Latest Post
Showing posts with label Kisah Islami. Show all posts
Showing posts with label Kisah Islami. Show all posts
11:03 AM
Tangisan Isham Bin Yusuf
Dikisahkan bahwa ada seorang ahli ibadah bernama Isham bin Yusuf, dia sangat wara’ dan sangat khusyu’ dalam shalatnya. Namun ia selalu khawatir kalau-kalau ibadahnya kurang khusyu’ dan selalu bertanya kepada orang yang dianggapnya lebih baik ibadahnya, demi untuk memperbaiki ibadahnya yang selalu dirasanya kurang khusyu’.
Pada suatu hari Isam menghadiri pengajian seorang seorang ulama yang bernama Hatim al-‘Ahsam dan bertanya, “Wahai Aba Abdurrahman (Nama gelaran Hatim), bagaimanakah caranya anda melaksanakan shalat?”
Berkata Hatim, “Apabila masuk waktu shalat, aku berwudhu zhahir dan batin.”
Bertanya Isam, “Bagaimana wudhu zhahir dan batin itu?”
Berkata Hatim, “Wudhu zhahir sebagaimana biasa, yaitu membasuh semua anggota wudhu dengan air. Sementara wudhu batin ialah membasuh anggota dengan tujuh perkara :
1. Bertaubat.
2. Menyesali akan dosa yang telah dilakukan.
3. Tidak tergila-gila dengan dunia.
4. Tidak mencari atau mengharapkan pujian dari manusia
5. Meninggalkan sifat bermegah-megahan.
6. Meninggalkan sifat khianat dan menipu.
7. Meninggalkan sifat dengki.”
Selanjutnya Hatim berkata, “Kemudian aku pergi ke Masjid, aku siapkan semua anggota badanku dan menghadap kiblat. Aku berdiri dengan penuh kewaspadaan dan aku bayangkan Allah ada di hadapanku, surga di sebelah kananku, neraka di sebelah kiriku, malaikat maut berada di belakangku. Dan aku bayangkan pula bahwa aku seolah-olah berdiri di atas titian Shiratul Mustaqim dan aku menganggap bahawa shalatku kali ini adalah shalat yang terakhir bagiku karena aku merasa akan mati selepas shalat ini, kemudian aku berniat dan bertakbir dengan baik.
Setiap bacaan dan doa dalam shalat aku fahami maknanya, kemudian aku rukuk dan sujud dengan merasa hina, aku bertasyahud dengan penuh pengharapan dan aku memberi salam dengan ikhlas. Beginilah aku melaksanakan shalat selama 30 tahun.
Ketika Isham mendengar penjelasan Hatim, menangislah ia sekuat-kuatnya kerana membayangkan ibadahnya yang kurang baik bila dibandingkan dengan Hatim.
Tangisan Isham Bin Yusuf
Written By Mas Toto on May 29, 2013 | 11:03 AM
Tangisan Isham Bin Yusuf
Dikisahkan bahwa ada seorang ahli ibadah bernama Isham bin Yusuf, dia sangat wara’ dan sangat khusyu’ dalam shalatnya. Namun ia selalu khawatir kalau-kalau ibadahnya kurang khusyu’ dan selalu bertanya kepada orang yang dianggapnya lebih baik ibadahnya, demi untuk memperbaiki ibadahnya yang selalu dirasanya kurang khusyu’.
Pada suatu hari Isam menghadiri pengajian seorang seorang ulama yang bernama Hatim al-‘Ahsam dan bertanya, “Wahai Aba Abdurrahman (Nama gelaran Hatim), bagaimanakah caranya anda melaksanakan shalat?”
Berkata Hatim, “Apabila masuk waktu shalat, aku berwudhu zhahir dan batin.”
Bertanya Isam, “Bagaimana wudhu zhahir dan batin itu?”
Berkata Hatim, “Wudhu zhahir sebagaimana biasa, yaitu membasuh semua anggota wudhu dengan air. Sementara wudhu batin ialah membasuh anggota dengan tujuh perkara :
1. Bertaubat.
2. Menyesali akan dosa yang telah dilakukan.
3. Tidak tergila-gila dengan dunia.
4. Tidak mencari atau mengharapkan pujian dari manusia
5. Meninggalkan sifat bermegah-megahan.
6. Meninggalkan sifat khianat dan menipu.
7. Meninggalkan sifat dengki.”
Selanjutnya Hatim berkata, “Kemudian aku pergi ke Masjid, aku siapkan semua anggota badanku dan menghadap kiblat. Aku berdiri dengan penuh kewaspadaan dan aku bayangkan Allah ada di hadapanku, surga di sebelah kananku, neraka di sebelah kiriku, malaikat maut berada di belakangku. Dan aku bayangkan pula bahwa aku seolah-olah berdiri di atas titian Shiratul Mustaqim dan aku menganggap bahawa shalatku kali ini adalah shalat yang terakhir bagiku karena aku merasa akan mati selepas shalat ini, kemudian aku berniat dan bertakbir dengan baik.
Setiap bacaan dan doa dalam shalat aku fahami maknanya, kemudian aku rukuk dan sujud dengan merasa hina, aku bertasyahud dengan penuh pengharapan dan aku memberi salam dengan ikhlas. Beginilah aku melaksanakan shalat selama 30 tahun.
Ketika Isham mendengar penjelasan Hatim, menangislah ia sekuat-kuatnya kerana membayangkan ibadahnya yang kurang baik bila dibandingkan dengan Hatim.
Label:
Kisah Islami
11:00 AM
Cerita Hikmah "Maha guru dan Seorang Sufi"
Cerita Hikmah "Maha guru dan Seorang Sufi"
Dikisahkan Syekh Abu Dairy adalah seorang ulama' terkenal, beliau menguasai puluhan kitab bahkan ratusan kitab, santrinya banyak mencapai ribuan, dan beliau dikenal sbg Maha Guru, suatu saat Syekh Abu Dairy mengalami kegundahan hati, akhirnya beliau sholat malam utk minta petunjuk pd Allah bagaimana utk mengatasi kegundahan hati ini, maka Allah memberi isyaroh lewat mimpi, Syekh Abu Dairy bertemu dg malaikat dan malaikat itu memberi petunjuk "Carilah Adi Sufi, kegundahanmu akan hilang saat engkau bertemu dengannya". Keesokan harinya saat Syekh Abu Dairy bangun, maka dia menyuruh salah seorang santrinya untuk mencari Adi Sufi. Dan santrinya setelah mencari beberapa hari akhirnya dpt informasi tentang Adi Sufi, dia tinggal di rumah yg amat sederhana, dinding2nya dari bambu dan lantainya tanah.
Santri tadi langsung bilang, ada seorang yg namanya Adi Sufi tapi dia itu orang miskin yg kelihatannya bodoh, kenapa Syekh Abu Dairy ingin menemui dia? sang Syekh Abu menjawab "sudahlah, skrg antarkan aku ke rumah Adi Sufi tsb". Setelah menempuh perjalanan maka sampailah Syekh Abu Dairy dan seorang santrinya ke rumah Adi Sufi yg sederhana tsb.
Syekh Abu Dairy: "Assalaamu'aikum Yaa Adi Sufi, maka Adi Sufi membukakan pintu dan menjawab "Wa'alaikumussalam, silahkan masuk kalian berdua, setelah ketiganya berada di dalam rumah, Adi Sufi menanyakan maksud kedatangan tamunya ini dan bertanya "siapa anda2 ini koq tiba2 datang ke rumahku yg sederhana ini?" Syekh Abu Dairy menjawab "Saya Syekh Abu Dairy dan ini salah satu santri saya, saya datang kemari ingin minta saran kepada anda?" Adi Sufi menjawab: Ooo...anda ulama' terkenal itu ya, apakah anda merasa mampu jadi seorang guru? maka Syekh Abu Dairy menjawab: Ya, saya mampu, maka Adi Sufi berkata: Kalau sudah merasa mampu buat apa kemari, pulang saja sana...gak ada gunanya kau kemari?, santri Syekh Abu Dairy tdk terima gurunya dihina, santri tsb bilang pd gurunya "Syekh lebih baik kita pulang, benar kan perkiraan saya dia hanyalah orang miskin yg bodoh" Syekh Abu Dairy langsung menatap tajam ke santrinya tsb dan berkata "Diam, kau ini tidak mengerti apa-apa!...akhirnya sang santri diam, dan Syekh Abu Dairy berkata pada Adi Sufi "Tolong saya, saya belum mampu menjadi guru, saya tidak mengerti apa-apa" Dengan pengakuan yg tulus ini akhirnya Adi Sufi tidak jadi mengusir Syekh Abu Dairy dan berkata: "Baguslah kau sadar...
sekarang saya akan ajukan pertanyaan2 yg mudah, bila bisa menjawab kau layak jadi guru, bila belum dpt menjawab maka kau masih perlu belajar lagi"
Adi Sufi: pertanyaan pertama, tahukah engkau cara makan yg benar?
Syekh Abu Dairy: tahu, pertama baca bismillah, kemudian makan dg tangan kanan dan berhenti sebelum kenyang
Adi Sufi: salah...! dasar bodoh..! pertanyaan mudah saja tidak bisa kau jawab, aneh sekali kau bisa menjadi "Syekh/guru besar"
Santri yg tidak tahan gurunya dihina utk kedua kalinya berkomentar: Hai bodoh..! jangan menghina guruku beliau itu Maha Guru, kau tidak ada apa-apanya, guru ayo pulang saja, percuma bicara ma orang bodoh!
Syekh Abu Dairy langsung marah pd santrinya: Diam..! ini urusanku dg Adi Sufi bila kau tdk suka plg saja sendiri...! maka sang santri ketakutan dan terpaksa diam dg hati yg mendongkol, hehehe....kasihan ya teman teman si santri ini....
Syekh Abu Dairy: ya saya bodoh, tolong pertanyaan lain, insya Allah saya bisa menjawab
Adi Sufi: pertanyaan kedua, tahukah engkau cara tidur yg benar?
Syekh Abu Dairy: tahu, sebelum tidur saya berwudlu dulu, kemudian aku berbaring sebagaimana berbaringnya Rosulullah sewaktu tidur dan sebelum kupejamkan mata ku membaca do'a sebelum tidur dan surat al-Ikhlas 7 kali
Adi Sufi: salah lagi....sekarang coba kau jawab pertanyaan yg ketiga ini yg paling penting krn kau guru agama, bagaimana cara kau mengajarkan agama
Syekh Abu Dairy: Aku mengajar agama berdasarkan Qur'an dan Hadits, dan setiap hari ku ajar mereka dg materi baru dan berbeda agar para santriku tidak bosan menerima pelajaranku
Adi Sufi: salah.....! jawaban kamu salah semua.......
Syekh Abu Dairy: kalau begitu berilah petunjuk diriku yg bodoh ini
Adi Sufi: baiklah bila kamu telah mengakui kekuranganmu, sebenarnya jawabanmu semua tadi itu benar tapi benar bg org2 yg tingkatannya masih kesadaran mata, sdangkan kau guru harusnya kau lebih tinggi tingkatannya yaitu tingkatan kesadaran akal. ini aku beri penjelasan utk soal pertama sampai ke tiga
1. Cara makan yg benar, adalah lihat dulu makanannya halal atau haram, suci apa najis, kalau makan babi walau kau baca bismillah 1000x tetap akan membuatmu berdosa. Setelah jelas2 tahu bahwa makanan itu halal dan suci baru melakukan seperti apa yg kamu jawab tadi.
2. Cara tidur yg benar, yg kamu katakan tadi sebenarnya tidak seluruhnya salah, jawabanmu masih kurang tepat, bagi orang yg berakal tidak cukup hanya dzhohirnya saja yaitu berwudlu dan berdoa, tapi juga hatimu sewaktu belum tidur harus bersih dari dengki jg memaafkan semua kesalahan manusia dan bersih dari rasa cinta dunia, sehingga tidurmu adl tidur yg diridloi Allah, walau kau berwudlu dan berdoa tapi sebelum tidur di hatimu masih ada rasa dengki atau dendam atau rasa cinta dunia mngalahkan cinta pd Allah maka tidurmu adl tidur yg dimurka Allah SWT.
3. Cara mengajar yg benar, yg kamu jawab tadi itu bisa dilakukan semua orang, tidak hanya kamu, orang kafir pun yg mempelajari Qur'an dan Hadits dan dia pandai juga bisa mengajar seperti kamu, dan inti mengajar agama adl harus disertai rasa ikhlas dan hanya mengharap ridlo Allah, bukan pujian lebih2 bayaran.....faham kamu skrg Abu Dairy
Syekh Abu Dairy: terima kasih Adi Sufi, sekarang hilang kegundahan hatiku, atas ilmu yg kamu berikan padaku, dan kamu santriku, jangan terlalu mudah menyimpulkan orang hanya dari penampilan, keadaan atau kata katanya yg kelihatan kurang sopan, terkadang dia hanya menguji kamu, sampai di mana akhlak kamu, dan rupanya kamu harus belajar tasawuf sama Adi Sufi shg bisa berakhlak dg benar,dan skrg minta maaflah pd Adi Sufi
Santri Syekh Abu Dairy: Maafkan kelancangan saya tadi Syekh Adi Sufi, Maaf saya tadi salah paham, setelah mendengarkan penjelasan anda, ternyata anda orang 'alim
Adi Sufi: Ya saya maafkan dan tidak apa apa,sikap kamu membela guru kamu itu juga akhlak yg baik, tapi cara kamu tadi yg kurang baik, walau tujuan kamu benar, tapi kalau kamu pakai cara yg salah, sungguh demi Dzat Yang menguasai langit dan bumi, maka kebenaran tersebut sulit utk diterima.
Dari cerita ini lihat perbandingan jawaban Abu Dairy (kesadaran mata) dan jawaban adi sufi (kesadaran akal) dan dlm kisah tsb jg kumasukkan adab sbg seorang yg minta petunjuk tidak boleh "merasa mampu/merasa bisa" kerana bila ada rasa ini sulit utk menerima "ilmu" yg lebih tinggi tingkatannya.
kami akhiri semoga kita semua selalu dlm ridlo dan hidayah dari Allah..Aamiin Allaahumma Aamiin
Dikisahkan Syekh Abu Dairy adalah seorang ulama' terkenal, beliau menguasai puluhan kitab bahkan ratusan kitab, santrinya banyak mencapai ribuan, dan beliau dikenal sbg Maha Guru, suatu saat Syekh Abu Dairy mengalami kegundahan hati, akhirnya beliau sholat malam utk minta petunjuk pd Allah bagaimana utk mengatasi kegundahan hati ini, maka Allah memberi isyaroh lewat mimpi, Syekh Abu Dairy bertemu dg malaikat dan malaikat itu memberi petunjuk "Carilah Adi Sufi, kegundahanmu akan hilang saat engkau bertemu dengannya". Keesokan harinya saat Syekh Abu Dairy bangun, maka dia menyuruh salah seorang santrinya untuk mencari Adi Sufi. Dan santrinya setelah mencari beberapa hari akhirnya dpt informasi tentang Adi Sufi, dia tinggal di rumah yg amat sederhana, dinding2nya dari bambu dan lantainya tanah.
Santri tadi langsung bilang, ada seorang yg namanya Adi Sufi tapi dia itu orang miskin yg kelihatannya bodoh, kenapa Syekh Abu Dairy ingin menemui dia? sang Syekh Abu menjawab "sudahlah, skrg antarkan aku ke rumah Adi Sufi tsb". Setelah menempuh perjalanan maka sampailah Syekh Abu Dairy dan seorang santrinya ke rumah Adi Sufi yg sederhana tsb.
Syekh Abu Dairy: "Assalaamu'aikum Yaa Adi Sufi, maka Adi Sufi membukakan pintu dan menjawab "Wa'alaikumussalam, silahkan masuk kalian berdua, setelah ketiganya berada di dalam rumah, Adi Sufi menanyakan maksud kedatangan tamunya ini dan bertanya "siapa anda2 ini koq tiba2 datang ke rumahku yg sederhana ini?" Syekh Abu Dairy menjawab "Saya Syekh Abu Dairy dan ini salah satu santri saya, saya datang kemari ingin minta saran kepada anda?" Adi Sufi menjawab: Ooo...anda ulama' terkenal itu ya, apakah anda merasa mampu jadi seorang guru? maka Syekh Abu Dairy menjawab: Ya, saya mampu, maka Adi Sufi berkata: Kalau sudah merasa mampu buat apa kemari, pulang saja sana...gak ada gunanya kau kemari?, santri Syekh Abu Dairy tdk terima gurunya dihina, santri tsb bilang pd gurunya "Syekh lebih baik kita pulang, benar kan perkiraan saya dia hanyalah orang miskin yg bodoh" Syekh Abu Dairy langsung menatap tajam ke santrinya tsb dan berkata "Diam, kau ini tidak mengerti apa-apa!...akhirnya sang santri diam, dan Syekh Abu Dairy berkata pada Adi Sufi "Tolong saya, saya belum mampu menjadi guru, saya tidak mengerti apa-apa" Dengan pengakuan yg tulus ini akhirnya Adi Sufi tidak jadi mengusir Syekh Abu Dairy dan berkata: "Baguslah kau sadar...
sekarang saya akan ajukan pertanyaan2 yg mudah, bila bisa menjawab kau layak jadi guru, bila belum dpt menjawab maka kau masih perlu belajar lagi"
Adi Sufi: pertanyaan pertama, tahukah engkau cara makan yg benar?
Syekh Abu Dairy: tahu, pertama baca bismillah, kemudian makan dg tangan kanan dan berhenti sebelum kenyang
Adi Sufi: salah...! dasar bodoh..! pertanyaan mudah saja tidak bisa kau jawab, aneh sekali kau bisa menjadi "Syekh/guru besar"
Santri yg tidak tahan gurunya dihina utk kedua kalinya berkomentar: Hai bodoh..! jangan menghina guruku beliau itu Maha Guru, kau tidak ada apa-apanya, guru ayo pulang saja, percuma bicara ma orang bodoh!
Syekh Abu Dairy langsung marah pd santrinya: Diam..! ini urusanku dg Adi Sufi bila kau tdk suka plg saja sendiri...! maka sang santri ketakutan dan terpaksa diam dg hati yg mendongkol, hehehe....kasihan ya teman teman si santri ini....
Syekh Abu Dairy: ya saya bodoh, tolong pertanyaan lain, insya Allah saya bisa menjawab
Adi Sufi: pertanyaan kedua, tahukah engkau cara tidur yg benar?
Syekh Abu Dairy: tahu, sebelum tidur saya berwudlu dulu, kemudian aku berbaring sebagaimana berbaringnya Rosulullah sewaktu tidur dan sebelum kupejamkan mata ku membaca do'a sebelum tidur dan surat al-Ikhlas 7 kali
Adi Sufi: salah lagi....sekarang coba kau jawab pertanyaan yg ketiga ini yg paling penting krn kau guru agama, bagaimana cara kau mengajarkan agama
Syekh Abu Dairy: Aku mengajar agama berdasarkan Qur'an dan Hadits, dan setiap hari ku ajar mereka dg materi baru dan berbeda agar para santriku tidak bosan menerima pelajaranku
Adi Sufi: salah.....! jawaban kamu salah semua.......
Syekh Abu Dairy: kalau begitu berilah petunjuk diriku yg bodoh ini
Adi Sufi: baiklah bila kamu telah mengakui kekuranganmu, sebenarnya jawabanmu semua tadi itu benar tapi benar bg org2 yg tingkatannya masih kesadaran mata, sdangkan kau guru harusnya kau lebih tinggi tingkatannya yaitu tingkatan kesadaran akal. ini aku beri penjelasan utk soal pertama sampai ke tiga
1. Cara makan yg benar, adalah lihat dulu makanannya halal atau haram, suci apa najis, kalau makan babi walau kau baca bismillah 1000x tetap akan membuatmu berdosa. Setelah jelas2 tahu bahwa makanan itu halal dan suci baru melakukan seperti apa yg kamu jawab tadi.
2. Cara tidur yg benar, yg kamu katakan tadi sebenarnya tidak seluruhnya salah, jawabanmu masih kurang tepat, bagi orang yg berakal tidak cukup hanya dzhohirnya saja yaitu berwudlu dan berdoa, tapi juga hatimu sewaktu belum tidur harus bersih dari dengki jg memaafkan semua kesalahan manusia dan bersih dari rasa cinta dunia, sehingga tidurmu adl tidur yg diridloi Allah, walau kau berwudlu dan berdoa tapi sebelum tidur di hatimu masih ada rasa dengki atau dendam atau rasa cinta dunia mngalahkan cinta pd Allah maka tidurmu adl tidur yg dimurka Allah SWT.
3. Cara mengajar yg benar, yg kamu jawab tadi itu bisa dilakukan semua orang, tidak hanya kamu, orang kafir pun yg mempelajari Qur'an dan Hadits dan dia pandai juga bisa mengajar seperti kamu, dan inti mengajar agama adl harus disertai rasa ikhlas dan hanya mengharap ridlo Allah, bukan pujian lebih2 bayaran.....faham kamu skrg Abu Dairy
Syekh Abu Dairy: terima kasih Adi Sufi, sekarang hilang kegundahan hatiku, atas ilmu yg kamu berikan padaku, dan kamu santriku, jangan terlalu mudah menyimpulkan orang hanya dari penampilan, keadaan atau kata katanya yg kelihatan kurang sopan, terkadang dia hanya menguji kamu, sampai di mana akhlak kamu, dan rupanya kamu harus belajar tasawuf sama Adi Sufi shg bisa berakhlak dg benar,dan skrg minta maaflah pd Adi Sufi
Santri Syekh Abu Dairy: Maafkan kelancangan saya tadi Syekh Adi Sufi, Maaf saya tadi salah paham, setelah mendengarkan penjelasan anda, ternyata anda orang 'alim
Adi Sufi: Ya saya maafkan dan tidak apa apa,sikap kamu membela guru kamu itu juga akhlak yg baik, tapi cara kamu tadi yg kurang baik, walau tujuan kamu benar, tapi kalau kamu pakai cara yg salah, sungguh demi Dzat Yang menguasai langit dan bumi, maka kebenaran tersebut sulit utk diterima.
Dari cerita ini lihat perbandingan jawaban Abu Dairy (kesadaran mata) dan jawaban adi sufi (kesadaran akal) dan dlm kisah tsb jg kumasukkan adab sbg seorang yg minta petunjuk tidak boleh "merasa mampu/merasa bisa" kerana bila ada rasa ini sulit utk menerima "ilmu" yg lebih tinggi tingkatannya.
kami akhiri semoga kita semua selalu dlm ridlo dan hidayah dari Allah..Aamiin Allaahumma Aamiin
Label:
Kisah Islami
12:31 AM
Seorang Arkeolog bernama Ron Wyatt pada ahir tahun 1988 silam mengklaimbahwa dirinya telah menemukan beberapa bangkai roda kereta tempur kuno didasar laut merah. Menurutnya, mungkin ini merupakan bangkai kereta tempur Pharaoh yang tenggelam dilautan tsb saat digunakan untuk mengejar Musa bersama para pengikutnya.
Menurut pengakuannya, selain menemukan beberapa bangkai roda kereta tempur berkuda, Wyatt bersama para krunya juga menemukan beberapa tulang manusia dan tulang kuda ditempat yang sama.
Temuan ini tentunya semakin memperkuat dugaan bahwa sisa2 tulang belulang itu merupakan bagian dari kerangka para bala tentara Pharaoh yang tenggelam di laut Merah. Apalagi dari hasil pengujian yang dilakukan di Stockhlom University terhadap beberapa sisa tulang belulang yang berhasil ditemukan,memang benar adanya bahwa struktur dan kandungan beberapa tulang telah berusia sekitar 3500 tahun silam, dimana menurut sejarah,kejadian pengejaran itu juga terjadi dalam kurun waktu yang sama.
Selain itu, ada suatu benda menarik yang juga berhasil ditemukan, yaitu poros roda dari salah satu kereta kuda yang kini keseluruhannya telah tertutup oleh batu karang, sehingga untuk saat ini bentuk aslinya sangat sulit untuk dilihat secara jelas. Mungkin Allah sengaja melindungi benda ini untuk menunjukkan kepada kita semua bahwa mukjizat yang diturunkan kepada Nabi2-Nya merupakan suatu hal yang nyata dan bukan merupakan cerita karangan belaka. Diantara beberapa bangkai kereta tadi, ditemukan pula sebuah roda dengan 4 buah jeruji yang terbuat dari emas.
Pada bagian peta yang dilingkari (lingkaran merah), menurut para ahli kira-kira disitulah lokasi dimana Nabi Musa bersama para kaumnya menyebrangi laut Merah. Lokasi penyeberangan diperkirakan berada di Teluk Aqaba di Nuweiba. Kedalaman maksimum perairan di sekitar lokasi penyeberangan adalah 800 meter di sisi ke arah Mesir dan 900 meter di sisi ke arah Arab. Sementara itu di sisi utara dan selatan lintasan penyeberangan (garis merah) kedalamannya mencapai 1500 meter. Kemiringan laut dari Nuweiba ke arah Teluk Aqaba sekitar 1/14 atau 4 derajat, sementara itu dari Teluk Nuweiba ke arah daratan Arab sekitar 1/10 atau 6 derajat /
Diperkirakan jarak antara Nuweiba ke Arab sekitar 1800 meter.Lebar lintasan Laut Merah yang terbelah diperkirakan 900 meter. Dapatkah kita membayangkan berapa gaya yang diperlukan untuk dapat membelah air laut hingga memiliki lebar lintasan 900 meter dengan jarak 1800 meter pada kedalaman perairan yang rata2 mencapai ratusan meter untuk waktu yang cukup lama, mengingat pengikut Nabi Musa yang menurut sejarah berjumlah ribuan? (menurut tulisan lain diperkirakan jaraknya mencapai 7 km, dengan jumlah pengikut Nabi Musa sekitar 600.000 orang dan waktu yang ditempuh untuk menyeberang sekitar 4 jam).
Menurut sebuah perhitungan, diperkirakan diperlukan tekanan (gaya per satuan luas) sebesar 2.800.000 Newton/m2 atau setara dengan tekanan yang kita terima Jika menyelam di laut hingga kedalaman 280 meter. Jika kita kaitkan dengan kecepatan angin,menurut beberapa perhitungan, setidaknya diperlukan hembusan angin dengan kecepatan konstan 30 meter/detik (108 km/jam) sepanjang malam untuk dapat membelah dan mempertahankan belahan air laut tersebut dalam jangka waktu 4 jam!!! sungguh luar biasa, Allah Maha Besar.
poros roda dari salah satu kereta kuda yang kini keseluruhannya telah tertutup oleh batu karang.
penyelam yang menemukan bangkai roda dan kereta
SUMBER
Trit Bermanfaat
UPDATE
َูุฃَْูุญََْููุง ุฅَِูู ู ُูุณَู ุฃَِู ุงุถْุฑِุจ ุจِّุนَุตَุงَู ุงْูุจَุญْุฑَ َูุงَََูููู ََููุงَู ُُّูู ِูุฑٍْู َูุงูุทَّْูุฏِ ุงْูุนَุธِูู ِ
Lalu Kami wahyukan kepada musa: "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu". Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar.
Ayat ke-2 ada di Quran Surat Ta-Ha (20) No. Ayat : : 77
َََูููุฏْ ุฃَْูุญََْููุง ุฅَِูู ู ُูุณَู ุฃَْู ุฃَุณْุฑِ ุจِุนِุจَุงุฏِู َูุงุถْุฑِุจْ َُููู ْ ุทَุฑِููุงً ِูู ุงْูุจَุญْุฑِ َูุจَุณุงً َّูุง ุชَุฎَุงُู ุฏَุฑَูุงً ََููุง ุชَุฎْุดَู
Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa: "Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering dilaut itu , kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam)".
Al-Qur’an telah memberi tahu peristiwa tersebut dalam surat Al Baqarah ayat 20 yang artinya :
“Dan (ingatlah), ketika kami belah laut untukmu lalu kami selamatkan kamu dan kami tenggelamkan (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya, sedang kamu sendiri menyaksikan”.
Dan di dalam Al-Quran Surat Asy-Syu’araa ayat 63 telah berfirman Allah SWT. Kepada Musa as.
“Lalu Kami wahyukan kepada Musa, Pukullah lautan itu dengan tongkatmu. Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan seperti gunung yang besar.”
Bukti Bahwa Nabi Musa Pernah Membelah Lautan
Written By Mas Toto on May 10, 2013 | 12:31 AM
Bukti Bahwa Nabi Musa Pernah Membelah Lautan
Seorang Arkeolog bernama Ron Wyatt pada ahir tahun 1988 silam mengklaimbahwa dirinya telah menemukan beberapa bangkai roda kereta tempur kuno didasar laut merah. Menurutnya, mungkin ini merupakan bangkai kereta tempur Pharaoh yang tenggelam dilautan tsb saat digunakan untuk mengejar Musa bersama para pengikutnya.
Menurut pengakuannya, selain menemukan beberapa bangkai roda kereta tempur berkuda, Wyatt bersama para krunya juga menemukan beberapa tulang manusia dan tulang kuda ditempat yang sama.
Temuan ini tentunya semakin memperkuat dugaan bahwa sisa2 tulang belulang itu merupakan bagian dari kerangka para bala tentara Pharaoh yang tenggelam di laut Merah. Apalagi dari hasil pengujian yang dilakukan di Stockhlom University terhadap beberapa sisa tulang belulang yang berhasil ditemukan,memang benar adanya bahwa struktur dan kandungan beberapa tulang telah berusia sekitar 3500 tahun silam, dimana menurut sejarah,kejadian pengejaran itu juga terjadi dalam kurun waktu yang sama.
Selain itu, ada suatu benda menarik yang juga berhasil ditemukan, yaitu poros roda dari salah satu kereta kuda yang kini keseluruhannya telah tertutup oleh batu karang, sehingga untuk saat ini bentuk aslinya sangat sulit untuk dilihat secara jelas. Mungkin Allah sengaja melindungi benda ini untuk menunjukkan kepada kita semua bahwa mukjizat yang diturunkan kepada Nabi2-Nya merupakan suatu hal yang nyata dan bukan merupakan cerita karangan belaka. Diantara beberapa bangkai kereta tadi, ditemukan pula sebuah roda dengan 4 buah jeruji yang terbuat dari emas.
Pada bagian peta yang dilingkari (lingkaran merah), menurut para ahli kira-kira disitulah lokasi dimana Nabi Musa bersama para kaumnya menyebrangi laut Merah. Lokasi penyeberangan diperkirakan berada di Teluk Aqaba di Nuweiba. Kedalaman maksimum perairan di sekitar lokasi penyeberangan adalah 800 meter di sisi ke arah Mesir dan 900 meter di sisi ke arah Arab. Sementara itu di sisi utara dan selatan lintasan penyeberangan (garis merah) kedalamannya mencapai 1500 meter. Kemiringan laut dari Nuweiba ke arah Teluk Aqaba sekitar 1/14 atau 4 derajat, sementara itu dari Teluk Nuweiba ke arah daratan Arab sekitar 1/10 atau 6 derajat /
Diperkirakan jarak antara Nuweiba ke Arab sekitar 1800 meter.Lebar lintasan Laut Merah yang terbelah diperkirakan 900 meter. Dapatkah kita membayangkan berapa gaya yang diperlukan untuk dapat membelah air laut hingga memiliki lebar lintasan 900 meter dengan jarak 1800 meter pada kedalaman perairan yang rata2 mencapai ratusan meter untuk waktu yang cukup lama, mengingat pengikut Nabi Musa yang menurut sejarah berjumlah ribuan? (menurut tulisan lain diperkirakan jaraknya mencapai 7 km, dengan jumlah pengikut Nabi Musa sekitar 600.000 orang dan waktu yang ditempuh untuk menyeberang sekitar 4 jam).
Menurut sebuah perhitungan, diperkirakan diperlukan tekanan (gaya per satuan luas) sebesar 2.800.000 Newton/m2 atau setara dengan tekanan yang kita terima Jika menyelam di laut hingga kedalaman 280 meter. Jika kita kaitkan dengan kecepatan angin,menurut beberapa perhitungan, setidaknya diperlukan hembusan angin dengan kecepatan konstan 30 meter/detik (108 km/jam) sepanjang malam untuk dapat membelah dan mempertahankan belahan air laut tersebut dalam jangka waktu 4 jam!!! sungguh luar biasa, Allah Maha Besar.
Spoilerfor pic:
poros roda dari salah satu kereta kuda yang kini keseluruhannya telah tertutup oleh batu karang.
Spoilerfor pic:
Spoilerfor pic:
Spoilerfor pic:
penyelam yang menemukan bangkai roda dan kereta
Spoilerfor pic:
Spoilerfor pic:
Spoilerfor pic:
bagi ini ya
asal jgn ini
ini jg gpp
asal jgn ini
ini jg gpp
SUMBER
Trit Bermanfaat
UPDATE
Spoilerfor Laut Terbelah:
Ayat I ada di Qur'an Surat Ash-Shu'ara (26) : 63َูุฃَْูุญََْููุง ุฅَِูู ู ُูุณَู ุฃَِู ุงุถْุฑِุจ ุจِّุนَุตَุงَู ุงْูุจَุญْุฑَ َูุงَََูููู ََููุงَู ُُّูู ِูุฑٍْู َูุงูุทَّْูุฏِ ุงْูุนَุธِูู ِ
Lalu Kami wahyukan kepada musa: "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu". Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar.
Ayat ke-2 ada di Quran Surat Ta-Ha (20) No. Ayat : : 77
َََูููุฏْ ุฃَْูุญََْููุง ุฅَِูู ู ُูุณَู ุฃَْู ุฃَุณْุฑِ ุจِุนِุจَุงุฏِู َูุงุถْุฑِุจْ َُููู ْ ุทَุฑِููุงً ِูู ุงْูุจَุญْุฑِ َูุจَุณุงً َّูุง ุชَุฎَุงُู ุฏَุฑَูุงً ََููุง ุชَุฎْุดَู
Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa: "Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering dilaut itu , kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam)".
Al-Qur’an telah memberi tahu peristiwa tersebut dalam surat Al Baqarah ayat 20 yang artinya :
“Dan (ingatlah), ketika kami belah laut untukmu lalu kami selamatkan kamu dan kami tenggelamkan (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya, sedang kamu sendiri menyaksikan”.
Dan di dalam Al-Quran Surat Asy-Syu’araa ayat 63 telah berfirman Allah SWT. Kepada Musa as.
“Lalu Kami wahyukan kepada Musa, Pukullah lautan itu dengan tongkatmu. Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan seperti gunung yang besar.”
Label:
Kisah Islami,
Peristiwa
9:05 PM
Tulisan ini hanya sepenggal kisah tentang Hasyim Asyari, pahlawan nasional dan pendiri organisasi Nahdhatul Ulama (NU). Kiai karismatik berjuluk Hadratus Syaikh yang berarti Maha Guru, ini dikenal sebagai ahli ilmu agama, khususnya tafsir, hadits dan fiqih.
Dia mengabdi kepada umat dengan mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng di Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Hasyim juga berdakwah ke daerah-daerah pada masanya.
Sedangkan gelar pahlawan dia dapat karena pada masa penjajahan belanda, Hasyim Asyari ikut mendukung upaya kemerdekaan dengan menggerakkan rakyat melalui fatwa jihad yang kemudian dikenal sebagai resolusi jihad melawan penjajah Belanda pada 22 Oktober 1945. Akibat fatwa itu, meledak lah perang di Surabaya pada 10 November 1945.
Menurut Ishom Hadzik (2000) dalam buku yang ditulis Zuhairi Misrawi berjudul "Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari: moderasi, keumatan, dan kebangsaan", pada masa penjajahan Belanda, Hasyim senantiasa berkomunikasi dengan tokoh-tokoh muslim dari berbagai penjuru dunia untuk melawan penjajahan.
Misalnya dengan Pangeran Abdul Karim al-Khatthabi (Maroko), Sultan Pasha Al-Athrasi (Suriah), Muhammad Amin al-Husaini (Palestina), Dhiyauddin al-Syairazi, Muhammad Ali, dan Syaukat Ali (India), serta Muhammad Ali Jinnah (Pakistan).
Hasilnya pada 22 Oktober 1945, Hasyim dan sejumlah ulama di kantor NU Jatim mengeluarkan resolusi jihad itu. Karena itulah Hasyim diancam hendak ditangkap Belanda. Namun Hasyim tak bergeming, dia memilih bertahan mendampingi laskar Hizbullah dan Sabilillah melawan penjajah.
Bahkan ketika Bung Tomo meminta Kiai Hasyim mengungsi dari Jombang, Hasyim berkukuh bertahan hingga titik darah penghabisan. Hingga muncul sebuah kaidah (rumusan masalah yang menjadi hukum) populer di kalangan kelompok tradisional; hubb al-wathan min al-iman (mencintai tanah air adalah bagian dari iman).
Fatwa atau resolusi jihad Hasyim berisi lima butir. Seperti ditulis Lathiful Khuluq berjudul "Fajar Kebangunan Ulama, Biografi Kiyai Hasyim Asyari" yang diterbitkan LKiS pada 2000 lalu, butir Pertama resolusi jihad berbunyi; kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus wajib dipertahankan.
Butir ke dua; Republik Indonesia sebagai satu-satunya pemerintahan yang sah harus dijaga dan ditolong. Ke tiga; musuh republik Indonesia yaitu Belanda yang kembali ke Indonesia dengan bantuan sekutu Inggris pasti akan menggunakan cara-cara politik dan militer untuk menjajah kembali Indonesia.
Ke empat; umat Islam terutama anggota NU harus mengangkat senjata melawan penjajah Belanda dan sekutunya yang ingin menjajah Indonesia kembali. Ke lima; kewajiban ini merupakan perang suci (jihad) dan merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang tinggal dalam radius 94 kilo meter, sedangkan mereka yang tinggal di luar radius tersebut harus membantu dalam bentuk material terhadap mereka yang berjuang.
Semangat dakwah antikolonialisme sudah melekat pada diri Hasyim sejak belajar di Makkah, ketika jatuhnya dinasti Ottoman di Turki. Menurut Muhammad Asad Syihab (1994), Hasyim pernah mengumpulkan kawan-kawannya, lalu berdoa di depan Multazam, berjanji menegakkan panji-panji keislaman dan melawan berbagai bentuk penjajahan.
Semangat itu dia bawa tatkala kembali ke Indonesia dan dia tularkan kepada anaknya, Wahid Hasyim. Kelak, Wahid Hasyim dipercaya menjabat sebagai Menteri Agama pertama pada era Presiden Soekarno.
Sikap anti penjajahan juga sempat membawa Hasyim masuk bui ketika masa penjajahan Jepang. Waktu itu, kedatangan Jepang disertai kebudayaan 'Saikerei' yaitu menghormati Kaisar Jepang "Tenno Heika" dengan cara membungkukkan badan 90 derajat menghadap ke arah Tokyo setiap pagi sekitar pukul 07.00 WIB.
Budaya itu wajib dilakukan penduduk tanpa kecuali, baik anak sekolah, pegawai pemerintah, kaum pekerja dan buruh, bahkan di pesantren-pesantren. Bisa ditebak, Hasyim Asyari menentang karena dia menganggapnya 'haram' dan dosa besar.
Membungkukkan badan semacam itu menyerupai 'ruku' dalam sholat, hanya diperuntukkan menyembah Allah SWT. Menurut Hasyim, selain kepada Allah hukumnya haram, sekalipun terhadap Kaisar Tenno Heika yang katanya keturunan Dewa Amaterasu, Dewa Langit.
Akibat penolakannya itu, pada akhir April 1942, Hasyim Asyari yang sudah berumur 70 tahun dijebloskan ke dalam penjara di Jombang. Kemudian dipindah ke Mojokerto, lalu ke penjara Bubutan, Surabaya. Selama dalam tawanan Jepang, Kiai Hasyim disiksa hingga jari-jari kedua tangannya remuk tak lagi bisa digerakkan.
Hasyim Asyari lahir di Desa Gedang, Kecamatan Diwek, Jombang, Jawa Timur, 10 April 1875 dengan nama lengkap Mohammad Hasyim Asyari. Mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng dan organisasi NU. Kakek almarhum Gus Dur ini meninggal di Jombang, 25 Juli 1947 pada umur 72 tahun.
KH Hasyim Asyari dan resolusi jihad melawan Belanda
Written By Mas Toto on May 8, 2013 | 9:05 PM
KH Hasyim Asyari dan resolusi jihad melawan Belanda
Reporter : Mohamad Taufik
Minggu, 5 Mei 2013 13:17:00
300
Tulisan ini hanya sepenggal kisah tentang Hasyim Asyari, pahlawan nasional dan pendiri organisasi Nahdhatul Ulama (NU). Kiai karismatik berjuluk Hadratus Syaikh yang berarti Maha Guru, ini dikenal sebagai ahli ilmu agama, khususnya tafsir, hadits dan fiqih.
Dia mengabdi kepada umat dengan mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng di Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Hasyim juga berdakwah ke daerah-daerah pada masanya.
Sedangkan gelar pahlawan dia dapat karena pada masa penjajahan belanda, Hasyim Asyari ikut mendukung upaya kemerdekaan dengan menggerakkan rakyat melalui fatwa jihad yang kemudian dikenal sebagai resolusi jihad melawan penjajah Belanda pada 22 Oktober 1945. Akibat fatwa itu, meledak lah perang di Surabaya pada 10 November 1945.
Menurut Ishom Hadzik (2000) dalam buku yang ditulis Zuhairi Misrawi berjudul "Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari: moderasi, keumatan, dan kebangsaan", pada masa penjajahan Belanda, Hasyim senantiasa berkomunikasi dengan tokoh-tokoh muslim dari berbagai penjuru dunia untuk melawan penjajahan.
Misalnya dengan Pangeran Abdul Karim al-Khatthabi (Maroko), Sultan Pasha Al-Athrasi (Suriah), Muhammad Amin al-Husaini (Palestina), Dhiyauddin al-Syairazi, Muhammad Ali, dan Syaukat Ali (India), serta Muhammad Ali Jinnah (Pakistan).
Hasilnya pada 22 Oktober 1945, Hasyim dan sejumlah ulama di kantor NU Jatim mengeluarkan resolusi jihad itu. Karena itulah Hasyim diancam hendak ditangkap Belanda. Namun Hasyim tak bergeming, dia memilih bertahan mendampingi laskar Hizbullah dan Sabilillah melawan penjajah.
Bahkan ketika Bung Tomo meminta Kiai Hasyim mengungsi dari Jombang, Hasyim berkukuh bertahan hingga titik darah penghabisan. Hingga muncul sebuah kaidah (rumusan masalah yang menjadi hukum) populer di kalangan kelompok tradisional; hubb al-wathan min al-iman (mencintai tanah air adalah bagian dari iman).
Fatwa atau resolusi jihad Hasyim berisi lima butir. Seperti ditulis Lathiful Khuluq berjudul "Fajar Kebangunan Ulama, Biografi Kiyai Hasyim Asyari" yang diterbitkan LKiS pada 2000 lalu, butir Pertama resolusi jihad berbunyi; kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus wajib dipertahankan.
Butir ke dua; Republik Indonesia sebagai satu-satunya pemerintahan yang sah harus dijaga dan ditolong. Ke tiga; musuh republik Indonesia yaitu Belanda yang kembali ke Indonesia dengan bantuan sekutu Inggris pasti akan menggunakan cara-cara politik dan militer untuk menjajah kembali Indonesia.
Ke empat; umat Islam terutama anggota NU harus mengangkat senjata melawan penjajah Belanda dan sekutunya yang ingin menjajah Indonesia kembali. Ke lima; kewajiban ini merupakan perang suci (jihad) dan merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang tinggal dalam radius 94 kilo meter, sedangkan mereka yang tinggal di luar radius tersebut harus membantu dalam bentuk material terhadap mereka yang berjuang.
Semangat dakwah antikolonialisme sudah melekat pada diri Hasyim sejak belajar di Makkah, ketika jatuhnya dinasti Ottoman di Turki. Menurut Muhammad Asad Syihab (1994), Hasyim pernah mengumpulkan kawan-kawannya, lalu berdoa di depan Multazam, berjanji menegakkan panji-panji keislaman dan melawan berbagai bentuk penjajahan.
Semangat itu dia bawa tatkala kembali ke Indonesia dan dia tularkan kepada anaknya, Wahid Hasyim. Kelak, Wahid Hasyim dipercaya menjabat sebagai Menteri Agama pertama pada era Presiden Soekarno.
Sikap anti penjajahan juga sempat membawa Hasyim masuk bui ketika masa penjajahan Jepang. Waktu itu, kedatangan Jepang disertai kebudayaan 'Saikerei' yaitu menghormati Kaisar Jepang "Tenno Heika" dengan cara membungkukkan badan 90 derajat menghadap ke arah Tokyo setiap pagi sekitar pukul 07.00 WIB.
Budaya itu wajib dilakukan penduduk tanpa kecuali, baik anak sekolah, pegawai pemerintah, kaum pekerja dan buruh, bahkan di pesantren-pesantren. Bisa ditebak, Hasyim Asyari menentang karena dia menganggapnya 'haram' dan dosa besar.
Membungkukkan badan semacam itu menyerupai 'ruku' dalam sholat, hanya diperuntukkan menyembah Allah SWT. Menurut Hasyim, selain kepada Allah hukumnya haram, sekalipun terhadap Kaisar Tenno Heika yang katanya keturunan Dewa Amaterasu, Dewa Langit.
Akibat penolakannya itu, pada akhir April 1942, Hasyim Asyari yang sudah berumur 70 tahun dijebloskan ke dalam penjara di Jombang. Kemudian dipindah ke Mojokerto, lalu ke penjara Bubutan, Surabaya. Selama dalam tawanan Jepang, Kiai Hasyim disiksa hingga jari-jari kedua tangannya remuk tak lagi bisa digerakkan.
Hasyim Asyari lahir di Desa Gedang, Kecamatan Diwek, Jombang, Jawa Timur, 10 April 1875 dengan nama lengkap Mohammad Hasyim Asyari. Mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng dan organisasi NU. Kakek almarhum Gus Dur ini meninggal di Jombang, 25 Juli 1947 pada umur 72 tahun.
Label:
Kisah Islami,
Peristiwa
9:12 AM
Sang permaisuri sudah cukup bulanya untuk bersalin , pada bulan Maulud tanggal 25 ba'da Subuh Syarifah Muda'im melahirkan seorang bayi laki laki yang elok sekali , cahayanya meredupkan cahaya matahari , Maulana sultan abdullah gembira sekali , Lalu di bawa tawaf di baitullah , di rubung oleh para ulama dan orang orang mukmin dan di beri nama SYARIF HIDAYATULLAH bertepatan pada tahun 1448 M .
60 hari kemudian rombongan sulthan abdullah dan permaisuri bertolak menuju negara Mesir .
Beberapa tahun kemudian syarifah muda'im mengandung kembali , setelah datang kepada waktunya lahirlah seorang bayi laki laki dan di beri nama SYARIF NURULLAH
Selang beberapa waktu Maulana Sultan Syarif Abdullah Wafat , setelah wafatnya sang sultan lalu yang menjabat sebagai sultan mesir adalah Patih Jamalulail mewakili Syarif Hidayatullah selama sebelum dewasa.
sumber : Babad Tanah Sunda / karya PS.Sulendraningrat
Kisah Kelahiran Sunan Gunung Jati ( Dzohirnya Wali Qutub )
Written By Mas Toto on April 25, 2013 | 9:12 AM
Kisah Kelahiran Sunan Gunung Jati ( Dzohirnya Wali Qutub )
Di ceritakan di negara mesir Maulana sultan syarif abdullah dan
permaisuri Syarifah Muda'im sudah mengandung 7 bulan pergi ziarah ke
mekkah dan madinah . berangkat di iringi wadyabala dua ribu orang
berlayar mengendarai kapal datang sudah di jeddah , lalu menuju mekkah
dan meneruskan perjalanan menuju madinah , datang sudah rombongan
Maulana Syarif Abdullah di hadapan Maqom Nabi Muhammad SAW , setelah
selesai ziarah kemudian mereka kembali ke Mekkah .
Sang permaisuri sudah cukup bulanya untuk bersalin , pada bulan Maulud tanggal 25 ba'da Subuh Syarifah Muda'im melahirkan seorang bayi laki laki yang elok sekali , cahayanya meredupkan cahaya matahari , Maulana sultan abdullah gembira sekali , Lalu di bawa tawaf di baitullah , di rubung oleh para ulama dan orang orang mukmin dan di beri nama SYARIF HIDAYATULLAH bertepatan pada tahun 1448 M .
60 hari kemudian rombongan sulthan abdullah dan permaisuri bertolak menuju negara Mesir .
Beberapa tahun kemudian syarifah muda'im mengandung kembali , setelah datang kepada waktunya lahirlah seorang bayi laki laki dan di beri nama SYARIF NURULLAH
Selang beberapa waktu Maulana Sultan Syarif Abdullah Wafat , setelah wafatnya sang sultan lalu yang menjabat sebagai sultan mesir adalah Patih Jamalulail mewakili Syarif Hidayatullah selama sebelum dewasa.
sumber : Babad Tanah Sunda / karya PS.Sulendraningrat
9:07 AM
Cerita ini di
kutip dari buku Babad Tanah Cirebon karya PS Sulendraningrat yang
menjelaskan tentang perjalananya Syarif Hidayatullah bertemu dengan Nabi
Muhammad SAW
Diceritakan di negara mesir sang raja Syarif Hidayatullah sedang sendirian dalam gedung perpustakaan membaca kitab usulkalam yang sangat terperinci/halus,jeng maulana sudah menerima/menangkap tersiratnya kitab yang di baca itu, sehingga timbul rasa sungguh - sungguh berkehendak berguru kepada Nabi Muhammad SAW , walaupun menurut kabar dan memang kenyataanya Nabi Muhammad telah tiada ,tetapi Allah SWT lebih punya kuasa.
Maulana sulthan Syarif Hidayatullah segera keluar dari gedung perpustakaan itu lalu menghadap ibunya ( Nyai Rarasantang ) Syarifah Mudaim,datang sudah di hadapanya
Segera berkata : " Duhai ibu mohon izin akan berguru kepada Maulana Nabi Muhammad SAW,hendak di cari dimana adanya. "
Sang ibunda merangkulnya dan berkata :" Mas sayang putraku,seyogyanya anda tau Maulana Rosulullah SAW sudah tiada,bahkan sudah turun yang ke 22 kepada anda,baik bergurulah kepada Awliya,para ulama mana yang anda pilih anda sukai, janganlah anda cari yang sudah tiada."
Sang putra memaksa karena tidak tahan,segera mohon pamit meneruskan perjalananya pada tanggal 5 bulan jumadil awal tahun 1466M, Sang ibu menangis gelisah......
Cerita Selanjutnya Klik Sunan Gunung Jati Sebagai Wali Qutub Di Zamanya 2
Sunan Gunung Jati Sebagai Wali Qutub Di Zamanya 3
sunan gunung jati sebagai wali qutub di zamanya 4
Sunan Gunung Jati Sebagai Wali Qutub Di Zamanya
Sunan Gunung Jati Sebagai Wali Qutub Di Zamanya
Maulana Sulthon Syarif Hidayatullah |
Diceritakan di negara mesir sang raja Syarif Hidayatullah sedang sendirian dalam gedung perpustakaan membaca kitab usulkalam yang sangat terperinci/halus,jeng maulana sudah menerima/menangkap tersiratnya kitab yang di baca itu, sehingga timbul rasa sungguh - sungguh berkehendak berguru kepada Nabi Muhammad SAW , walaupun menurut kabar dan memang kenyataanya Nabi Muhammad telah tiada ,tetapi Allah SWT lebih punya kuasa.
Maulana sulthan Syarif Hidayatullah segera keluar dari gedung perpustakaan itu lalu menghadap ibunya ( Nyai Rarasantang ) Syarifah Mudaim,datang sudah di hadapanya
Segera berkata : " Duhai ibu mohon izin akan berguru kepada Maulana Nabi Muhammad SAW,hendak di cari dimana adanya. "
Sang ibunda merangkulnya dan berkata :" Mas sayang putraku,seyogyanya anda tau Maulana Rosulullah SAW sudah tiada,bahkan sudah turun yang ke 22 kepada anda,baik bergurulah kepada Awliya,para ulama mana yang anda pilih anda sukai, janganlah anda cari yang sudah tiada."
Sang putra memaksa karena tidak tahan,segera mohon pamit meneruskan perjalananya pada tanggal 5 bulan jumadil awal tahun 1466M, Sang ibu menangis gelisah......
Cerita Selanjutnya Klik Sunan Gunung Jati Sebagai Wali Qutub Di Zamanya 2
Sunan Gunung Jati Sebagai Wali Qutub Di Zamanya 3
sunan gunung jati sebagai wali qutub di zamanya 4
8:41 AM
Kisah Nyai Mas Ayu Gandasari Dan Syekh Magelung I
Nyai Mas Ayu Gandasari |
Gusti sinuhun nawuri sorban ngideri masjid minangka hudan , Dipun beber
Nyai Mas Ayu Gandasari saking dermayu " Duh gusti sae temen sorban niki
kangge sinten ? Jawab Gusti " Sorban niki kangge ummat kanjeng
nabi,ummat ingkang purun sholat serta nurut perintah sunnah perintah
allah kang den pasti ora tinggal sampe mati.... " Petikan Syair
Syekhunal Mukarrom dalam tawasul Jamaah Asy Syahadatain yang
mengkisahkan tentang nyai mas ayu gandasari yang bertanya kepada gurunya
Sunan Gunung Jati tentang sorban yang sedang beliau sebarkan , berikut
ini kisah Nyai Mas Ayu Gandasari yang bersumber dari Babad Tanah
Padjadjaran Karya PS.Sulendraningrat.
Diceritakan di kraton Rajagaluh sang Prabu Cakraningrat
sedang diseba. Seluruh para Sanghyang, para Dipati, para Gegedeng dan para
perwira tentara pada berkumpul. Berkata sang prabu,’’ Hai dipati palimanan,
mana keterangannya sunan Cirebon, sebab itu adalah orang ngumandi/menjadi
benalu sudah lama belum ada permohonan idhinnya.’’ Berkata dipati palimanan,
‘’duhai gusti mohon ampunan dalem karena tidak berhasil, betapa seringnya hamba
mengurus para gegedeng dan bertindak pribadi, akan tetapi Negara cirebon tidak
terlihat, apabila sementara para gegedeng dapat melihat sunan jati atau bias
memasui Negara Cirebon yang bertemu sunan jati mereka tidak pulang kembali,
para gegedeng sudah banyak yang pada anut.’’
Berkata sang prabu,’’ demang rajagaluh sekarang supaya
bertolak ke Cirebon hingga sampai bertemu sendiri dengan sunan, harap di beri
tahu supaya mau seba ke rajagaluh, dan harus mengirim upeti tiap tahun, kalau
tidak anut kepadaku niscaya sunan Cirebon akan dirampas rajakayane/kekayaannya
dan boleh dipotong lehernya,kalau menghendaki perang tentu aku serbu dibikin
tanah hitam (Cirebon akan dibumi hanguskan).’’ Ki demang mengucap sandika.
Segera mohon pamit terus perjalanannya dengan mengepalai prajurit empat puluh
orang ki demang perjalanannya di putar-putar kembali lagi ke tempat semula,
kalau ke utara terus tersesat ke utara, kalau ke selatan terus tersesat pula ke
selatan, senantiasa tersesat tidak tau arah.
Diceritakan ki gedeng selapan dan di wartakan sejak dahulu
tatkala bertapa di gunung mendang di bawah pohon pudak memuja semedi ingin
mempunyai anak yang sakit lagi punjul. Permulaan bertapa bunga pudak baru
kuncup, sekarang berjatuhan di hadapan ki pendeta saksana/sekonyong-konyong di
Kabul oleh Robbul’Alamin di antara bunga pudak yang jatuh di tanah itu ternyata
jadi bayi perempuan, lalu bayi itu di bawa pulang.
Ki pendeta baru usai dari tapanya lalu bayi itu di beri nama
panguragan. Menurut kaol lain panguragan adalah putra angkatnya dari sultan
aceh dan seorang adik kandung perempuan dari fadhilah khan/faletehan. Ki
pendeta (pangeran cakrabuana) lalu membangun dukuh/pemukiman semua
tanam-tanaman serba jadi, seterusnya termashur dukuh itu di sebut dukuh
panguragan.
Diceritakan nyi mas panguragan sudah berumur lima belas
tahun, bahkan ia sudah be’at/berguru kepada sunan gunung jati. Dikatakan oleh
jeng sunan jati walaupun engkau adalah perempuan tetapi engkau adalah menjadi
prajurit awliya.
Diceritakan nyi mas panguragan sudah termashur ke lain-lain
desa keperwiraan saktinya lagi indah elok cantik rupanya seperti punjul
sebuana, bahkan sudah banyak para gegedeng para bupati dan para satria pula
para juragan para nakhoda yang sudah melamar berduyun-duyun. Diceritakan
orang-orang dua puluh lima Negara sudah membangun pemondokan menunggu utusan ki
pendeta membawa balasan lamarannya masing-masing.
Diceritakan pendeta salapandan memanggil menghadap sang putra
nyi mas panguragan yang di sebut Gandasari. Berkata ki pendeta,’’ putriku
panguragan aku minta engkau supaya mau bersuami, sudah cukup waktunya engkau
mempunyai suami, mana yang engkau pilih salah seorang dari semua yang telah
melamar engkau, demang, mantri, satria, bupati, dan para gegedeng pula para
juragan para nakhoda yang sedang menunggu di pondokannya masing-masing,
beritahulah kepada si bapak yang engkau senangi’’.
Berkata sang putri,’’ Rama, sekarang sang putrid belum suka
mempunyai suami, masih enak mengolah tubuh.’’ Berkata ki pendeta,’’ hai bayi,
tidak enak orang yang jadi kembang bibir, di sebut-sebut namanya oleh tiap
orang, dan engkau kalau tidak mau bersuami tentu dirusak dukuh panguragan
ini.’’ Berkata ratna Gandasari,’’ Rama, hamba mau pula bersuami akan tetapi
kalau hamba sudah terkalahkan siapa saja yang bias menangkap hamba, yang
melebihi kesaktian hamba, itulah orang yang akan mengabdi kepadanya, jangan
lagi para pembesar, walaupun orang melarat kalau bias menangkap hamba itu
tandanya jodoh hamba, silahkan Rama mengadakan sayembara kepada orang-orang dua
puluh lima Negara, seandainya ada seorang yang di terima lamarannya pasti yang
lain tidak menerimakannya. ‘’ segera ki pendeta memanggil seorang pembantu di
minta pergi ke pemondokan orang-orang dua puluh lima Negara untuk mengumumkan
siapa saja yang bias mengungguli keperwiraannya dapat menangkap Ratna
panguragan ia itulah menjadi tanda jodohnya dan mengabdi kepadanya. Pembantu
itu keluar sudah, segera sudah mengumumkan kepada seluruh gegedeng, satria dan
para nakhoda.
Segera mereka siap bertindak memasuki medan sayembara.
Orang-orang dua puluh lima Negara bersuka ria saling berebut dahulu mendahului.
Diceritakan nyi mas panguragan sudah memasuki arena
sayembara di tengah-tengah balabar/batas medan sayembara berbusana putrid raja
indah gemerlapan laksana bidadari dari sorga. Seluruh para aruman para ifrit
pada meringinya ke medan laga sambil menyiarkan bebaun harum sekali memenuhi
sekeliling medan laga. Orang-orang dua puluh lima Negara melihat keluarnya sang
putrid dan pengiring pada terlongong-longong masing-masing matanya tidak
berkedip.
Segera sang putrid menantang,’’ hai orang-orang dua puluh
lima Negara, rebutlah tubuhku, barangsiapa yang bisa menangkapnya sungguh
jantan, unggulilah kesaktian aku niscaya aku mengabdi kepadanya.’’ Segera
orang-orang dua puluh lima Negara maju serentak saling berebut dahulu mendahului
saling desak-mendesak, sang putri segera siap siaga. Dengan gugup ki gedeng
plered berusaha menangkapnya segera sang putri melesat ke atas, ki plered
ditendangnya jatuh terjengkang. Gedeng plumbon melambai-lambai,’’ adik turunlah
di bombing oleh sikakak, jangan memelet jangan menduyung, kakak cinta sendiri
kembang biru di atas kuburan, si kaka sungguh cinta lubang di susun dengan batu
bata, bambu berumpun, sepanjang umur aku gauli.’’ Sang putrid segera turun
sambil mendupak ki plumbon jatuh terjengkang berguling di tanah di injak
perutnya yang buncit. Ki ujang gebang menubruknya meleset karenanya jatuh tengkurap. Ki gedeng
kandanggaru menyandak, sang putrid melesat. Ki gedeng ketawa terbahak-bahak
sambil berkata,’’ nini putrid jangan lari, kelapa tua beriringan seperjalanan,
tangkai waru janganlah suka menghindari bokor tanah, orang ayu jangan suka
mengecewakan, jauh-jauh dari kandanggaru akhirnya ditinggal lari, larilah
sampai jagat si kakak tentu mengiringi.’’ Lalu sang putri lari dikejar sampai
di pedesaan. Sang putri masuk ke dalam hutan, seluruh dedaunan dan pepohonan
yang pada tersentuh olehnya jadi berbau harum, sebab harumnya Nyi mas
Panguragan melebihi harumnya bunga atau minyak wangi, oleh karena tubuhnya yang
harum, kalau memakai kembang dari para Aruman, para ifrit. Berjatuhanlah ke
tanah kembang dari sang putrid,
karenanya seluas hutan itu nantinya disebut hutan wanasari makanya nyi mas
panguragan disebut pula Nyi Mas
Gandasari, oleh karena ia adalah seorang
manusia yang tubuhnya berbau harum sekali.
Sang putrid terus berlari di lading persawahan. Ki gedeng kandanggaru berusaha memegangya
tetapi tidak kunjang kena bahkan ia terserimpet oleh padi merah lalu jatuh
tengkurap. Sang putrid mencibirinya. Ki gedeng karenanya merasa malu sekali
lalu pulang sambil berkata,’’ jangan sekali-kali anak cucuku menanam padi merah
karena aku mendapat malu itu di karenakan mendapat malu oleg padi merah,’’ sang
putrid lalu pulang menghadapi lagi sayembara ramai sudah orang-orang menonton
pada surak gegap gempita berjubel-jubel.
Diceritakan seseorang putra sebrang yang baru mendarat di
pantai Cirebon dari laut, yang bernama jaka supetak dan jaka pekik dengan
mengepalai watya bala seratus orang siluman yang beruak manusia hendak
menerobos Negara menguasai sepulau jawa namun datangnya tersesat di pantai
Cirebon. Kedua putra ini kebingungan lalu berjalan kea rah masing-masing untuk menyelidiki
daerah baru itu. Jaka pekik berjalan kea rah selatan, dan jaka supetak berjalan
ke barat hingga datang di panguragan bebarengan dengan terdengarnya suara
surak-surak gegap gempita. Segera jaka supetak melihat sayembara lalu ia
memasuki ke tengah balabar/batas tempat sayembara.
Diceritakan yang sedang menghadapi sayembara itu adalah
putra dalam indramayu yang bernama satria indra kusuma memegang busur panah
yang pada anak panahnya tertulis di tujukan kepada sang putri yang di rindui
oleh hatiku tidak lain terbayang di hitam-hitamnya mataku hanya rama yang
panguragan sebagai calon mustika yang senantiasa di puja, akan di puja,
lekaslah anda menurut bersama-samaku pulang ke Negara indramayu. Segera anak
panah itu di lepaskan, sang putri cepat panah di tangkis, ia mengetahui tulisan
yang ada di anak panah itu. Sang putrid membalas melepaskan anak panah yang
sudah cepat membalas melepaskan anak panah yang sudah cepat terlepas laksana
kilat dan mengenai tubuh satria indra kusuma itu karenanya ia jatuh berguling
di tanah dengan di suraki itu karenanya ia jatuh berguling di tanah dengan di
suraki gemuru, karenanya orang-orang indramayu lalu mengundurkan diri lalu jaka
supetak mendekatinya, berkata sang putri,’’ hai satria, janganlah mati sebelum
di ketahui namanya, siapa nama anda?’’ berkata jaka supetak, ‘’ putra dari
sebrang, Negara cempa bawah angin, jaka supetak namaku, nin putri baiklah
tunduk, jangan cari gara-gara, orang cantik ayu sayanglah kalau tidak jadi
mustikanya keratonku. Karena aku tersesat memasuki sayembara ini niscaya musuh
tidak ada yang keluar hidup-hidup.’’ Sang putrid segera memegang busur panah
dan anak panahnya di lepaskan, jaka supetak menadahi, jauhnya anak panah ke
tubuh jaka supetak hanya seperti batu yang dilemparkan. Berkata jaka supetak
sambil ketawa,’’ Hai sang putrid mana panah yang paling ampuh habiskanlah
prawira sakti anda kalau menguji calon suami anda, jangan nanti sampai
elik/menolak di belakang hari, habiskanlah sekehendak anda terlebih dahulu.’’
Sang putri memegang senjata andalannya segera di tusukan ke
tubuh jaka supetak. Jaka supetak menangkis dengan sebuah keris saling
tangkis-menangkis. Keris jaka supetak mengeluarkan api bersemburan. Sang putri
lalu lari merasa tidak kuat, jaka supetak mengejarnya.
Diceritakan jaka sinuhun jati purba yang sedang berdiri
dipinggir sebuah sungai, tidak antara lama adalah Nyi mas gandasari mohon
senjata pertolongan. Jaka supetak sudah dihadapannya. Segera ia berkata,’’ Hai
paman, engkau janganlah menghadapi buruanku, panguragan telah kalah dalam
pertandingan karenanya ia sudah dipastikan menjadi istriku.’’ Berkata jeng
sunan jati,’’ aku belum nyata bahwa panguragan kalah dalam pertandingan, kalau
bias terangkat oleh engkau nyatalah ia jodoh engkau.’’ Jaka supetak segera
mangangkat sang putri, tapi sang putri tidak bias terangkat bahkan tidak
bergeming, ia berkuketan berusaha mengangkat tubuhnya sang putri namun sang
putrid tidak berubah dan tidak bergerak, oleh karenya jaka supetak sangat
dengan sekuat tenaga berusaha mengangkat tubuhnya sang putri hingga terkentut. Karenanya sang putrid
tertawa terbahak-bahak sambil mengejek.
Jaka supetak malu sangat tidak bisa mengangkat mukanya diam
mematung. Jeng sunan jati berkata,’’ itulah buahnya orang yang mendahului karsa
ilahi jadi engkau mengunggul-ungguli menghebat-hebati, wadyabala engkau adalah
siluman berupa manusia engkau menyangka lebih perwira sakti mau merebut Negara
menguasai sepulau jawa akan tetapi kenyataannya engkau baru oleh seorang
perempuan saja sudah dikalahkan, jangan lagi membuka merebut senusa jawa tapi
oleh seorang perempuan saja engkau menyerah.’’
Jaka supetak lalu menyembah sujud dengan berkata,’’ siapakah itu tuan namanya, hamba merasa tuan
itu beribu sakti perwira, terimalah keris ini, baiklah tuan bunuh hamba, hamba
merasa malu sekali tidak bisa bercampur lagi dengan sesame manusia,’’ keris
lalu diterima, jeng sunan jati berkata,’’ aku adalah susuhunan Cirebon,
bangunlah sebuah dukuh sekehendak engkau,’’ berkata jaka supetak.’’ Oleh karena
hamba lebih sangat malu sekali hamba seterusnya tidak bisa bercampur lagi
dengan manusia, namun hamba mohon izin bermukim di dalam sungai ini.’’
Segera jaka supetak swadaya balanya terjun ke dalam sungai.
Berkata jeng sunan.’’ Jaka supetak sewadyabalanya seperti buaya, ada manusia
bermukim di dalam air.’’ Ternyatalah jaka supetak dan wadya balanya salin rupa
menjadi buaya. Termashur seterusnya sungai itu disebut sungai garing kali
kapetakan. Segera nyi mas gandasari pulang ke panguragan dan sunan jati lalu
pulang ke keraton pakungwati.
Diceritakan ada satria yang baru dating di pantai Cirebon
membawa 2 kitab perahu dari Negara syam/ syiria yang bernama syarif syam,
karena tadinya ada hawatif/suara tanpa rupa terdengar menyuruh mencari guru
yang mursyid/guru penunjuk awliya kutub di Cirebon, dan ia itulah yang bisa
memotong rambutnya yang seperti kawat.
Syarif syam lalu mendarat di pantai Cirebon mau mencari
awliya kutub meneruskan perjalanannya, lalu dating di kebon bayam. Syarif syam
melihat ada seorang lelaki yang sedang membentongi/memukul buah bayam untuk
diambil isinya lalu memanggilnya.’’ Hai kaki dimana tempatnya awliya Cirebon
dan kemana arahnya Negara/kota?’’ berkata syekh bentong.’’ Di selatan arahnya
Negara Cirebon, mungkin pula waliyyullah disitulah kediamannya dan anda dari mana,
siapa namanya, dan apa keperluannya?’’ syarif syam menjawab,’’ saya berasal
dari Negara syam, syarif syam namaku mau berguru kepada awliya Cirebon dan yang
bisa memotong rambutku sungguh aku akan mengabdi kepadanya. Pula aku membawa
kitab dan perahu untuk mufakatan perihal ilmu.’’ Berkata ki bentong,’’ itu
kitab 2 perahu bagaimana membacanya, bagi orang jawa untuk mengerti syahadat
saja itu sudah terhitung dhoif.’’ Berkata syarif syam’’ini waktu sudah dzuhur,
jangan mengobrol saja, marilah kaki kita sholat, dimana tempatnya sholat.’’
Berkata ki bentong,’’ di bungbung/bambu ini yang terkait di pagar, disitulah
tempatnya aku menjalankan sholat, silahkanlah anda masuk di dalam bungbung.’’
Syarif syam terheran- heran ada percaya ada tidak, dan berkata :’’ hai kaki
masuklah anda terlebih dulu nanti aku mengikuti.’’ Segera ki bentong masuk ke
dalam bungbung sambil memanggil-manggil syarif syam melihat bahwa bungbung itu
ternyata adalah sebuah pintu besar lalu ia masuk, tidak lama terlihat masjid
yang lebih besar dan banyak orang yang turut makmum. Syarif syam lalu turut
makmum, yang jadi imam ternyata adalah ki bentong.
Sebakdanya sholat syarif syam lalu sujud menyembah sambil
berkata,’’ duhai kyai, mohon sih ampun dalam , sungguh paduka itu awliya Allah
hamba mohon berguru, dan semoga paduka mau memotng rambut hamba.’’ Ki bentong
lalu memberinya wujangan ilmu kedhohiran, kegunaan perwira sakti. Setelah
selesai ki bentong lalu berkata,’’ adapun ilmu kebatinan ketauhidan sunan
Cirebon nanti yang member wujangan pula yang memotong rambut anda dan anda
diberi nama pangeran remagelung, seyogya cepatlah dating ke Cirebon.’’
Remagelung mengucap sandika, lalu mohon pamit meneruskan perjalanannya.
Antara lama kemudian remagelung berjumpa dengan seorang
kakek tua. Berkata remagelung,’’ hai kakek tua dimana tempatnya sunan
Cirebon.’’ Berkata kakek tua,’’ wallahu’allam
tempatnya sunan Cirebon dan anda darimana, siapa namanya dan
kemauannya.’’ Berkata remagelung.’’ Putra syam mau berguru kepada sunan Cirebon
yang bisa memotong rambutku sungguh aku akan mengabdi kepadanya.’’ Berkata
kakek tua,’’ kasihan sekali orang syam ini, rambutnya bergelatungan tidak dapat
di gelung karena kerasnya seperti kawat, kalau menjadikan sukalilanyasaya akan
memotongnya, namun saya minta melihatnya dari belakang.’’ Remagelung berkata,’’
sukalila/suka ridho kalau kakek tua mau memotongnya.’’segera remagelung
membelakanginya. Kakek tua lalu memegang rambutnya, segera rambut itu
getas/rapuh putus berjatuhan di tanah. Kakek tua lalu lenyap. Remagelung
kehilangan kakek tua, sudah gundul kepalanya lalu memakai daster hitau
seterusnya di sebut pangeran sukalila, karena suka ridho di potong rambutnya
dan jadi mashur tempat itu seterusnya di sebut karang getas, sebab mengingat
tatkala getasnya/rapuhnya rambut remagelung. Lalu rambut itu di tanamnya di
bawah pohon asem di tempat itu pula.
Segera pangeran sukalila meneruskan perjalanannya mencari
kakek tua siang malam tidak ditemukan. Lalu ia terbang ke angkasa ke utara
barat menujunya kemudian ia dating di panguragan, melihat orang-orang sedang
bersayembara penuh berjubel sambil sorao-sorak gegap gempita.
Diceritakan sang ratna panguragan sudah keluar berada di
tengah-tengah medan lada di dalam balabar arena sayembara sambil menantang,’’
hai wong salawe Negara/orang dua puluh lima negara ( mksudnya kepada
orang-orang yang turut memasuki sayembara) janganlah maju seorang-seorang,
majulah semuanya. Segera orang dua puluh lima Negara menyerbu dengan serempak.
Sang putri bertindak, ki demang citratanaya menubruk, sang putri meletas ke
atas sambil mendupak dan menampar. Ki demang jungkir balik mundur dengan
merangkak. Mas behi maju ke depan di tampar lehernya bengkok. Ki tumenggung
memeluk di sambut dengan patrem/badik punggungnya sobek. Ki dipati rangkong
hendak menangkap disambut dengan patrem lehernya terkulai mundur ditandu. Ki
nakhoda hendak memeluk, sang putrid mendahaki, nakhoda mukanya rusak mundur
dicikrak.seluruh penonton sorak-sorak gegap gempita. Orang dua puluh lima
Negara semuanya ketakutan.
Segera pangeran sukalila datang sudah dihadapan ratna
panguragan. Berkata sang putri,’’ hai satria, siapa anda yang hendak masuk
sayembara, jangan mati tanpa nama,’’ berkata pangeran sukalila,’’ putra Negara
syam, sukalila namaku, anda perempuan siapa di keroyok oleh orang dua puluh
lima Negara, rupanya anda prajurit perwira sakti, ulahnya cekatan, pantas lebih
seyogya anda kalau di peristri olehku, jangan anda melakukan berperang
sendirinya, apa karenanya anda dikeroyok, aku hendak membantu.’’ Nyi mas
gandasari berkata,’’ aku mengadakan sayembara, siapa saja yang bisa menangkap
mengungguli saya niscaya saya akan mengabdi kepadanya sebagai seorang istri,
walaupun orang melarat kalau bisa menangkap saya, itu tandanya jodoh saya.’’
Berkata pangeran sukalila,’’ sebaliknya anda menurut kepadaku untuk menghindari
kemungkinan tewas, sayang sekali oleh kecantikan anda yang punjul.’’ Berkata
sang putri,’’ hai satria di sayangkan sekali sombong perkataan anda, kalau
anda sungguh perwira sakti sediakanlah dada anda di timpa sarotamaku/tumbakku.’’
Segera sang putri melepas sarotama dan melepas senjata-senjata laksana hujan.
Jeng pangeran memadahi sebuah panah pun tidak ada yang mempan. Segera sang
putri mencabut patrem di tusuk-tusukkannya. Jeng pangeran hanya berdiri tidak bergeming
sambil senyum. Sang putri segera di tangkapnya tapi tidak tertangkap seperti
menangkap bayangan, jeng putri masuk ke dalam bumi,jeng pangeran sudah ada di
belakangnya. Sang putri melesat ke
angkasa bersembunyi di mega putih. Jeng pangeran nyusul dan sudah ada
dihadapannya. Sang putri lenyap memasuki bunga cempaka. Jeng pangeran merupa
jadi lebah, kembang di hisap sarinya, lalu sang putri keluar lari, dikejar
olehnya dari belakang.... Bersambung
8:33 AM
Kisah Nyai Mas ayu Gandasari Dan Syekh Magelung II
Kisah Nyai Mas ayu Gandasari Dan Syekh Magelung II
Diceritakan kanjeng sinuhun jati sedang membangun
ketemenggungan dan masjid jagabayan dan tempat penjagaan untuk orang-orang
jaga/piket disuatu pintu kota pada tahun 1500 M., sedang berdiri di pintu
gerbang bersama ki kuwu cakrabuana. Tidak lama kemudian ada datangnya nyi mas
gandasari bersembunyi dibawah telapak kaki sunan jati. Lalu pangeran sukalila
datanglah sudah dihadapan jeng sunan jati.berkata pangeran sukalila.’’ Hai
paman, anda jangan berdiri disitu, minggirlah dulu.’’ Jeng sunan jati lalu
minggir dari situ. Gandasari lalu sudah bersembunyi di sabuknya. ‘’ hai paman,
aku minta sukanya, sabuk anda aku lihat.’’
Jeng sunan jati lalu melepaskannya.
Gandasari sudah keluar dari sabuk lalu bersembunyi dicincin kelingking yang
kiri sunan jati.
‘’ hai paman, tidak jadi melihat sabuk, tapi cincinnya mau aku
lihat rupanya lebih bagus.’’ Jeng sunan jati lalu melepas cincinnya. Gandasari
segera keluar dari cincin itu bersembunyi di belakang sunan jati. Pangeran
sukalila habis kesabarannya. Jeng sunan jati lalu diterjangnya berusaha
menangkap gandasari, pangeran sukalila saksama/sekonyong-konyong lumpuh jatuh
dihadapan jeng sunan jati tidak bisa diubah dan bergerak. Pangeran sukalila
lalu bertobat sambil berkata,’’ Duhai gusti mohon perampunan. Paduka itu siapa
hamba tidak mengetahui.’’ Berkata jeng sunan jati,’’ akua adalah sunan Cirebon,
jati purba namakudan anda berasal dari mana, siapa nama anda.’’ Pangeran
sukalila menjawab,’’
Hamba adalah putra Syam, sukalila namanya memang paduka
dari awal yang dimaksud/dicari karena hamba hingga telah memasuki sayembara
panguragan, sesungguhnya paduka yang hamba cari, sungguh hamba bermaksud
berguru kepada paduka dan menghadap dhohir batin, semoga paduka suka mengaku
kepada hamba dan menerimanya kitab
seprahu dan pengiring hamba dari syam semoga diterima dan pula hamba mohon
dapat terlaksana dapat dijodohkan dengan abdi dalem yang bernama Gandasari.’’
Jeng sunan jati sudah menerims apa yang dikatakan oleh
pangeran sukalila lalu berkata,’’ Gandasari, engkau aku tari/damai kalau
bersuami menuruti permintaan pangeran sukalila, lebih seyogyanya kalau engkau
jadi satu dengannya.’’ Menjawab Sang Rama Gandasari,’’ Hamba menurut kehendak
paduka akan tetapi hamba mohon bathin ( mohon kelak nanti saya di akherat ).’’
Berkata jeng sunan jati,’’ Pangeran sukalila dan kesediaannya gandasari dan
supaya minta bersuami nanti saja di batin., oleh karena itulah anda supaya
menerimanya.’’ Berkata pangeran sukalila,’’ mematuhi kehendak dalem gandasari
di batin istri hamba, dilahir hamba persaudaraan dengan gandasari.’’
Perjanjian
Nyi mas gandasari dengan pangeran sukalila disaksikan oleh ki kuwu Cirebon pula
oleh sinuhun jati Cirebon dan pangeran sukalila disuruh selanjutnya membangun
dukuh sekehendaknya. Adapun pangeran sukalila oleh karena sudah mendapat izin
untuk membangun sebuah dukuh/pemukiman, lalu mohon pamit meneruskan
perjalanannya diiring oleh rombongannya dua puluh lima orang ke utara, setelah
dating disuatu tempat yang ada tumbuhan pohon Kendal besar pangeran sukalila
dan rombongan beristirahat merasa senang lalu membangun dukuh di sana
setreusnya dukuh itu disebut dukuh karangkendal dan pangeran sukalila
seterusnya disebut pangeran karangkendal. Seterusnya dukuhnya itu tambah ramai
turut dihuni oleh pendatang-pendatang baru.
Sumber : Babad Tanah Padjadjaran
9:03 AM
Kisah Petani dan Keledai Tua
Written By Mas Toto on February 12, 2013 | 9:03 AM
Kisah Petani dan Keledai Tua
Suatu hari ada seekor keledai milik seorang petani yang jatuh ke dalam sumur yang dalam dan kering. Binatang tersebut menangis dengan nyaring selama beberapa jam, sementara itu sang petani tersebut mencoba mencarikan jalan keluarnya.
Akhirnya, dia memutuskan bahwa keledai itu sudah terlalu tua,
sumur itu juga perlu ditutup, dan menolong keledai tersebut merupakan
suatu usaha yang sia-sia belaka. Petani itu lalu mengundang tetangganya
untuk datang ke lokasi guna membantunya mengubur keledai tersebut di
dalam sumur untuk menghentikan kesengsaraannya.
Mereka semuanya memegang cangkul dan mulai menimbunkan tanah ke dalam
sumur. Pada awalnya, keledai tersebut menyadari apa yang sedang terjadi
dan lagi-lagi menangis dengan begitu memilukan.
Tidak lama kemudian, semua orang menjadi tercengang karena keledai
tersebut tiba-tiba diam. Setelah beberapa cangkulan kemudian, petani
tersebut melongok ke dalam sumur dan begitu terpana atas apa yang
dilihatnya. Keledai tersebut melakukan suatu hal yang memukau atas
setiap cangkulan tanah yang menimpa punggungnya. Keledai tersebut
melepaskannya dengan menggoyangkan badannya dan lalu melangkah naik ke
atas tanah yang telah jatuh tersebut!
Setiap kali mereka menjatuhkan cangkulan tanah ke atas binatang
tersebut, keledai itu akan melepaskannya dan melangkah ke atasnya. Tidak
lama kemudian, semua orang kagum begitu sang keledai memenangkan
perjuangan tersebut dengan melangkah naik di pinggir sumur dan meloncat
keluar!
Apa yang kelihatan sepertinya akan menimbun dirinya ternyata bagi
keledai tua tersebut justru menjadi suatu berkah. Justru hal itu
merupakan suatu jalan keluar dari persoalan yang sedang dihadapi.
Pelajarannya adalah bahwa jika kita menghadapi masalah, tanggapilah
secara positif dan jangan menjadi panik serta terlarut dalam kegetiran.
Justru dari masalah tersebut biasanya terdapat potensi yang bermanfaat
dan merupakan berkah buat kita!
Label:
Kisah Islami
1:24 AM
Kisah Islami (siapa yang paling jelek)
Ternyata Aku Paling Jeleknya
Ada
suatu kisah seorang santri yg menuntut ilmu pada seorang Kyai.
Bertahun-tahun telah ia lewati hingga sampai pada suatu ujian terakhir.
Ia menghadap Kyai untuk ujian tersebut. "Hai Fulan, kau telah menempuh
semua tahapan belajar dan tinggal satu ujian, kalau kamu bisa menjawab
berarti kamu lulus ", kata Kyai. "Baik pak Kyai, apa pertanyaannya ?".
"Kamu cari orang atau mahkluk yang lebih jelek dari kamu, kamu aku
beri waktu tiga hari !".
Akhirnya santri tersebut meninggalkan pondok untuk melaksanakan tugas dan mencari jawaban atas pertanyaan Kyai-nya.
Hari pertama, sang santri bertemu dengan si Polan pemabuk berat yg dapat di katakan hampir tiap hari mabuk-mabukan. Santri berkata dalam hati, "Inilah orang yang lebih jelek dari saya. Aku telah beribadah puluhan tahun sedang dia mabuk-mabukan terus ". Tetapi sesampai ia di rumah, timbul pikirannya. "ah Belum tentu, sekarang Polan mabuk-mabukan siapa tahu pada akhir hayatnya Alloh memberi Hidayah (petunjuk) dan dia Khusnul Khotimah dan aku sekarang baik banyak ibadah tetapi pada akhir hayat di kehendaki Suul Khotimah,bagaimana ? Dia belum tentu lebih jelek dari saya.
Hari kedua, santri jalan keluar rumah dan ketemu dengan seekor anjing yg menjijikan rupanya, sudah bulunya kusut, kudisan dsb. Santri bergumam, "Ketemu sekarang yg lebih jelek dari aku. Anjing ini sudah haram dimakan, kudisan, jelek lagi " . Santri gembira karena telah dapat jawaban atas pertanyaan gurunya. Waktu akan tidur sehabis Isya, dia merenung, "anjing itu kalau mati, habis perkara dia. Dia tidak dimintai tanggung jawab atas perbuatannya oleh Alloh, sedangkan aku akan dimintai pertanggung jawaban yg sangat berat yg kalau aku berbuat banyak dosa akan masuk neraka aku. Aku tidak lebih baik dari anjing itu.
Hari ketiga akhirnya santri menghadap Kyai. Kyai bertanya, "sudah dapat jawabannya muridku ?" "Sudah guru", santri menjawab. " Ternyata orang yang paling jelek adalah saya, guru! ". Sang Kyai tersenyum, "Kamu aku nyatakan lulus".
Pelajaran yg dapat kita petik adalah: Selama kita masih sama-sama hidup kita tidak boleh sombong/merasa lebih baik dari orang/mahkluk lain. Yang berhak sombong adalah Alloh SWT. Karena kita tidak tahu bagaimana akhir hidup kita nanti. Dengan demikian maka kita akan belajar berprasangka baik kepada orang/mahkluk lain yg sama-sama ciptaan Alloh.
semoga bermanfaat...
Hari pertama, sang santri bertemu dengan si Polan pemabuk berat yg dapat di katakan hampir tiap hari mabuk-mabukan. Santri berkata dalam hati, "Inilah orang yang lebih jelek dari saya. Aku telah beribadah puluhan tahun sedang dia mabuk-mabukan terus ". Tetapi sesampai ia di rumah, timbul pikirannya. "ah Belum tentu, sekarang Polan mabuk-mabukan siapa tahu pada akhir hayatnya Alloh memberi Hidayah (petunjuk) dan dia Khusnul Khotimah dan aku sekarang baik banyak ibadah tetapi pada akhir hayat di kehendaki Suul Khotimah,bagaimana ? Dia belum tentu lebih jelek dari saya.
Hari kedua, santri jalan keluar rumah dan ketemu dengan seekor anjing yg menjijikan rupanya, sudah bulunya kusut, kudisan dsb. Santri bergumam, "Ketemu sekarang yg lebih jelek dari aku. Anjing ini sudah haram dimakan, kudisan, jelek lagi " . Santri gembira karena telah dapat jawaban atas pertanyaan gurunya. Waktu akan tidur sehabis Isya, dia merenung, "anjing itu kalau mati, habis perkara dia. Dia tidak dimintai tanggung jawab atas perbuatannya oleh Alloh, sedangkan aku akan dimintai pertanggung jawaban yg sangat berat yg kalau aku berbuat banyak dosa akan masuk neraka aku. Aku tidak lebih baik dari anjing itu.
Hari ketiga akhirnya santri menghadap Kyai. Kyai bertanya, "sudah dapat jawabannya muridku ?" "Sudah guru", santri menjawab. " Ternyata orang yang paling jelek adalah saya, guru! ". Sang Kyai tersenyum, "Kamu aku nyatakan lulus".
Pelajaran yg dapat kita petik adalah: Selama kita masih sama-sama hidup kita tidak boleh sombong/merasa lebih baik dari orang/mahkluk lain. Yang berhak sombong adalah Alloh SWT. Karena kita tidak tahu bagaimana akhir hidup kita nanti. Dengan demikian maka kita akan belajar berprasangka baik kepada orang/mahkluk lain yg sama-sama ciptaan Alloh.
semoga bermanfaat...
Label:
Artikel Islami,
Kisah Islami
11:49 AM
Cinta Seorang Anak Gembala
Written By Mas Toto on February 5, 2013 | 11:49 AM
Pada
zaman dahulu, hidup seorang gembala yang bersemangat bebas. la tidak
punya uang dan tidak punya keinginan untuk memilikinya. Yang ia miliki
hanyalah hati yang lembut dan penuh keikhlasan; hati yang berdetak dengan kecintaan kepada Tuhan.
Sepanjang hari, ia menggembalakan
ternaknya melewati lembah dan ladang melagukan jeritan hatinya kepada
Tuhan yang dicintainya, "Duhai Pangeran tercinta, di manakah Engkau,
supaya aku dapat persembahkan seluruh hidupku kepada-Mu? Di manakah
Engkau, supaya aku dapat menghambakan diriku pada-Mu? Wahai Tuhan,
untuk-Mu aku hidup dan bernapas. Karena berkat-Mu aku hidup. Aku ingin
mengorbankan domba-Ku ke hadapan kemuliaan-Mu."
Suatu hari, Nabi Musa melewati padang gembalaan tersebut. la memperhatikan sang Gembala yang sedang duduk di tengah ternaknya dengan kepala yang mendongak ke langit. Sang gembala menyapa Tuhan, "Ah, di manakah Engkau, supaya aku dapat menjahit baju-Mu, memperbaiki kasur-Mu, dan mempersiapkan ranjang-Mu? Di manakah Engkau, supaya aku dapat menyisir rambut-Mu dan mencium kaki-Mu? Di manakah Engkau, supaya aku dapat mengilapkan sepatu-Mu dan membawakan air susu untuk minuman-Mu?"
Musa mendekati Gembala itu dan bertanya, "Dengan siapa kamu berbicara?"
Gembala menjawab, "Dengan Dia yang telah menciptakan kita. Dengan Dia yang menjadi Tuhan yang menguasai siang dan malam, Bumi dan langit."
Nabi Musa murka mendengar jawaban gembala itu, "Betapa beraninya kamu bicara kepada Tuhan seperti itu! Apa yang kamu ucapkan adalah kekafiran. Kamu harus menyumbat mulutmu dengan kapas supaya kamu dapat mengendalikan lidahmu. Atau paling tidak, orang yang mendengarmu tidak menjadi marah dan tersinggung dengan kata-katamu yang telah meracuni seluruh angkasa ini. Kau harus berhenti bicara seperti itu sekarang juga karena nanti Tuhan akan menghukum seluruh penduduk bumi ini akibat dosa-dosamu!"
Sang Gembala segera bangkit setelah mengetahui bahwa yang mengajaknya bicara adalah seorang nabi. Ia bergetar ketakutan.
Dengan air mata yang mengalir membasahi pipinya, ia mendengarkan Nabi Musa yang terus berkata, "Apakah Tuhan adalah seorang manusia biasa sehingga Ia harus memakai sepatu dan alas kaki? Apakah Tuhan seorang anak kecil yang memerlukan susu supaya Ia tumbuh besar? Tentu saja tidak. Tuhan Maha sempurna di dalam diri-Nya. Tuhan tidak memerlukan siapa pun. Dengan berbicara kepada Tuhan seperti yang telah engkau lakukan, engkau bukan saja telah merendahkan dirimu, tetapi kau juga merendahkan seluruh ciptaan Tuhan. Kau tidak lain dari seorang penghujat agama. Ayo, pergi dan minta maaf, kalau kau masih memiliki otak yang sehat!"
Gembala yang sederhana itu tidak mengerti bahwa apa yang dia sampaikan kepada Tuhan adalah kata-kata yang kasar. Dia juga takmengerti mengapa nabi yang mulia telah memanggilnya sebagai seorang musuh, tetapi ia tahu betul bahwa seorang nabi pastilah lebih mengetahui daripada siapa pun. Ia hampir tak dapat menahan tangisannya.
Ia berkata kepada Musa, "Kau telah menyalakan api di dalam jiwaku. Sejak ini, aku berjanji akan menutup mulutku untuk selamanya." Dengan keluhan yang panjang, ia berangkat meninggalkan ternaknya menuju padang pasir.
Dengan perasaan bahagia karena telah meluruskan jiwa yang tersesat, Musa melanjutkan perjalanannya menuju kota. Tiba-tiba, Allah Yang Mahakuasa menegurnya, "Mengapa engkau berdiri di antara Kami dengan kekasih Kami yang setia? Mengapa engkau pisahkan pecinta dari yang dicintai-nya? Kami telah mengutus engkau supaya engkau dapat menggabungkan kekasih dengan kekasihnya, bukan memisahkan ikatan di antaranya."
Musa mendengarkan kata-kata langit itu dengan penuh kerendahan dan rasa takut.
Tuhan berfirman, "Kami tidak menciptakan dunia supaya Kami memperoleh keuntungan darinya. Seluruh makhluk diciptakan untuk kepentingan makhluk itu sendiri. Kami tidak memerlukan pujian atau sanjungan. Kami tidak memerlukan ibadah atau pengabdian. Orang-orang yang beribadah itulah yang mengambil keuntungan dari ibadah yang mereka lakukan. Ingatlah, bahwa di dalam cinta, kata-kata hanyalah bungkus luar yang tidak memiliki makna apa-apa. Kami tidak memperhatikan keindahan kata-kata atau komposisi kalimat. Yang Kami perhatikan adalah lubuk hati yang paling dalam dari orang itu. Dengan cara itulah Kami mengetahui ketulusan makhluk Kami walaupun kata-kata mereka bukan kata-kata yang indah. Buat mereka yang dibakar dengan api cinta, kata-kata tidak mempunyai makna."
Suara dari langit selanjutnya berkata, "Mereka yang ter-ikat dengan basa-basi bukanlah mereka yang terikat dengan cinta dan umatyang beragama bukanlah umatyang mengikuti cinta karena cinta tidak mempunyai agama selain kekasihnya sendiri." Tuhan kemudian mengajarinya rahasia cinta.
Setelah memperoleh pelajaran itu, Nabi Musa mengerti kesalahannya. Sang Nabi pun merasa menderita penyesalan yang luar biasa. Dengan segera, ia berlari mencari gembala itu untuk meminta maaf. Berhari-hari, ia berkelana di padang rumput dan gurun pasir, menanyakan orang-orang apakah mereka mengetahui pengggembala yang dicarinya.
Setiap orang yang ditanyainya menunjuk arah yang berbeda. Hampir, ia kehilangan harapan, tetapi akhirnya Allah Swt. mempertemukannya dengan gembala itu. Ia tengah duduk di dekat mata air. Pakaiannya compang-camping, rambutnya kusut masai. Ia berada di tengah tafakur yang dalam sehingga ia tidak memperhatikan Musa yang telah menunggunya cukup lama.
Akhirnya, gembala itu mengangkat kepalanya dan melihat Nabi Musa.
Musa berkata, "Aku punya pesan penting untukmu. Tuhan telah berfirman kepadaku bahwa tidak diperlukan kata-kata yang indah bila kita ingin berbicara kepada-Nya. Kamu bebas berbicara kepada-Nya dengan cara apa pun yang kamu sukai, dengan kata-kata apa pun yang kamu pilih. Apa yang aku duga sebagai kekafiranmu ternyata adalah ungkapan dari keimanan dan kecintaan yang menyelamatkan dunia."
Sang Gembala hanya menjawab sederhana, "Aku sudah melewati tahap kata-kata dan kalimat. Hatiku sekarang dipenuhi dengan kehadiran-Nya. Aku takdapat menjelaskan keadaanku padamu dan kata-kata pun tak dapat melukiskan pengalaman ruhani yang ada dalam hatiku." Kemudian, ia bangkit dan meninggalkan Nabi Musa.
Utusan Allah ini menatap sang Gembala sampai ia tak terlihat lagi. Setelah itu, ia kembali berjalan ke kota terdekat, merenungkan pelajaran berharga yang didapatnya dari seorang gembala sederhana yang tidak berpendidikan.
Suatu hari, Nabi Musa melewati padang gembalaan tersebut. la memperhatikan sang Gembala yang sedang duduk di tengah ternaknya dengan kepala yang mendongak ke langit. Sang gembala menyapa Tuhan, "Ah, di manakah Engkau, supaya aku dapat menjahit baju-Mu, memperbaiki kasur-Mu, dan mempersiapkan ranjang-Mu? Di manakah Engkau, supaya aku dapat menyisir rambut-Mu dan mencium kaki-Mu? Di manakah Engkau, supaya aku dapat mengilapkan sepatu-Mu dan membawakan air susu untuk minuman-Mu?"
Musa mendekati Gembala itu dan bertanya, "Dengan siapa kamu berbicara?"
Gembala menjawab, "Dengan Dia yang telah menciptakan kita. Dengan Dia yang menjadi Tuhan yang menguasai siang dan malam, Bumi dan langit."
Nabi Musa murka mendengar jawaban gembala itu, "Betapa beraninya kamu bicara kepada Tuhan seperti itu! Apa yang kamu ucapkan adalah kekafiran. Kamu harus menyumbat mulutmu dengan kapas supaya kamu dapat mengendalikan lidahmu. Atau paling tidak, orang yang mendengarmu tidak menjadi marah dan tersinggung dengan kata-katamu yang telah meracuni seluruh angkasa ini. Kau harus berhenti bicara seperti itu sekarang juga karena nanti Tuhan akan menghukum seluruh penduduk bumi ini akibat dosa-dosamu!"
Sang Gembala segera bangkit setelah mengetahui bahwa yang mengajaknya bicara adalah seorang nabi. Ia bergetar ketakutan.
Dengan air mata yang mengalir membasahi pipinya, ia mendengarkan Nabi Musa yang terus berkata, "Apakah Tuhan adalah seorang manusia biasa sehingga Ia harus memakai sepatu dan alas kaki? Apakah Tuhan seorang anak kecil yang memerlukan susu supaya Ia tumbuh besar? Tentu saja tidak. Tuhan Maha sempurna di dalam diri-Nya. Tuhan tidak memerlukan siapa pun. Dengan berbicara kepada Tuhan seperti yang telah engkau lakukan, engkau bukan saja telah merendahkan dirimu, tetapi kau juga merendahkan seluruh ciptaan Tuhan. Kau tidak lain dari seorang penghujat agama. Ayo, pergi dan minta maaf, kalau kau masih memiliki otak yang sehat!"
Gembala yang sederhana itu tidak mengerti bahwa apa yang dia sampaikan kepada Tuhan adalah kata-kata yang kasar. Dia juga takmengerti mengapa nabi yang mulia telah memanggilnya sebagai seorang musuh, tetapi ia tahu betul bahwa seorang nabi pastilah lebih mengetahui daripada siapa pun. Ia hampir tak dapat menahan tangisannya.
Ia berkata kepada Musa, "Kau telah menyalakan api di dalam jiwaku. Sejak ini, aku berjanji akan menutup mulutku untuk selamanya." Dengan keluhan yang panjang, ia berangkat meninggalkan ternaknya menuju padang pasir.
Dengan perasaan bahagia karena telah meluruskan jiwa yang tersesat, Musa melanjutkan perjalanannya menuju kota. Tiba-tiba, Allah Yang Mahakuasa menegurnya, "Mengapa engkau berdiri di antara Kami dengan kekasih Kami yang setia? Mengapa engkau pisahkan pecinta dari yang dicintai-nya? Kami telah mengutus engkau supaya engkau dapat menggabungkan kekasih dengan kekasihnya, bukan memisahkan ikatan di antaranya."
Musa mendengarkan kata-kata langit itu dengan penuh kerendahan dan rasa takut.
Tuhan berfirman, "Kami tidak menciptakan dunia supaya Kami memperoleh keuntungan darinya. Seluruh makhluk diciptakan untuk kepentingan makhluk itu sendiri. Kami tidak memerlukan pujian atau sanjungan. Kami tidak memerlukan ibadah atau pengabdian. Orang-orang yang beribadah itulah yang mengambil keuntungan dari ibadah yang mereka lakukan. Ingatlah, bahwa di dalam cinta, kata-kata hanyalah bungkus luar yang tidak memiliki makna apa-apa. Kami tidak memperhatikan keindahan kata-kata atau komposisi kalimat. Yang Kami perhatikan adalah lubuk hati yang paling dalam dari orang itu. Dengan cara itulah Kami mengetahui ketulusan makhluk Kami walaupun kata-kata mereka bukan kata-kata yang indah. Buat mereka yang dibakar dengan api cinta, kata-kata tidak mempunyai makna."
Suara dari langit selanjutnya berkata, "Mereka yang ter-ikat dengan basa-basi bukanlah mereka yang terikat dengan cinta dan umatyang beragama bukanlah umatyang mengikuti cinta karena cinta tidak mempunyai agama selain kekasihnya sendiri." Tuhan kemudian mengajarinya rahasia cinta.
Setelah memperoleh pelajaran itu, Nabi Musa mengerti kesalahannya. Sang Nabi pun merasa menderita penyesalan yang luar biasa. Dengan segera, ia berlari mencari gembala itu untuk meminta maaf. Berhari-hari, ia berkelana di padang rumput dan gurun pasir, menanyakan orang-orang apakah mereka mengetahui pengggembala yang dicarinya.
Setiap orang yang ditanyainya menunjuk arah yang berbeda. Hampir, ia kehilangan harapan, tetapi akhirnya Allah Swt. mempertemukannya dengan gembala itu. Ia tengah duduk di dekat mata air. Pakaiannya compang-camping, rambutnya kusut masai. Ia berada di tengah tafakur yang dalam sehingga ia tidak memperhatikan Musa yang telah menunggunya cukup lama.
Akhirnya, gembala itu mengangkat kepalanya dan melihat Nabi Musa.
Musa berkata, "Aku punya pesan penting untukmu. Tuhan telah berfirman kepadaku bahwa tidak diperlukan kata-kata yang indah bila kita ingin berbicara kepada-Nya. Kamu bebas berbicara kepada-Nya dengan cara apa pun yang kamu sukai, dengan kata-kata apa pun yang kamu pilih. Apa yang aku duga sebagai kekafiranmu ternyata adalah ungkapan dari keimanan dan kecintaan yang menyelamatkan dunia."
Sang Gembala hanya menjawab sederhana, "Aku sudah melewati tahap kata-kata dan kalimat. Hatiku sekarang dipenuhi dengan kehadiran-Nya. Aku takdapat menjelaskan keadaanku padamu dan kata-kata pun tak dapat melukiskan pengalaman ruhani yang ada dalam hatiku." Kemudian, ia bangkit dan meninggalkan Nabi Musa.
Utusan Allah ini menatap sang Gembala sampai ia tak terlihat lagi. Setelah itu, ia kembali berjalan ke kota terdekat, merenungkan pelajaran berharga yang didapatnya dari seorang gembala sederhana yang tidak berpendidikan.
Doa sejati yang paling tinggi adalah perenungan Tuhan dengan kalbu yang murni, yang terlepas dari semua hasrat keduniawian, tidak terpaku pada sikap-sikap jasmaniah, tetapi dengan gerak-gerik jiwa. (Ibnu Sina)
Label:
Kisah Islami