SEJARAH SORBAN JUBAH
Jama'ah Asy-Syahadatain |
Diceritakan di negara pajajaran kedua putra prabu siliwangi yaitu :
Raden walang sungsang (Embah kuwu sangkan) dan nyai rara santang setelah
selesai berguru ajaran Islam ke Syeh Nur Jati di gunung jati. Lalu
keduanya berangkat ke tanah suci mekkah untuk melaksanakan ibadah haji.
Kemudian nyai rara santang bertemu jodohnya yaitu sultan mesir (syarif
Abdullah Raza Ammatudin). dan dari hasil pernikahan beliau, di karuniai
dua orang putra yaitu Syarif Hidayatullah (cirebon) dan Syarif Nurullah
(sultan mesir).
Syarif Hidayatullah lahir pada mulud 1448 M dan pada tahun 1479 M
beliau di tugaskan oleh ibunya untuk menyebarkan Agama Islam di jawa
khususnya di cirebon.
Di dalam penyebaran beliau di bantu para wali seperti, Syeh Datul
Kahfi, Syeh Abdur Rahman, Syeh Magelung, Syeh Lumajang, S. Hasanudin,
Raden Fatah, Syeh Bentong, Sayyid usman, nyi mas gandasari, dll.
para wali mengajarkan agama islam, terutama, dalam mengerjakan sholat
agar memakai putih-putih (jubah,sorban,rida,sajadah). Untuk waninata
memakai busana ihrom (mukena) Karena itu merpakan sunah Rosull, yang
besar fedahnya, juga menganjurkan agar orang mati di bungkus kain putih.
Namun sayang sekali Syiar ajaran para wali tersebut menjadi terhenti,
karena di jajah oleh bangsa barat, bertahun-tahun lamanya, kurang lebih
350 Tahun sedangkan di saat itu para pejuang bangsa di dalam melawan
penjajah, banyak yang sedang memakai putih-putih dan jubah sorban,
seperti : pengeran diponegoro, imam bonjol, dll. Yang akhirnya
belandapun memerintahkan supaya orang-orang yang memakai pakaian putih
itu di tangkap dan si bunuh. hingga akhirnya rakyat menjadi takut,sholat
memakai pakaian putih karena di bantai abis sebab di anggap pemrontak.
Lalu ahirny para pejuang dan para kiyai, bersepakat untuk sementara
supaya sorban jubah di lepas dan bendera merah putih di taruh di
wuwungan. Ada juga, sorban di buat jadikan peci, blangkon yang di pakai
demang. Dan dengan rahmat Allah yang maha kuasa, dan dengan di dorong
oleh keinginan luhur, maka terciptalah kemerdekaan indonesia. Dan
setelah merdeka ulama besar dari dari panguragan cirebon, Syehunal
Mukarom Habibullah Abah Umar Bin Ismail Bin Yahya. Beliau mengajarkan
ajaran para wali yang terpendam oleh sejarah tersebut.
Dan munculnya ajaran Abah Umar di antaranya pakaian putih-putih
(jubah,sorban,rida,sajadah), orang-orang menganggap aneh atau ajaran
baru, padahal ajaran Abah Umar adalah ajaran terdahulu, ajaran para
Wali, ajaran Rosulullah yang di sampaikan oleh Syarif Hidayatullah.
Namun ibarat pepatah "terlanjur basah ya sudah mandi sekali" itulah yang
di alami oleh umat islam bangsa kita sekarang ini, walaupun mereka
taubahwa ajaran yang di ajarkan oleh Abah Umar itu ajaran yang benar dan
berpedoman pada Al-Qur'an, hadist,ijma,qias, namun mereka membenci dan
menjelek-jelekan, kecuali orang-orang yang mendapat petunjuk (Hidayah)
dari AllahSWT. Yang mau mengikutinya.
Penjajah bangsa belanda terhadap bansa kitaibarat membalikan telapak tangan, yang tadinya putih bersih menjadi hitam legam.
Itulah sejarah jubah sorban di negara kita ini.
"Lalu apakah Ajaran Para wali itu"
Ajaran para wali itu ajaran Rosulullah SAW, yang di sampaikan, di
praktekan, di contohkan oleh Sayyidi Syehunal Mukarom Abah Umar
panguragan cirebon juga, oleh Sayyidi Syehunal Mukarom embah Ahmad
Sholawatullah Kebon danas Pusaka Negara Subang. Sedangkan ilmu yang di
ajarkan ilmu syahadat sejati, syahadat yang asal-usulnya dari Syarif
Hidayatullah.
Sebagaimana di sebutkan dalam Nadzom:
Iki nadzom nutur syahadat sejati, syahadat kang weton saking Gunung Jati.
Syahadat ipun Gusti Syarif Hidayatullah., ingkang nglakoni kabeh waliyullah.
Ayu batur di robah kita pikire, eling Allah kang akeh muji dzikre
Oranana dalan olih kanugrahan, yen ora nurut ning gurune sira bongan.
Guru sapa Guru Syarif Hidayatullah, awan bengi ati urip eling Allah
Allah-Allah ya Allah gusti pangeran, kula nuhun cangkem ngucap ati jalan.
Ati iku ibarat masjid baiturahman, eling Allah, Rosulullah aja robah
Akal mikir luru dalan keselametan, tepungena ati eling ning pangeran.
Firman Allah :
Firman Allah :
قُلۡ
إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ
وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬ (٣١
Katakanlah (Hai Muhammad),'' jika kalian bener-bener, mencintai Allah
maka ikutilah aku, Niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosamu,"
Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang.
(Qs. Ali-Imran : 30-31)
(Qs. Ali-Imran : 30-31)
قُلۡ أَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَۖ فَإِن تَوَلَّوۡاْ فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلۡكَـٰفِرِينَ (٣٢
Katakanlah : "Ta'atilah Allah dan Rosullnya, jika kamu berpaling maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang kafir," (Qs. Ali-Imran : 31-32)
Katakanlah : "Ta'atilah Allah dan Rosullnya, jika kamu berpaling maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang kafir," (Qs. Ali-Imran : 31-32)
وَٱلَّذِينَ يُؤۡتُونَ مَآ ءَاتَواْ وَّقُلُوبُہُمۡ وَجِلَةٌ أَنَّہُمۡ إِلَىٰ رَبِّہِمۡ رَٲجِعُونَ (٦٠
Artunya : Dan Tuhanmu berfirman: "berdo'alah kepada-Ku, Niscaya akan ku perkenankan.
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku,
akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina". (Qs. Al-Mu'min : 60)
لَّا يُحِبُّ ٱللَّهُ ٱلۡجَهۡرَ بِٱلسُّوٓءِ مِنَ ٱلۡقَوۡلِ إِلَّا مَن ظُلِمَۚ وَكَانَ ٱللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا (١٤٨
Artinya : Allah tidak menyukai ucapan buruk (yang di ucapkan)
dengan terus terang kecuali orang-orang yang di aniaya. Allah adalah
Maha mendengar lagi Maha mengetahui". (Qs. An-Nisaa : 148)
Baca Juga: SEJARAH SYEKHUNAL MUKAROM ABAH UMAR BIN ISMA’IL BIN YAHYA
Baca Juga: SEJARAH SYEKHUNAL MUKAROM ABAH UMAR BIN ISMA’IL BIN YAHYA
Sumber: http://ngajisyahadat.blogspot.com/
Post a Comment