Kisah Nyai Mas ayu Gandasari Dan Syekh Magelung II
Diceritakan kanjeng sinuhun jati sedang membangun
ketemenggungan dan masjid jagabayan dan tempat penjagaan untuk orang-orang
jaga/piket disuatu pintu kota pada tahun 1500 M., sedang berdiri di pintu
gerbang bersama ki kuwu cakrabuana. Tidak lama kemudian ada datangnya nyi mas
gandasari bersembunyi dibawah telapak kaki sunan jati. Lalu pangeran sukalila
datanglah sudah dihadapan jeng sunan jati.berkata pangeran sukalila.’’ Hai
paman, anda jangan berdiri disitu, minggirlah dulu.’’ Jeng sunan jati lalu
minggir dari situ. Gandasari lalu sudah bersembunyi di sabuknya. ‘’ hai paman,
aku minta sukanya, sabuk anda aku lihat.’’
Jeng sunan jati lalu melepaskannya.
Gandasari sudah keluar dari sabuk lalu bersembunyi dicincin kelingking yang
kiri sunan jati.
‘’ hai paman, tidak jadi melihat sabuk, tapi cincinnya mau aku
lihat rupanya lebih bagus.’’ Jeng sunan jati lalu melepas cincinnya. Gandasari
segera keluar dari cincin itu bersembunyi di belakang sunan jati. Pangeran
sukalila habis kesabarannya. Jeng sunan jati lalu diterjangnya berusaha
menangkap gandasari, pangeran sukalila saksama/sekonyong-konyong lumpuh jatuh
dihadapan jeng sunan jati tidak bisa diubah dan bergerak. Pangeran sukalila
lalu bertobat sambil berkata,’’ Duhai gusti mohon perampunan. Paduka itu siapa
hamba tidak mengetahui.’’ Berkata jeng sunan jati,’’ akua adalah sunan Cirebon,
jati purba namakudan anda berasal dari mana, siapa nama anda.’’ Pangeran
sukalila menjawab,’’
Hamba adalah putra Syam, sukalila namanya memang paduka
dari awal yang dimaksud/dicari karena hamba hingga telah memasuki sayembara
panguragan, sesungguhnya paduka yang hamba cari, sungguh hamba bermaksud
berguru kepada paduka dan menghadap dhohir batin, semoga paduka suka mengaku
kepada hamba dan menerimanya kitab
seprahu dan pengiring hamba dari syam semoga diterima dan pula hamba mohon
dapat terlaksana dapat dijodohkan dengan abdi dalem yang bernama Gandasari.’’
Jeng sunan jati sudah menerims apa yang dikatakan oleh
pangeran sukalila lalu berkata,’’ Gandasari, engkau aku tari/damai kalau
bersuami menuruti permintaan pangeran sukalila, lebih seyogyanya kalau engkau
jadi satu dengannya.’’ Menjawab Sang Rama Gandasari,’’ Hamba menurut kehendak
paduka akan tetapi hamba mohon bathin ( mohon kelak nanti saya di akherat ).’’
Berkata jeng sunan jati,’’ Pangeran sukalila dan kesediaannya gandasari dan
supaya minta bersuami nanti saja di batin., oleh karena itulah anda supaya
menerimanya.’’ Berkata pangeran sukalila,’’ mematuhi kehendak dalem gandasari
di batin istri hamba, dilahir hamba persaudaraan dengan gandasari.’’
Perjanjian
Nyi mas gandasari dengan pangeran sukalila disaksikan oleh ki kuwu Cirebon pula
oleh sinuhun jati Cirebon dan pangeran sukalila disuruh selanjutnya membangun
dukuh sekehendaknya. Adapun pangeran sukalila oleh karena sudah mendapat izin
untuk membangun sebuah dukuh/pemukiman, lalu mohon pamit meneruskan
perjalanannya diiring oleh rombongannya dua puluh lima orang ke utara, setelah
dating disuatu tempat yang ada tumbuhan pohon Kendal besar pangeran sukalila
dan rombongan beristirahat merasa senang lalu membangun dukuh di sana
setreusnya dukuh itu disebut dukuh karangkendal dan pangeran sukalila
seterusnya disebut pangeran karangkendal. Seterusnya dukuhnya itu tambah ramai
turut dihuni oleh pendatang-pendatang baru.
Sumber : Babad Tanah Padjadjaran
Sumber:
Post a Comment