ISLAMPOS Oleh: Robby Andoyo, blogkangrobby@gmail.com
Rasulullah SAW bersabda, “Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah,” (HR. Muslim).
WANITA shalihah selalu menjaga pandangannya, senantiasa taat kepada
Allah dan Rasul-Nya. Make up-Nya basuhan air wudhu saat shalat tiba.
Lipstiknya dzikir memuji keagungan Tuhannya. Jika muslimah menghiasi
dirinya dengan takwa, akan terpancar cahaya keshalihan dalam dirinya.
Wanita shalihah selalu menjaga imannya, karena iman adalah kekayaan
termahalnya. Dia juga benar-benar menjaga kata-kata. Tidak ada dalam
sejarah centil menjadi sifatnya. Apalagi jingkrak-jingkrak dan
menjerit-jerit saat bahagia.
Wanita shalihah selalu menjaga tutur katanya agar bernilai bagaikan
untaian intan yang penuh makna. Dia sadar bahwa kemuliaan itu adalah
menjaga dirinya (Iffah).
Wanita shalihah itu selalu murah senyum, karena senyum itu sendiri
adalah shadaqah. Namun, tentu saja senyumnya proporsional, tidak setiap
laki-laki diberikan senyuman manis. Intinya, senyumnya adalah senyum
ibadah yang ikhlas dan tidak menimbulkan fitnah bagi siapa saja.
Wanita shalihah juga harus pintar dalam bergaul. Dengan pergaulan itu
ilmunya akan terus bertambah. Sebab ia akan selalu mengambil hikmah
dari orang yang ia temui. Dia juga sangat baik dalam menjaga muamalah
kepada Allah dan manusia.
Wanita shalihah selalu menjaga akhlaknya. Seperti rasa malu yang
menjadi ukuran imannya. Segala tutur kata dan perbuatannya tidak akan
menyimpang dari bimbingan Al-Quran dan As-Sunnah. Dan tentu saja godaan
setan bagi dirinya sangat kuat. Jika demikian maka kualitas imannya
berkurang. Semakin kurang iman seseorang, maka makin kurang rasa
malunya.Semakin kurang rasa malunya, maka makin buruk kualitas
akhlaknya.
Prinsip wanita shalihah adalah taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Rambu-rambu kemuliaannya bukan dari aneka aksesoris yang dimilikinya.
Justru ia selalu menjaga kecantikan dirinya agar tidak menjadi fitnah
bagi siapa saja.
Kecantikan satu saat bisa jadi anugerah yang bernilai. Tapi jika
tidak hati-hati, kecantikan bisa jadi sumber masalah yang akan
menyulitkan pemiliknya sendiri.
Wanita shalihah selalu bersyukur atas segala anugerah Allah SWT,
seperti saat mendapat keterbatasan fisik pada dirinya. Dia tidak akan
pernah merasa sakit hati dan kecewa. Ia yakin bahwa kekecewaan adalah
bagian dari sikap kufur nikmat. Dia tidak akan merasa minder dengan
keterbatasannya.
Pribadinya begitu indah sehingga make up apa pun yang dipakainya akan
memancarkan cahaya kemuliaan. Bahkan, kalaupun ia polos tanpa make up
sedikit pun, kecantikan jiwanya tetap terpancar dan menyejukan hati
tiap-tiap orang di sekitarnya. Karena ia yakin betul bahwa Allah tidak
akan pernah meleset memberikan karunia kepada hamba-Nya. Makin ia
menjaga kehormatan diri dan keluarganya, maka Allah akan memberikan
karunia terbaik baginya di dunia dan di akhirat.
Jika ingin menjadi wanita shalihah maka perbanyaklah belajar dari
lingkungan sekitar dan orang-orang yang kita temui. Ambil ilmunya dari
mereka. Bisa juga mencontoh istri-istri Rasulullah SAW, seperti Siti
Aisyah yang terkenal dengan kecerdasannya dalam berbagai bidang ilmu. Ia
terkenal dengan kekuatan pikirannya. Seorang istri seperti beliau
adalah seorang istri yang bisa dijadikan gudang ilmu bagi suami dan
anak-anak.
Bisa jadi wanita shalihah itu muncul dari sebab keturunan. Bila kita
melihat seorang pelajar yang baik akhlaknya dan tutur katanya senantiasa
sopan, maka dalam bayangan kita tergambar diri seorang ibu yang
mendidik anaknya menjadi manusia yang berakhlak.
Sulit membayangkan, seorang wanita shalihah muncul tanpa sebuah
proses yang memakan waktu. Seperti keturunan, pola pendidikan,
lingkungan, keteladanan dan lain-lain. Apa yang nampak, bisa menjadi
gambaran bagi sesuatu yang tersembunyi.
Jika para wanita muda mampu menjaga diri dan akhlaknya cahaya
keshalihahan wanita mukminah akan menjadi penyejuk jiwa, sekaligus
peneguh hati bagi orang-orang beriman.
Peran wanita shalihah sangat besar dalam keluarga dan bahkan negara.
Kita pernah mendengar kisah bahwa di belakang seorang pemimpin yang
sukses ada seorang wanita yang sangat hebat.
Jadi tinggal memilih, apakah akan menjadi tiang yang kuat atau tiang yang rapuh?
Jika ingin menjadi tiang yang kuat, kaum wanita harus terus belajar menjadi wanita shalihah. []