah perhitungan, diperkirakan diperlukan tekanan (gaya per satuan luas) sebesar 2.800.000 Newton/m2 atau setara dengan tekanan yang kita terima Jika menyelam di laut hingga kedalaman 280 meter. Jika kita kaitkan dengan kecepatan angin,menurut beberapa perhitungan, setidaknya diperlukan hembusan angin dengan kecepatan konstan 30 meter/detik (108 km/jam) sepanjang malam untuk dapat membelah dan mempertahankan belahan air laut tersebut dalam jangka waktu 4 jam!!! sungguh luar biasa, Allah Maha Besar.

Spoilerfor pic:

poros roda dari salah satu kereta kuda yang kini keseluruhannya telah tertutup oleh batu karang.

Spoilerfor pic:

Spoilerfor pic:

Spoilerfor pic:

penyelam yang menemukan bangkai roda dan kereta

Spoilerfor pic:

Spoilerfor pic:

Spoilerfor pic:
bagi ini ya
asal jgn ini
ini jg gpp


SUMBER

Trit Bermanfaat

UPDATE
Spoilerfor Laut Terbelah:
Ayat I ada di Qur'an Surat Ash-Shu'ara (26) : 63

ูَุฃَูˆْุญَูŠْู†َุง ุฅِู„َู‰ ู…ُูˆุณَู‰ ุฃَู†ِ ุงุถْุฑِุจ ุจِّุนَุตَุงูƒَ ุงู„ْุจَุญْุฑَ ูَุงู†ูَู„َู‚َ ูَูƒَุงู†َ ูƒُู„ُّ ูِุฑْู‚ٍ ูƒَุงู„ุทَّูˆْุฏِ ุงู„ْุนَุธِูŠู…ِ

Lalu Kami wahyukan kepada musa: "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu". Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar.

Ayat ke-2 ada di Quran Surat Ta-Ha (20) No. Ayat : : 77

ูˆَู„َู‚َุฏْ ุฃَูˆْุญَูŠْู†َุง ุฅِู„َู‰ ู…ُูˆุณَู‰ ุฃَู†ْ ุฃَุณْุฑِ ุจِุนِุจَุงุฏِูŠ ูَุงุถْุฑِุจْ ู„َู‡ُู…ْ ุทَุฑِูŠู‚ุงً ูِูŠ ุงู„ْุจَุญْุฑِ ูŠَุจَุณุงً ู„َّุง ุชَุฎَุงูُ ุฏَุฑَูƒุงً ูˆَู„َุง ุชَุฎْุดَู‰

Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa: "Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering dilaut itu , kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam)".

Al-Qur’an telah memberi tahu peristiwa tersebut dalam surat Al Baqarah ayat 20 yang artinya :

“Dan (ingatlah), ketika kami belah laut untukmu lalu kami selamatkan kamu dan kami tenggelamkan (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya, sedang kamu sendiri menyaksikan”.

Dan di dalam Al-Quran Surat Asy-Syu’araa ayat 63 telah berfirman Allah SWT. Kepada Musa as.

“Lalu Kami wahyukan kepada Musa, Pukullah lautan itu dengan tongkatmu. Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan seperti gunung yang besar.”

Pendakwah tak boleh pasang tarif

Written By Mas Toto on May 8, 2013 | 9:54 PM

Pendakwah tak boleh pasang tarif

Reporter : Mohamad Hasist
Sabtu, 4 Agustus 2012 15:30:14
Pendakwah tak boleh pasang tarif


Muhammadun bersama Arifin Ilham. ©2012 Merdeka.com
177
 


Pengurus Majelis Ulama Indonesia Provinsi Riau, Muhammadun menjelaskan, dakwah itu kewajiban yang melekat pada setiap muslim. Baik secara lisan atau perbuatan. Salah satu tujuan dakwah adalah melanjutkan kehidupan Islam (lil isti’nafu hayatil islam).

"Objek dakwah itu adalah seluruh umat manusia, baik muslim maupun yang belum muslim. Nah, karena dakwah itu adalah kewajiban, maka tidak layak dai memasang tarif, apalagi dikomersilkan," kata Muhammadun kepada merdeka.com, Sabtu (4/8).

Muhammadun mencontohkan Rasulullah SAW, para sahabat nabi dan ulama terdahulu termasuk para wali yang menyebarkan Islam di Nusantara ini. "Apa pernah ada riwayat mereka itu minta bayaran? Tidak kan," ujar dia.

Jiwa Ikhlas mereka harus diteladani. Sebab, ikhlas akan melahirkan kekuatan rohani. Kalau tidak ikhlas, nilainya nol. Tidak ada ruhnya.

"Lantas coba sekarang bayangkan, ada daerah terpencil, penduduknya mayoritas miskin, mereka perlu pencerahan tauhid misalnya. Kalau dainya jual mahal bagaimana? Bisa jadi murtad mereka," kata Muhammadun.

Jangan stand up comedy

Karena tugas berdakwah sangat mulia, sebaiknya dalam menyebarkan Islam tidak dikomersilkan. Apalagi, jika seorang pendakwah lebih banyak melucu, itu akan mereduksi nilai dakwah itu sendiri.

"Sekarang yang kita saksikan di televisi, seakan ada reduksi. Ketika kita mereduksi dai itu hanya tukang ceramah, maka aktivitas dakwah hanya akan jadi seperti stand up comedy," kata Muhammadun.

Dan yang paling berbahaya adalah jika seorang pendakwah menjadikan dakwah itu sebagai profesi. "Dai itu kewajiban melekat pada setiap muslim," ujar dia.

Muhammadun mencontohkan, dai bisa dari mana saja. Dai sejati itu bisa dari kalangan pengusaha seperti Abdurrahman bin Auf, petani intelektual seperti Ali bin Abi Thalib, Kepala negara yang juga ulama seperti Umar bin Abdul Aziz, Panglima sholeh seperti Muhammad al Fatih dan Nuruddin Zanki.

Selain mereka, di Indonesia juga banyak pendakwah sejati tanpa harus nongol di televisi. Mereka ini juga punya ribuan jamaah.

Di Jombang misalnya, pengajian kitab Al Hikam itu luar biasa peminatnya. Siapa yang mengisi? Jamaluddin. Di Riau, ada beberapa ustaz yang cukup berkualitas. Ada Mawardi M Saleh alumni Madinah yang ahli Ushul Fiqh dan Musthofa Umar alumni Al Azhar.

KH Agus Salim, kesederhanaan penguasa banyak bahasa

KH Agus Salim, kesederhanaan penguasa banyak bahasa

Reporter : Harwanto Bimo Pratomo
Minggu, 5 Mei 2013 10:03:00
KH Agus Salim, kesederhanaan penguasa banyak bahasa


h agus salim. wikipedia

 


Haji Agus Salim adalah salah satu pejuang kemerdekaan Indonesia yang tidak berjuang menggunakan bambu runcing atau senjata api. Senjata seorang Agus Salim ialah intelektualitas dan kepandaiannya dalam berdiplomasi.

Pendidikan Agus Salim dimulai dari Europeesche Lagere School (ELS) atau sekolah khusus anak-anak Eropa, kemudian dilanjutkan ke Hoogere Burgerschool (HBS) di Batavia. Ketika lulus, dia berhasil menjadi lulusan terbaik di HBS se-Hindia Belanda.

Setelah lulus, Salim bekerja sebagai penerjemah dan pembantu notaris pada sebuah kongsi pertambangan di Indragiri. Di usia yang sangat muda ini, Agus Salim sudah berhasil menguasai sedikitnya tujuh bahasa asing yakni Arab, Belanda, Inggris, Turki, Perancis, Jepang dan Jerman.

Kecerdasan dan kepiawaian Agus Salim dalam berdiplomat ternyata menarik minat negara dan penjajah saat itu yakni Belanda. Belanda menawarkan kepadanya untuk menjadi penerjemah pada Konsulat Belanda di Jeddah pada tahun 1906 sampai 1911.

Pada saat di Mekkah itulah Salim mendalami ilmu agama dengan pamannya Syeikh Khatib al-Minangkabawi yang saat itu menjadi Imam di Masjidil Haram. Di samping ilmu-ilmu agama, Syeikh Khatib juga mengajarkan Salim ilmu diplomasi dalam hubungan internasional yang di kemudian hari nanti menjadi andalannya memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Pasca-lima tahun dalam perantauan, Agus Salim kembali ke Tanah Air. Pada 1915, Salim meniti karir dengan malang melintang di dunia jurnalistik. Kepribadian Agus Salim yang tegas membuat setiap tulisannya selalu tajam dan mengandung kritikan pedas dalam membakar semangat kemerdekaan rakyat Indonesia.

Dunia jurnalistik ternyata bukan pelabuhan akhir karir Agus Salim di mana dia juga memutuskan untuk terjun ke dunia politik sebagai pemimpin Sarekat Islam. Ternyata pilihan putra dari pasangan Soetan Salim gelar Soetan Mohamad Salim dan Siti Zainab ini tidak salah. Terbukti pada 1946 sampai 1950 dia menjadi bintang dalam percaturan politik Indonesia.

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, Agus Salim diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung. Selain itu Salim juga dipercaya sebagai Menteri Muda Luar Negeri dalam Kabinet Syahrir I dan II serta menjadi Menteri Luar Negeri dalam Kabinet Hatta.
Buya Hamka, seorang pendakwah otodidak yang legendaris
Nurcholish Madjid, pendamai Islam dan demokrasi

Kefasihannya dalam berdiplomasi membuat dia dipercaya untuk menjalankan berbagai misi diplomatik dengan tujuan memperkenalkan negara baru Republik Indonesia ke dunia luar, serta bagian dari diplomasi dalam mempertahankan kemerdekaan. Salah satu buah dari upaya diplomasi Agus Salim adalah, pada 1947, Indonesia mendapat pengakuan kedaulatan dan perjanjian persahabatan dengan Mesir. Mesir tercatat sebagai negara pertama di dunia yang mengakui kemerdekaan Indonesia.

Agus Salim yang dianugrahi kejeniusan dan hidup sebagai orang besar tidak lantas membuatnya tinggi hati. Kesederhanan Agus Salim ini terlihat pada saat dirinya menghadiri salah satu konferensi besar di mana saat itu dia makan dengan menggunakan tangannya sementara para peserta muktamar menggunakan sendok.

Ketika sebagian anggota muktamar mencemooh dengan mengatakan "Salim, sekarang tidak saatnya lagi makan dengan tangan, tapi dengan sendok," kemudian dia hanya menjawab "tangan yang selalu saya gunakan ini selalu saya cuci setiap kali akan makan, dan hanya saya yang memakai dan menjilatnya. Sementara sendok-sendok yang kalian gunakan sudah berapa mulut yang telah menjilatnya". Sontak hadirin pada saat itu malu dan langsung terdiam.

Haji Agus Salim ditetapkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 27 Desember 1961 melalui Keppres nomor 657 tahun 1961.

KH Ahmad Dahlan berdakwah dengan rasionalitas

KH Ahmad Dahlan berdakwah dengan rasionalitas

Reporter : Alwan Ridha Ramdani
Minggu, 5 Mei 2013 12:03:00
KH Ahmad Dahlan berdakwah dengan rasionalitas


KH. Ahmad Dahlan. ©blogspot.com

 

Sumber merdeka.com


"Buat apa kita mengaji, banyak-banyak surah, tapi hanya untuk dihafal," ujar Ahmad Dahlan pada santrinya dalam cuplikan film Sang Pencerah.

Muhamad Darwis atau yang dikenal dengan KH Ahmad Dahlan, seorang santri yang pada usia 15 tahun sudah berangkat ke Makkah. Cara pembelajarannya bukanlah dengan khutbah massal. Dia belajar santri di langgar, metode diskusi bukan sekadar menghapal surah dengan santri yang awalnya hanya segelintir orang.

Dahlan pun dicibir karena meluruskan arah kiblat yang dianggap salah. Bahkan, untuk meluruskan arah kiblat tersebut, Dahlan memberikan argumen dengan menggunakan kompas dan peta di hadapan para kiai.

Dalam laman Muhammadiyah.or.id, disebutkan untuk membangun upaya dakwah, Dahlan gigih membina angkatan muda untuk bersama-sama melaksanakan upaya dakwah yang sistematis dan kolektif.

Strategi yang dipilihnya untuk mempercepat dan memperluas gagasannya tentang gerakan dakwah Muhammadiyah ialah dengan mendidik para calon pamongpraja (calon pejabat) yang belajar di OSVIA Magelang dan para calon guru yang belajar di Kweekschool Jetis Yogyakarta. Karena ia sendiri diizinkan oleh pemerintah kolonial untuk mengajarkan agama Islam di kedua sekolah tersebut.

Dengan mendidik para calon pamongpraja diharapkan segera memperluas gagasan pembaharuannya. Karena mereka akan menjadi orang yang mempunyai pengaruh luas di tengah masyarakat.

Dia juga mendidik para calon guru untuk mempercepat proses transformasi ide tentang gerakan dakwahnya, karena mereka mempunyai murid yang banyak. Oleh karena itu, Dahlan juga mendirikan sekolah guru yang kemudian dikenal dengan Madrasah Mu'allimin (Kweekschool Muhammadiyah) dan Madrasah Mu'allimat (Kweekschool Putri Muhammadiyah).

Gagasan pembaharuan disebarluaskan oleh Ahmad Dahlan dengan mengadakan tabligh ke berbagai kota. Di dalam kota Yogyakarta, Ahmad Dahlan menganjurkan pada jemaah dan perkumpulan untuk mengadakan pengajian dan menjalankan kepentingan Islam.

Oktober 1922, Ahmad Dahlan memimpin delegasi Muhammadiyah dalam kongres Al-Islam di Cirebon. Kongres ini diselenggarakan oleh Sarikat Islam (SI) guna mencari aksi baru untuk konsolidasi persatuan ummat Islam. Dalam kongres tersebut, Muhammadiyah dan Al-Irsyad, dikabarkan terlibat perdebatan yang tajam dengan kaum Islam ortodoks dari Surabaya dan Kudus. Muhammadiyah dipersalahkan menyerang aliran yang telah mapan dan dianggap membangun mazhab baru di luar mazhab empat yang telah ada.

Menanggapi hal tersebut, Ahmad Dahlan menjawabnya dengan argumentasi. "Muhammadiyah berusaha bercita-cita mengangkat agama Islam dari keadaan terbelakang. Banyak penganut Islam yang menjunjung tinggi tafsir para ulama dari pada Quran dan Hadis. Umat Islam harus kembali kepada Quran dan Hadis. Harus mempelajari langsung dari sumbernya, dan tidak hanya melalui kitab-kitab tafsir," katanya kala itu.

KH Hasyim Asyari dan resolusi jihad melawan Belanda

KH Hasyim Asyari dan resolusi jihad melawan Belanda

Reporter : Mohamad Taufik
Minggu, 5 Mei 2013 13:17:00
KH Hasyim Asyari dan resolusi jihad melawan Belanda


KH. Hasyim Ashari. ©blogspot.com
300
 
 


 
Tulisan ini hanya sepenggal kisah tentang Hasyim Asyari, pahlawan nasional dan pendiri organisasi Nahdhatul Ulama (NU). Kiai karismatik berjuluk Hadratus Syaikh yang berarti Maha Guru, ini dikenal sebagai ahli ilmu agama, khususnya tafsir, hadits dan fiqih.

Dia mengabdi kepada umat dengan mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng di Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Hasyim juga berdakwah ke daerah-daerah pada masanya.

Sedangkan gelar pahlawan dia dapat karena pada masa penjajahan belanda, Hasyim Asyari ikut mendukung upaya kemerdekaan dengan menggerakkan rakyat melalui fatwa jihad yang kemudian dikenal sebagai resolusi jihad melawan penjajah Belanda pada 22 Oktober 1945. Akibat fatwa itu, meledak lah perang di Surabaya pada 10 November 1945.

Menurut Ishom Hadzik (2000) dalam buku yang ditulis Zuhairi Misrawi berjudul "Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari: moderasi, keumatan, dan kebangsaan", pada masa penjajahan Belanda, Hasyim senantiasa berkomunikasi dengan tokoh-tokoh muslim dari berbagai penjuru dunia untuk melawan penjajahan.

Misalnya dengan Pangeran Abdul Karim al-Khatthabi (Maroko), Sultan Pasha Al-Athrasi (Suriah), Muhammad Amin al-Husaini (Palestina), Dhiyauddin al-Syairazi, Muhammad Ali, dan Syaukat Ali (India), serta Muhammad Ali Jinnah (Pakistan).

Hasilnya pada 22 Oktober 1945, Hasyim dan sejumlah ulama di kantor NU Jatim mengeluarkan resolusi jihad itu. Karena itulah Hasyim diancam hendak ditangkap Belanda. Namun Hasyim tak bergeming, dia memilih bertahan mendampingi laskar Hizbullah dan Sabilillah melawan penjajah.

Bahkan ketika Bung Tomo meminta Kiai Hasyim mengungsi dari Jombang, Hasyim berkukuh bertahan hingga titik darah penghabisan. Hingga muncul sebuah kaidah (rumusan masalah yang menjadi hukum) populer di kalangan kelompok tradisional; hubb al-wathan min al-iman (mencintai tanah air adalah bagian dari iman).

Fatwa atau resolusi jihad Hasyim berisi lima butir. Seperti ditulis Lathiful Khuluq berjudul "Fajar Kebangunan Ulama, Biografi Kiyai Hasyim Asyari" yang diterbitkan LKiS pada 2000 lalu, butir Pertama resolusi jihad berbunyi; kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus wajib dipertahankan.

Butir ke dua; Republik Indonesia sebagai satu-satunya pemerintahan yang sah harus dijaga dan ditolong. Ke tiga; musuh republik Indonesia yaitu Belanda yang kembali ke Indonesia dengan bantuan sekutu Inggris pasti akan menggunakan cara-cara politik dan militer untuk menjajah kembali Indonesia.

Ke empat; umat Islam terutama anggota NU harus mengangkat senjata melawan penjajah Belanda dan sekutunya yang ingin menjajah Indonesia kembali. Ke lima; kewajiban ini merupakan perang suci (jihad) dan merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang tinggal dalam radius 94 kilo meter, sedangkan mereka yang tinggal di luar radius tersebut harus membantu dalam bentuk material terhadap mereka yang berjuang.

Semangat dakwah antikolonialisme sudah melekat pada diri Hasyim sejak belajar di Makkah, ketika jatuhnya dinasti Ottoman di Turki. Menurut Muhammad Asad Syihab (1994), Hasyim pernah mengumpulkan kawan-kawannya, lalu berdoa di depan Multazam, berjanji menegakkan panji-panji keislaman dan melawan berbagai bentuk penjajahan.

Semangat itu dia bawa tatkala kembali ke Indonesia dan dia tularkan kepada anaknya, Wahid Hasyim. Kelak, Wahid Hasyim dipercaya menjabat sebagai Menteri Agama pertama pada era Presiden Soekarno.

Sikap anti penjajahan juga sempat membawa Hasyim masuk bui ketika masa penjajahan Jepang. Waktu itu, kedatangan Jepang disertai kebudayaan 'Saikerei' yaitu menghormati Kaisar Jepang "Tenno Heika" dengan cara membungkukkan badan 90 derajat menghadap ke arah Tokyo setiap pagi sekitar pukul 07.00 WIB.

Budaya itu wajib dilakukan penduduk tanpa kecuali, baik anak sekolah, pegawai pemerintah, kaum pekerja dan buruh, bahkan di pesantren-pesantren. Bisa ditebak, Hasyim Asyari menentang karena dia menganggapnya 'haram' dan dosa besar.

Membungkukkan badan semacam itu menyerupai 'ruku' dalam sholat, hanya diperuntukkan menyembah Allah SWT. Menurut Hasyim, selain kepada Allah hukumnya haram, sekalipun terhadap Kaisar Tenno Heika yang katanya keturunan Dewa Amaterasu, Dewa Langit.

Akibat penolakannya itu, pada akhir April 1942, Hasyim Asyari yang sudah berumur 70 tahun dijebloskan ke dalam penjara di Jombang. Kemudian dipindah ke Mojokerto, lalu ke penjara Bubutan, Surabaya. Selama dalam tawanan Jepang, Kiai Hasyim disiksa hingga jari-jari kedua tangannya remuk tak lagi bisa digerakkan.

Hasyim Asyari lahir di Desa Gedang, Kecamatan Diwek, Jombang, Jawa Timur, 10 April 1875 dengan nama lengkap Mohammad Hasyim Asyari. Mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng dan organisasi NU. Kakek almarhum Gus Dur ini meninggal di Jombang, 25 Juli 1947 pada umur 72 tahun.

MUI nilai ustaz pesohor kurang mendidik publik

MUI nilai ustaz pesohor kurang mendidik publik

 

 
Reporter : Mardani
Sabtu, 4 Agustus 2012 14:56:01
MUI nilai ustaz pesohor kurang mendidik publik


Industri pertelevisian Tanah Air melahirkan sejumlah ustaz pesohor yang dikenal publik. Berbekal ilmu agama yang dimilikinya, para ustaz pesohor itu berdakwah di layar kaca dengan ciri dan gayanya masing-masing.

Tak jarang, ustaz pesohor itu berlaku bak layaknya seorang selebritis yang kerap diliput infotainmen. Gosip seputar kehidupan pribadinya pun kerap diburu para pekerja infotainmen.

Isu perselingkuhan dan gaya hidup 'wah' layaknya seorang selebritis seperti tak asing lagi menerpa mereka. Untuk meraih simpati publik, mereka tak jarang menggunakan canda dan guyonan dalam ceramahnya.

Hal itu terkadang mengakibatkan inti dakwah yang seharusnya disampaikan tak dapat dicerna publik. Penampilan mereka di layar kaca semakin mudah dilihat seiring datangnya bulan Ramadan.

Berbeda dengan ustaz 'kampung' yang hanya dibayar dengan besek atau kadang hanya ucapan terimakasih, ustaz pesohor justru mendapat bayaran jutaan rupiah. Lantas bagaimana tanggapan Majelis Ulama Indonesia (MUI) terhadap fenomena ustaz pesohor?

"Dakwah mereka kurang mengena dan mendidik masyarakat. Misalnya, gayanya, tema dakwah yang disampaikannya juga ada yang tidak ada isinya alias hanya becanda saja itu tidak akan memperbaiki akhlak masyarakat, penampilan dan kata-kata yang dipakai juga terlalu fulgar," kata Ketua MUI, Ma'ruf Amin kepada merdeka.com, Jumat (3/8).

Menurutnya, berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan MUI soal ustaz pesohor diperoleh hasil pemahaman dan metode dakwah yang disampaikan mereka perlu diperbaiki. Sebab, dakwah yang disampaikan mereka akan berpengaruh kepada umat.

Atas dasar itu, MUI telah menyiapkan sebuah program pelatihan kepada ustaz pesohor. "Kami akan mengadakan training pelatihan kepada ustaz yang sering tampil di televisi supaya membawa perbaikan, jadi tidak sekedar seperti hiburan, tapi memiliki edukasi," kata dia.

Dia menilai, gaya 'baru' yang para ustaz pesohor dalam berdakwah tak lepas dari tuntutan masyarakat. Sebab, kebanyakan masyarakat menyukai ceramah yang bersifat jenaka dan tidak serius.

"TV juga kan maunya ustaz yang digemari masyarakat. Tapi yang penting arahannya sehingga mereka tidak hanya sekedar mengikuti tuntutan masyarakat saja tapi juga memberi perubahan kepada masyarakat melalui dakwahnya," kata dia.

Sementara, mengenai gaya hidup 'wah' dan gosip miring yang kerap menimpa para ustaz pesohor, dia mengatakan seorang ustaz harus menjauhkan dirinya dari sesuatu yang tak baik. Karena, karena ustaz adalah ujung tombak agama untuk memberi pencerahan kepada masyarakat.

"Kalau mereka melakukan hal-hal yang seperti itu nanti masyarakat juga akan menilai dan tak akan respect. Kita menilai yang penting ustaz itu jangan menyimpang," kata dia.

Ustad Solmed Siap Jadi Ayah bagi Anak-anak Almarhum Uje

Written By Mas Toto on May 1, 2013 | 5:40 AM

Ustad Solmed Siap Jadi Ayah bagi Anak-anak Almarhum Uje

   Ustad Solmed Foto Dok. Tabloid C&R
 
Jakarta, C&R Digital - Dengan meninggalnya Uje yang meninggalkan tiga orang anak, Adiba Khanza Az-Zahra, Mohammad Abidzar Al-Ghifari dan Ayla Azuhro, dengan demikian ketiga anak almarhum berstatus yatim. Salah satu sahabat almarhum, ustad Solmed, mengaku siap menjadi ayah bagi anak-anak Uje.


"Tadi saya ketemu putra putri beliau, di hadapan semua saya bilang 'kami semua adalah ayah buat kamu, sahabat ayah kamu. Kalau ada apa-apa jangan pernah ragu malu untuk minta. Kami semua tanggung jawab," tuturnya saat ditemui di rumah almarhum Uje, Rempoa, Jakarta Selatan, Jumat (26/04) pagi.

Bagi Ustad Solmed, tak hanya keluarga dan kerabat saja yang kehilangan sosok Ustad Uje , tapi juga seluruh masyarakat Indonesia.

"Seluruh Indonesia kehilangan sosok Uje, begitu banyak kebaikan beliau," katanya.

Solmed pun menghimbau untuk seluruh umat Islam di Indonesia untuk mendoakan almarhum agar mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya.

"Beliau hanya butuh doa, doakan semua, kalau perlu semua umat Islam sholat jenazah doakan beliau. Sebagai bentuk rasa cinta," tutupnya.


Sebelum Meninggal, Uje Berikan Amanah kepada Ustad Solmed

Sebelum Meninggal, Uje Berikan Amanah kepada Ustad Solmed 

Ustad Solmed   
Ustad Solmed Foto Dok. Tabloid C&R
  
Jakarta, C&R Digital - Sebelum meninggal, Uje sempat memberikan amanahpada sang sahabat, ustad Solmed. Pada hari Minggu (20/04) lalu, ia sempat bertemu dengan almarhum.
"Ketemu kemarin malam Ahad tanggal 20. Jam 12 malem datang, saya lihat beliau pucat pasi. 'Mata ente kenapa? 'Capek banget ngantuk ' katanya. Kalau capek jangan dipaksain enggak apa-apa," ujar ustad Solmed saat ditemui di rumah almarhum Uje, Rempoa, Jakarta Selatan, Jumat (26/04) pagi.

Setelah itu, Ustad Solmed menuturkan bahwa almarhum sempat menitipkan cincin kesayangannya dan berpesan pada Ustad Solmed untuk melanjutkan dakwahnya.
"Saya peluk beliau, terus ngomong 'ini cincin buat lo, lo terusin dakwah gue, ini peci buat lo, lo terusin dakwah gue. Saya nangis,  saya peluk, enggak boleh berhenti dakwah," tutur ustad Solmed.
Ustad Solmed pun baru merasakan bahwa pelukan pada hari Minggu itu adalah pertanda dari almarhum.
"Beliau orang tegar, jarang nangis dan kemarin itu pelukan sambil nangis. Feeling, ternyata itu bagian dari tanda beliau akan pergi tinggalkan kita semua," tutupnya.


Biografi Ustad Jefri Al Buchori (UJE)

Jefri Al Buchori

Jeffry Al-Buchori

Jeffry Al Buchori
Lahir 12 April 1973
Bendera Indonesia Jakarta
Meninggal 26 April 2013 (umur 40)
Bendera Indonesia Jakarta
Kebangsaan Indonesia
Nama panggilan Uje (Azzizah Ika)
Pekerjaan Penceramah, penyanyi salawat
Agama Islam
Pasangan Pipik Dian Irawati Popon
Anak Adiba Khanza Az-Zahra
Mohammad Abidzar Al-Ghifari
Ayla Azuhro
Orang tua H. Ismail Modal
Dra. Hj. Tatu Mulyana
Jefri Al Buchori atau lebih dikenal sebagai Ustad Uje (lahir di Jakarta, 12 April 1973 – meninggal di Jakarta, 26 April 2013 pada umur 40 tahun) adalah seorang pendakwah (ustad), penari, penyanyi, dan pemain film (aktor) dari Indonesia.[1] [2]

Pendidikan dan kehidupan pribadi

Jefri, lahir di Jakarta adalah anak ketiga dari Ayah, Ismail Modal (alm) dan Ibu, Tatu Mulyana. [1] Berdasarkan wawancaranya dengan Gatra, masa kecilnya dihabiskan di daerah Pangeran Jayakarta dimana lingkungan sekitarnya terdapat banyak bar dan diskotek.[3] Jefri tidak pernah merasakan kelas 4 sekolah dasar karena pada saat bersekolah di SD 07 Karang Anyar, ia lompat kelas dari kelas 3 ke kelas 5.[3] Sejak kecil ia telah menunjukkan ketertarikan pada mata pelajaran agama dan kesenian.[3] Setamat SD, Jefri dan kedua kakaknya bersekolah di Pesantren modern di Daar el Qolam Gintung, Balaraja, Tangerang [1] namun ia hanya mengikuti pendidikan selama empat tahun dari enam tahun syarat lulus [3] dan pindah sekolah ke Madrasah Aliyah karena perilaku yang tidak terpuji. [2] Sejak kecil Jefri telah menunjukkan bakat untuk tampil dengan meraih prestasi MTQ (Musabaqah Tilawatil Quran) hingga tingkat provinsi. [1]
Masa mudanya kerap diidentikkan dengan narkoba, disko, dan bermain bola bilyar.[3] "Gue itu dulu dutanya setan di dunia" - pengakuannya pada saat wawancara.[3] Selepas Madrasah (setingkat SMA) ia melanjutkan pada akademi Broadcasting di Rawamangun, Jakarta - namun tidak selesai kuliah dikarenakan lebih mementingkan bermain bilyar.[3]
Sebagai pecandu narkoba, Jefri bertemu dengan Pipik Dian Irawati yang dikenal sebagai model gadis sampul majalah Aneka tahun 1995 asal Semarang, Jawa Tengah dan menikah siri pada 7 September 1999. Pernikahan ini kemudian diresmikan di Semarang dua bulan kemudian.[3] Pasangan ini dikaruniai tiga orang anak, Adiba Khanza Az-Zahra, Mohammad Abidzar Al-Ghifari, dan Ayla Azuhro.[3]

Meninggal dunia

Uje meninggal dunia dalam usia 40 tahun pada tanggal 26 April 2013 dalam sebuah kecelakaan tunggal di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, pada pukul 2 waktu setempat. Ia menabrak pohon setelah kehilangan kendali atas Kawasaki ER-6n bernopol B 3590 SGQ yang sedang dikendarai.[4] [5] [6] [7]
Ia sempat dirujuk ke Rumah Sakit Pondok Indah dan Rumah Sakit Fatmawati, namun nyawanya tidak tertolong.[8][9] Selanjutnya, jenazah Uje dibawa ke rumah duka di Perum Bukit Mas, Jalan Narmada III, Rempoa, Bintaro, Tangerang Selatan, Ustadz Jeffry dimakamkan di TPU Karet Bivak, Tengsin, Jakarta Pusat setelah sebelumnya disalatkan di Masjid Istiqlal.[10]

Karir

Aktor dan penari

Karir sebagai aktor bermula dari kegemaran Jefri menyambangi Institut Kesenian Jakarta dan mengikuti hingga menggantikan pemain sinetron yang sedang latihan, sampai akhirnya mengikuti pemilihan pemain dan mendapat peran.[1] Ia juga menjadi penari di sebuah kelab malam. [1] Pada tahun 1991 Jefri mendapatkan peran pada sinetron Pendekar Halilintar di TVRI, dan pada tahun 1991 terpilih sebagai pemeran pria terbaik dalam Sepekan Sinetron Remaja Sayap Patah yang ditayangkan TVRI. [3] [1]

Penceramah, trend busana, dan penyanyi

Sementara karir di bidang dakwahnya dimulai pada tahun 2000 saat menggantikan kakaknya yang menjadi imam di sebuah masjid di Singapura. [3] Pekerjaan kakaknya untuk memberikan khotbah di masjid-masjid dekat rumah di wilayah Pangeran Jayakarta, Jakarta diberikan pada Jefri. [3] Pertama kali menerima honor dari pekerjaan mendakwah berasal dari sebuah masjid di bilangan Mangga Dua sebesar 35 ribu rupiah[3] Pada satu kesempatan saat menjadi imam, jamaah masjid bubar menolak dipimpin oleh "tukang mabok". [3]
Jefri sebagai pendakwah mulai dikenal orang secara luas pada tahun 2002 untuk ceramah dan doa dalam acara "Salam Sahur (Salsa)" di TV7, dan dikontrak untuk acara yang sama pada tahun berikutnya. [3] Pada tahun 2004 ia mengisi acara Tausiah di TPI dan tujuh episode acara "Kumis Remaja" setiap Minggu pagi.[3]
Pada awalnya Jefri sempat berpakaian gamis panjang lengkap dengan sorban, namun menggantinya karena berpikir bahwa segmennya remaja dan tidak cocok untuk pakaian tersebut.[3] Jefri pun populer dengan baju koko nya dan menjadi merek dagang umum sebagai daya jual pedagang untuk mempopulerkan baju tersebut.[3]
Pada tahun 2005 kegiatan ceramahnya mencapai tiga sampai empat kali dalam sehari dan pengajian rutin "I Like Monday" di rumahnya dengan jemaah tetap.[3] Di tahun yang sama ia diminta memberikan ceramah di Istana Negara dimana salah satu penggemarnya adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.[3]
Juga di tahun 2005 Jefri meluncurkan album rohani "Lahir Kembali" yang komersial, kemudian pada tahun 2006 ia meluncurkan album keduanya "Shalawat" dimana ia berduet dengan istrinya Pipik Dian Irawati dalam dua lagu; "Shalawat Badar" dan "Thola`al Badru". [11] Pada tahun 2007 Jefri juga pernah berkolaborasi dalam lmini album Ungu (yang hanya berisi lima lagu) "Para Pencari-Mu" dalam lagu "Surga Hati".[12] [13] Pada tahun 2009 ia tampil langsung berduet pada Tabligh Akbar dan Konser Musik Religi Ungu di Cilegon, Jawa Barat yang dihadiri ribuan penonton. [12] [13]

Referensi

Pranala luar

Al Habib Muhammad bin Syekh bin Yahya, Jagasatru Cirebon

Written By Mas Toto on April 25, 2013 | 10:21 AM

Sumber:
Logo BAMAH




Suatu hari, rumah Habib Alwi, ayah Habib Anis Solo, di datangi Habib Syekh Cirebon atau yang akrab disapa “Abah Syekh”. Habib Alwi menyambut dengan hangat, seorang santri kemudian disuruh untuk menyiapkan jamuan. Entah mengapa selama membawa dan menyiapkan jamuan santri tersebut menundukkan kepala. Si santri rupanya menenal baik tamu itu dan berharap tamu itu tidak sampai mengenalinya.

HABIB MUHAMMAD BIN SYEKH BIN YAHYA JAGASATRU CIREBON Photo

Setelah berbincang ringan dan saling bertukar kabar, Abah Syekh kemudian menjelaskan maksud kedatangannya, ia ingin mejenguk putranya. Habib Alwi tampak heran, karena ia tak tahu ada putra Abah Syekh nyantri di sini. Kemudian Habib Alwi bertanya siapa yang dimaksud. Dengan tenang Abah menjawab, “itu yang sedang menuangkan air”, ini putraku. Tentunya Habib Alwi terkejut ternyata santri yang hampir dua tahun mengerjakan tugas rumah ternyata putra Habib Syekh, Ulama besar Cirebon. Padahal jika ditanya putra siapa, sang santri tadi menjawab aku putra “Abdullah si tukang air”, tentunya sang santri tidak mau berbohong dan identitasnya diketahui karena dulu Ayah beliau “Abdullah : Hamba Allah” sempat berdagang air ketika menimba ilmu dan menetap di Makkah. Begitulah kebiasaan Habib Muhammad bin Yahya supaya perlakuannya disamakan dengan santri lainnya. Setelah latar belakangnya terungkap kemudian ia meminta izin ke Habib Alwi untuk berguru di tempat lain.

Menyamar merupakan kebiasaan dalam menuntut ilmu sewaktu muda sebagai sifat mujahadahnya bahkan setelah beliau menjadi ulama besar di Cirebon. Pernah suatu saat “Kang Ayip Muh” sapaan akrab orang Cirebon, mengunjungi salah satu cucu keponakannya yang sedang kuliah di Malang. Beliau minta pada cucu nya untuk mengantar keliling kampong untuk berkunjung ke Kyai setempat, tanpa ragu dan segan Kang Ayip Muh mendatangi mereka layaknya orang biasa yang minta didoakan, dinasehati, bahkan beliau duduk sangat khusyu mendengarkan wejangan dari Kyai yang beliau temui. Dan di saat pamitan, beliau dengan tawadhu nya mencium tangan sang Kyai bolak-balik, demikianlah ke Tawadhuan beliau. Tentunya sang cucu bingung meliat kejadian ini, sebelum berangkat ia dipesan untuk tidak komentar dan hanya mengantar saja.
Beliau pun sering memakai nama samaran jika masuk rumah sakit di Cirebon ketika sakit, karena tidak inggin merepotkan dan diperlakukan khusus di sana. Bahkan keluarga beliau sampai tidak tahu tentang hal ini, sampai tidak jarang beliau “menghilang” beberapa hari, sampai keluarganya harus mencari di setiap rumah sakit untuk mencarinya.

Ilmu Dunia dan Akhirat

Abdul Qodir, demikianlah Ayah beliau memberikan nama sewaktu kecil, saat lahir 15 Juli 1932. Namun seorang sahabat, Habib Abdullah Assegaf, ayah Ustadz Shaleh Assegaf Kebon syarif Cirebon, malah menamainya “Muhammad”, dan Abah Syekh menerimanya. Dalam rujukan kitab nasab Alawiyyin namanya tertera sebagai Muhammad Abdul Qodir.
Kang Ayip Muh kecil memang anak yang cerdik sewaktu kecilnya, senang bercanda, dan pandai membuat suasana gembira. Namun beliau lebih mementingkan urusan belajarnya, sehingga beliau terkenal dengan kesukaannya berburu ilmu. Sambil menekuni berguru kepada ayahnya sendiri, beliau awali dengan pendidikan formalnya di MI Persatuan Umat Islam hingga kelas 3, kemudian dilanjutkan ke jami’iyyah Ta’limiyyah atau Madrasah Darul Hikam sekarang. Selepas dari sana kemudian dilanjutkan mondok ke Kyai Sanusi di Pesantren Babakan Ciwaringin. Selain nyantri beliau juga rajin mendatangi ulama untk menimba ilmu dari mereka. Diantaranya Habib Ahmad bin Ismail bin Yahya Arjawinangun, Kyai Idris Pesantren Kempek, Kyai Ridhwan Pesantren Buntet, Pesantren Benda, dan Pesantren Galagamba.

HABIB MUHAMMAD BIN SYEKH BIN YAHYA JAGASATRU CIREBON photo

Saking gemarnya berburu ilmu sampai-sampai ilmu kanuraggan pun beliau pelajari, tidak main-main beliau berguru ke Kyai Tarmidi Kebon Gedang, salah satu Kyai Cirebon yang terkenal ilmu kanuranggan dan kesaktiannya. Namun keahlian yang pernah dipelajari ini tidak pernah beliau tampakkan. Lalu pendidikannya beliau lanjukan ke Jakarta di Jamiat Kheir, lembaga pendidikan terkemuka saat itu, dan beliau juga sempatkan mengaji ke Habib Salim bin Jindan, semua ulama pun beliau datangi untuk sekedar bertabaruk dan meminta ijazah. Setelah di Jakarta beliau melanjutkan mondoknya ke Jawa Tengah tepatnya di Ponpes Kaliwungu asuhan Kyai Ru’yat, sambil melanjutkan pendidikan SLTP di Semarang, kemudian melanjutkan SLTA nya ke Solo dan mukim dan mengaji di Habib Alwi al Habsyi selama dua tahun. Kemudian dilanjutkan ke Ponpes Jamsaren di Solo asuhan Kyai Abu Ammar.

Setelah berkelana di jawa tengah, pemuda yang haus ilmu ini lanjutkan mondoknya di Jawa Timur. Di awali masuk ke Ponpes Darul Hadist dan belajar kepada Habib Abdul Qodir bin ahmad Bilfagih. Setiap kali mondok beliau selalu memanfaatkan waktu untuk belajar, dan bukan hanya belajar di Kyai pengasuh pesantren saja, beliau sempat pesankan, “Lamon mondok sing akeh gurune” atau kata lain, kalo belajar harus punya banyak guru. Pendidikan formalnya bahkan berlanjut hingga tingkat akademi jurnalistik, Yogya, tapi setiap kali beliau ditanya mengenai perihal itu, dengan entengnya beliau katakan “semuanya hilang”.
Pada akhirnya beliau kembali ke tanah Cirebon untuk berkhidmat ke Ponpes Jagastru, beliau juga menimba ilmu kembali ke sang Ayah, abah Syekh yang telah lama menimba ilmu di tanah suci, tentunya dengan bingkai birrul walidain. Kecintaan akan ilmu tak trehenti sampai di situ bukan hanya pergi ke Kyai sepuh, beliau juga sempatkan menimba ilmu ke teman sejawat beliau, guru sekaligus teman seperjuangan Ustadz Shaleh Assegaf.

Berdakwah dan Bermanfaat

Sejak kecil kang Ayip Muh senang mengajak teman-temannya untuk mengaji, di waktu yang sama ketikan masa kolonial beliau tidak tega melihat penderitaan, beliau sempatkan memberi bantuan kepada mereka secara sembunyi-sembunyi. Ya, kedua sifat inilah yang selalu melekat dalam pribadi beliau, pertama, berdakwah, menyampaikan ilmu, dan bertutur bijak kepada masyarakat luas. Kedua, berpikir, berbuat, dan menebar manfaat dengan penuh rasa ikhlas.
Dalam berdakwah semua orang tahu, beliau orang yang tegas. Sampai beliau pernah difitnah dan di bui dan tentunya dengan menerima berbagai deraan. Sampai kaki beliau diikat ke atas sementara kepalanya menggantung ke bawah. Di saat yang sama kepala beliau dihajar dengan dengan batang senapan sampai berdarah, sampai kemudian tali penggantungnya putus, sehingga kepalanya terbentur keras di lantai. Aneh bin ajaib tidak keluar suara apapun dari mulut beliau yang menandakan kesakitan, pas sudah sadar, beliau pun ditanya oleh kawan-kawannya yang juga turut di siksa, “tadi sakit kang..?”. Beliau katakan, “tidak, Alhamdulillah pas saya tadi dipukuli saya tidur pulas, makannya saya tak merasakan apa-apa, emang tadi bagaimana..?” beliau malah tanya balik. Mendengar jawab itu, kawan-kawannya keheranan bukan main.

HABIB MUHAMMAD BIN YAHYA JAGASATRU CIREBON photo


Konon singkat cerita orang-orang yang dulunya menganiaya beliau, setelah mereka taubat dan pensiun, malah datang ngaji ke beliau, dan diterima dengan baik seakan tidak pernah terjadi apa-apa. Beliau maafkan dan melupakan kejadian itu dan tak menceritakan ke orang lain sewaktu beliau hidup. Pola pikirnya selalu dilandaskan dengan prasangka baik, membuat ulama yang berjiwa besar ini menjadi panutan yang menghargai perbedaan dan tak suka menyalahkan upaya dakwah pihak lain. Bahkan kepada pemabuk pun beliau masih berahlak, beliau awalnya mengingatkan kalau mabuk yang teratur jangan di sudut jalan, jangan meminta paksa ke jamaah yang berkunjung, sampai beliau pun sempatkan memberi uang ke mereka, “nih untuk kalian”.  Dengan kemuliaan hati, banyak diantara mereka yang sadar dan kembali ke jalan yang benar. Pesan beliau “Orangnya jangan dibenci tapi becilah perbuatannya, setiap kondisi harus dipilah berdasarkan kondisi dan porsinya”. Jangan heran waktu itu di Tahun 2003 Cirebon bergejolak Kang Ayip Muh, langsung turun memimpin ribuan warga dan santrinya untuk mendesak pemerintah setempat untuk mengesahkan RUU Anti Miras dan Perjudian, akhirnya Alhamdulillah tuntutan itu dipenuhi.

Waktu Padat Demi Umat

Sehari – hari Kang Ayip hampir tidak punya waktu luang untuk urusan pribadi, maklum karena banyak warga Cirebon dan sekitar nya berebut meminta beliau ceramah, menikahkan, atau hanya sekedar hadir di acara tertentu. Sebelum azan subuh, sudah ada tamu yang menjemputnya, pulang saat menjelang dhuhur, siangnya ada yang menjemput lagi, setelah rehat sebentar beliau lannjutkan sholat ashar, setelahnya mengajari santrinya, setelah itu sudah banyak tamu yang menunggu di beranda pesantren untuk bersilaturahim, beliau buang jauh rasa penat dan lelah, dengan selalu ceria dihadapan para tamu, antara maghrib dan isya beliau mengajar santrinya kembali, setelah sholat isya lagi-lagi sudah ada yang menjemputnya di teras rumah. Seringkali jarak yang ditempuh sangat jauh, sampai beliau sering pulang larut malam, tak sempat bertukar baju beliau sudah terlanjur tidur.
Hari-hari Kang Ayip bukan hanya sibuk, tapi berkah, bayangkan selain mengurusi pesantren, menjadi Ketua MUI kodya Cirebon selama dua periode, sudah hampir semua tamu bisa mengambil berkah, bertemu dengan beliau. Namun dibalik kacamata beliau, terlihat mata yang agak merah berair seperti ada masalah besar yang beliau pikirkan atau rasakan, namun beliau pendam dalam-dalam. Sesekali air matanya tertetes ketika mengajar, membuat uraiannya terhenti sejenak. Di luar itu, bukan hanya sesekali orang mendapati beliau menangis di keheningan malam ditempat yang sunyi, sendirian. Di belakang rumah, di balik pepohonan, di pinggir sungai dekat pesantren, dan di tempat lainnya. Bahkan malam sebelum Tsunami di Aceh, seorang muridnya mendapati beliau tengah menagis seorang diri, di sisi pantai Pulau Jawa yang sepi. Ketika ditanya, beliau justru minta untuk jangan dilanjutkan pertanyaan itu, dan diminta untuk meniggalkan dirinya. Esoknya, entah ada hubungannya atau tidak, terjadilah bencana Tsunami terbesar yang  memilukan itu.

Serba Indah dan Payung Kota Cirebon

Potret kehidupan Kang Ayip adalah cerminan ahlakul karimah dan contoh yang baik, dibalut kesederhanaan dan ketawwadhuan, banyak orang dekat yang mendengar langsung kisah beliau, tapi minta jangan disebarkan, kecuali sudah wafat. Rupanya beliau inginkan orang lain bisa memetik hikmah dari kisahnya, namun risih jika orang lain menganggapnya lebih. Jarang beliau mengenakan imamah layaknya yang seperti kita lihat, kecuali di saat beliau mengisi majelis Ahad Pagi, Kajian Tafsir Jalalain. Beliau selalu tampil bersahaja, zuhud dan wara’ dalam urusan dunia, ucapannya selalu ditunggu orang, dalam berbagai kesempatan, ketika mengajar, ceramah, diskusi berat dan lain sebagainya, kata-kata beliau selalu melekat di pribadi masing-masing yang mendengarkannya, bahkan bercanda nya pun sarat makna, jika disimak dengan baik. Pernah di waktu santai bersama keluarga, beliau minta dipijat, di sela obrolannya beliau pesankan “Saya malu orang lain saya ajari tapi anak sendiri tidak”.  Rumah beliau tak pernah sepi dari tamu, bahkan dari luar negeri, semua kalangan nusantara. Ada sisi lain dari Kang Ayip, beliau selalu fasih berbahasa tergantung tamu yang datang, arab, sunda, jawa, melayu, bahkan inggris. Beliau juga tidak segan duduk ngobrol ngopi bersama tukan becak, buruh kasar, tukang sayur, dan lainnya, cara beliau berinteraksi sangat memukau di semua kalangan sampai yang mereka rasakan adalah dirinya teramat diperhatikan dan dekat dengan Kang Ayip.

Meski tak berminat di bidang politik, tapi beliau tak menjauhi mereka, beliau menerima kalau mereka sowan ke kediaman beliau dengan baik. Di mata Kang Ayip semuanya semata lahan dakwah, tak ada yang lain, ia sangat menghargai perbedaan, sampai jika ada pihak yang berselisih paham, bertikai dan sebagainya pertemuan itu harus diadakan di Jagastru, kediaman beliau. Sempat terjadi konflik di area keraton Cirebon, dan Kang Ayip lah yang membantu manjadi penengahnya, kharismanya begitu kuat, sampai akhirnya mereka sepakat untuk Islah, berdamai. Begitu banyak sifat dan kepribadian beliau jika kita ungkap atau tulis semuanya, menggambarkan beliau secara total mengikuti datuknya Sayyidina Muhammad Saw, total dalam berdakwah dan maslahat bagi umat.

Wafat Ketika Duduk Tahiyyat, Lautan Manusia Mengantarkan Beliau

Beberapa tahun terakhir dalam kehidupan Kang Ayip, keluarga sebenarnya sudah mengetahui bahwa beliau mengidap penyakit dalam, namun mereka sepakat untuk tidak mencemaskan di hadapan beliau, selanjutnya perjalanan hidup beliau di dunia ini terhenti, Selasa menjelang Magrib 26 Desember 2006 tepat di tanggal peristiwa Tsunami, Jagat Cirebon seakan kelabu dan bergetar, Kang Ayip Muh wafat. Dalam waktu yang singkat, awan kesedihan menggelayuti Cirebon dan sekitarnya, kabar ini terhitung mengejutkan karena beberapa hari sebelumnya kesehatan beliau terpantau sehat, Ahad sebelumnya masih mengisi Ta’lim seperti biasa, siang nya masih menghadiri acara dari parpol Islam, bahkan sorenya masih menerima tamu.

Saat berbincang dengan tamu di bangku teras rumahnya, beliau izin pamit sebentar untuk menunaikan sholat ashar, mereka paham kalau sedang sholat memakan waktu yang lama, namun kala itu lain dari biasanya, hingga salah seorang menantunya masuk ke kamar beliau untuk membawakan teh hangat ke beliau. Namun di saat itulah didapati tubuh Kang Ayip sudah tak bergerak sama sekali. Beliau wafat dengan posisi duduk tahiyyat akhir dengan telunjuk masih menghadap ke Ka’bah. Pertanda seorang hamba yang total dengan kesaksian bahwa tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah Ta’ala. Allah juga yang menetapkan waktu istirahat panjangnya kepada Kang Ayip setelah sekian lama berjuang di jalan – Nya. Sejenak kemudian Ponpes Jagastaru berubah menjadi lautan manusia, setelah dimandikan dan di sholati sekitar jam 21.00 WIB, ribuan penta’ziyah silih berganti mensholati beliau sampai pagi harinya. Rabu siang iringan manusia mengantarkan beliau seperti lautan manusia, belum lagi warga yang berdiri di sepanjang jalan penuh dengan kesedihan, meneteslah air mata dengan tanpa sengaja, mengingat kemuliaan beliau sewaktu hidupnya. Ini sama dengan kejadian dulu waktu wafatnya Abah Syekh, hampir sama. Sesuai dengan pepatah “Ma fil aba fil abna” seperti halnya seorang ayah, demikian pula anaknya. Suasana pemakaman di Jabang Bayi Cirebon tidak jauh berbeda, sejak pagi ribuan jamaah mendatangi lokasi itu, meraka tak sabar untuk mengantar Kang Ayip untuk terakhir kalinya, semua elemen bangsa turut hadir, dan mngamankan prosesi pemakaman. Pagi itu Cirebon menangis, mentari seolah tak berani menampakkan keceriannya, hilang sudah sosok yang selalu memperhatikan umat, membimbing dan meneladani setiap ahlakul karimah. Sesuai amanah beliau, Kang Ayip dimakamkan di samping makam Abahnya, seperti yang kita ketahui pemakaman Jabang Bayi adalah pemakaman umum, beliau di akhir hayatnya pun ingin selalu dekat dengan rakyat biasa ia cintai, tanda kesejukan dan kesederhanaan begitu juga makam beliau, layaknya makam orang biasa, inilah Totalitas Seorang Hamba.
Inspired by Majalah Al-Kisah Edisi 7-20 Maret 2011.


Mengenang Beliau (Link Download Suara) :

Sumber2:
 
Support : the balina | Mas Template
Copyright © 2011. BLOGE WONG BODO - All Rights Reserved
Site Meter
Page Rank Check Template Created by Creating Website Publised by Bloge Wong Bodo
Proudly powered by Blogger