Latest Post
10:03 AM
PERBUATAN-PERBUATAN MANUSIA DI DUNIA
Written By Mas Toto on May 4, 2013 | 10:03 AM
PERBUATAN-PERBUATAN MANUSIA DI DUNIA
Di dalam hidup di dunia ini, ada dua jalan yang harus kita pilih yaitu :
1. Jalan selamat yaitu :
Jalan yang di tempuh oleh kekasih-kekasih Allah. Dengan
perbuatan-perbuatan yang baik dengan di barengi lidah dan hati berdzikir
kepada Allah. Atau orang yang selalau mendekatkan diri kepada Allah
SWT. Dengan mengikuti jejak Rosullullah dan Waliyullah.
2. Jalan sesat yaitu : Jalan yang ditempuh oleh musuh-musuh Allah, orang yang menuruti ajakan hawa nafsu, dan mengikuti perbuatan iblis.
Allah berfirman :
Dan kami Allah telah menunjukan kepadanya dua jalan (Qs. Al-Balad : 10)
Perbuatan selamat Yaitu :
1. Tobat : kembali kepada jalan Allah SWT
2. Qona'ah : menerima segala pemberian dari Allah SWT
3. Juhud : tidak tertarik pada kemewahan dunia
4. Ta'alumul ilmi : senang mencari ilmu
5. Muhafadhoh ala sunah : selalu menjaga dan mengerjakan sunanh
6. Tawakal : pasrah diri kepada Allah
7. Ikhlas : murni semata-mata karena Allah
8. Uj'lah : senang menyendiri (tafakur,dzikir,membaca Al Qur'an
9. khifdul auqot : bisa mmembagi atau mengatur waktu untuk ibadah
Allah berfirman yang artinya :
* Allah meninggikan orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang di beri ilmu
pengetahuan beberapa derajat (Qs. Al Muzadalah ayat : 11)
* Aku tinggalkan untuk kamu dua perkara ( pusaka) tak lah kamu akan tersesaselama-lamanya,
selama kamu masih berpegang kepada keduanya, yaitu kitabullah dan sunah Rosull. (hadis)
Perbuatan sesat Yaitu :
1. Ujub : bangga pada diri-sendiri
2. Ria : mengharapkan pujian dari seseorang
3. Takabur : merasa lebih ebat dari yang lain
4. Dengki : membenci terhadap sesama
5. Hasud : mau mencelakakan orang lain
6. Toma : mengharapkan pemberian orang lain
7. Musyrik : menyekutukan Allah
8. Munafik : bisa mengatakan tak mau mengerjakan
9. Dendam : menyimpan maksud jahat
Allah berfirman yang artinya :
* Didalam hati mereka ada penyakit, lalu di tambah Allah penyakitnya,dan bagi mereka siksa yang
pedih,di sebabkan mereka berdusta (Qs. Al Baqoroh : 10)
Nadzom
* Bersenana ati kang banget kotore Toma, Khasud, Ujub, Ria, Takabure.
* Ujub, Ria, Takabur, Dengki,singkirana Hasud, Toma ngerusak pangkat dadi hina.
Sejati ing manusia # :
sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku, adalah untuk Allah
jua, yang memelihara Alam Semesta yang tidak punya sekutu sama sekali.
Begitulah di suruh, oleh Allah sebagai seorang muslim. (Qs. Al Baqoroh : 152)
(ORANG YANG SELALU DZIKIR KAPADA ALLAH) di dalam hatinya hanya ada Allah SWT.
* Berdzikirlah kamu kepadaku niscaya aku akan inget kepadamu.
* Dan kami Allah lebih dekat dengan manusiadari urat nadi (urat leher) Qs. Qaaf : 16
* Dan sebagian di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan
Allah : dan Allah maha penyantun kepada hamba-hamba-Nya (Qs. Al Baqoroh : 207)
Label:
Artikel Islami,
Majelis AsySyahadatain
9:53 AM
SEJARAH SORBAN JUBAH
SEJARAH SORBAN JUBAH
![]() |
| Jama'ah Asy-Syahadatain |
Diceritakan di negara pajajaran kedua putra prabu siliwangi yaitu :
Raden walang sungsang (Embah kuwu sangkan) dan nyai rara santang setelah
selesai berguru ajaran Islam ke Syeh Nur Jati di gunung jati. Lalu
keduanya berangkat ke tanah suci mekkah untuk melaksanakan ibadah haji.
Kemudian nyai rara santang bertemu jodohnya yaitu sultan mesir (syarif
Abdullah Raza Ammatudin). dan dari hasil pernikahan beliau, di karuniai
dua orang putra yaitu Syarif Hidayatullah (cirebon) dan Syarif Nurullah
(sultan mesir).
Syarif Hidayatullah lahir pada mulud 1448 M dan pada tahun 1479 M
beliau di tugaskan oleh ibunya untuk menyebarkan Agama Islam di jawa
khususnya di cirebon.
Di dalam penyebaran beliau di bantu para wali seperti, Syeh Datul
Kahfi, Syeh Abdur Rahman, Syeh Magelung, Syeh Lumajang, S. Hasanudin,
Raden Fatah, Syeh Bentong, Sayyid usman, nyi mas gandasari, dll.
para wali mengajarkan agama islam, terutama, dalam mengerjakan sholat
agar memakai putih-putih (jubah,sorban,rida,sajadah). Untuk waninata
memakai busana ihrom (mukena) Karena itu merpakan sunah Rosull, yang
besar fedahnya, juga menganjurkan agar orang mati di bungkus kain putih.
Namun sayang sekali Syiar ajaran para wali tersebut menjadi terhenti,
karena di jajah oleh bangsa barat, bertahun-tahun lamanya, kurang lebih
350 Tahun sedangkan di saat itu para pejuang bangsa di dalam melawan
penjajah, banyak yang sedang memakai putih-putih dan jubah sorban,
seperti : pengeran diponegoro, imam bonjol, dll. Yang akhirnya
belandapun memerintahkan supaya orang-orang yang memakai pakaian putih
itu di tangkap dan si bunuh. hingga akhirnya rakyat menjadi takut,sholat
memakai pakaian putih karena di bantai abis sebab di anggap pemrontak.
Lalu ahirny para pejuang dan para kiyai, bersepakat untuk sementara
supaya sorban jubah di lepas dan bendera merah putih di taruh di
wuwungan. Ada juga, sorban di buat jadikan peci, blangkon yang di pakai
demang. Dan dengan rahmat Allah yang maha kuasa, dan dengan di dorong
oleh keinginan luhur, maka terciptalah kemerdekaan indonesia. Dan
setelah merdeka ulama besar dari dari panguragan cirebon, Syehunal
Mukarom Habibullah Abah Umar Bin Ismail Bin Yahya. Beliau mengajarkan
ajaran para wali yang terpendam oleh sejarah tersebut.
Dan munculnya ajaran Abah Umar di antaranya pakaian putih-putih
(jubah,sorban,rida,sajadah), orang-orang menganggap aneh atau ajaran
baru, padahal ajaran Abah Umar adalah ajaran terdahulu, ajaran para
Wali, ajaran Rosulullah yang di sampaikan oleh Syarif Hidayatullah.
Namun ibarat pepatah "terlanjur basah ya sudah mandi sekali" itulah yang
di alami oleh umat islam bangsa kita sekarang ini, walaupun mereka
taubahwa ajaran yang di ajarkan oleh Abah Umar itu ajaran yang benar dan
berpedoman pada Al-Qur'an, hadist,ijma,qias, namun mereka membenci dan
menjelek-jelekan, kecuali orang-orang yang mendapat petunjuk (Hidayah)
dari AllahSWT. Yang mau mengikutinya.
Penjajah bangsa belanda terhadap bansa kitaibarat membalikan telapak tangan, yang tadinya putih bersih menjadi hitam legam.
Itulah sejarah jubah sorban di negara kita ini.
"Lalu apakah Ajaran Para wali itu"
Ajaran para wali itu ajaran Rosulullah SAW, yang di sampaikan, di
praktekan, di contohkan oleh Sayyidi Syehunal Mukarom Abah Umar
panguragan cirebon juga, oleh Sayyidi Syehunal Mukarom embah Ahmad
Sholawatullah Kebon danas Pusaka Negara Subang. Sedangkan ilmu yang di
ajarkan ilmu syahadat sejati, syahadat yang asal-usulnya dari Syarif
Hidayatullah.
Sebagaimana di sebutkan dalam Nadzom:
Iki nadzom nutur syahadat sejati, syahadat kang weton saking Gunung Jati.
Syahadat ipun Gusti Syarif Hidayatullah., ingkang nglakoni kabeh waliyullah.
Ayu batur di robah kita pikire, eling Allah kang akeh muji dzikre
Oranana dalan olih kanugrahan, yen ora nurut ning gurune sira bongan.
Guru sapa Guru Syarif Hidayatullah, awan bengi ati urip eling Allah
Allah-Allah ya Allah gusti pangeran, kula nuhun cangkem ngucap ati jalan.
Ati iku ibarat masjid baiturahman, eling Allah, Rosulullah aja robah
Akal mikir luru dalan keselametan, tepungena ati eling ning pangeran.
Firman Allah :
Firman Allah :
قُلۡ
إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ
وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬ (٣١
Katakanlah (Hai Muhammad),'' jika kalian bener-bener, mencintai Allah
maka ikutilah aku, Niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosamu,"
Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang.
(Qs. Ali-Imran : 30-31)
(Qs. Ali-Imran : 30-31)
قُلۡ أَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَۖ فَإِن تَوَلَّوۡاْ فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلۡكَـٰفِرِينَ (٣٢
Katakanlah : "Ta'atilah Allah dan Rosullnya, jika kamu berpaling maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang kafir," (Qs. Ali-Imran : 31-32)
Katakanlah : "Ta'atilah Allah dan Rosullnya, jika kamu berpaling maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang kafir," (Qs. Ali-Imran : 31-32)
وَٱلَّذِينَ يُؤۡتُونَ مَآ ءَاتَواْ وَّقُلُوبُہُمۡ وَجِلَةٌ أَنَّہُمۡ إِلَىٰ رَبِّہِمۡ رَٲجِعُونَ (٦٠
Artunya : Dan Tuhanmu berfirman: "berdo'alah kepada-Ku, Niscaya akan ku perkenankan.
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku,
akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina". (Qs. Al-Mu'min : 60)
لَّا يُحِبُّ ٱللَّهُ ٱلۡجَهۡرَ بِٱلسُّوٓءِ مِنَ ٱلۡقَوۡلِ إِلَّا مَن ظُلِمَۚ وَكَانَ ٱللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا (١٤٨
Artinya : Allah tidak menyukai ucapan buruk (yang di ucapkan)
dengan terus terang kecuali orang-orang yang di aniaya. Allah adalah
Maha mendengar lagi Maha mengetahui". (Qs. An-Nisaa : 148)
Baca Juga: SEJARAH SYEKHUNAL MUKAROM ABAH UMAR BIN ISMA’IL BIN YAHYA
Baca Juga: SEJARAH SYEKHUNAL MUKAROM ABAH UMAR BIN ISMA’IL BIN YAHYA
Sumber: http://ngajisyahadat.blogspot.com/
Label:
Artikel Islami,
Majelis AsySyahadatain
12:47 AM
Tahukah anda bahwa karamah para Shahabat datang setelah wafatnya
Rasulullah? Jadi jangan anggap bahwa para Shahabat tak berkaramah.
Ketika Rasulullah masih berada di tengah-tengah para Shahabat, mereka
belum mengeluarkan karamah. Karena di saat itu merupakan wilayah
Mu'jizah yang tingkatannya lebih tinggi daripada Karamah.
Diceritakan bahwa di zaman khilafah Sayyidina Umar bin Khatthab suatu ketika di saat beliau berkhatbah di atas mimbar, tiba-tiba beliau dengan nada keras berkata "Wahai Sariah gunung.. gunung..!!!", lalu beliau kembali berkhatbah. Orang-orang tercengang dengan yang beliau katakan. Setelah beberapa waktu berlalu, datanglah para pasukan yang diutus Sayyidina Umar untuk berekspansi. Datanglah salah satu panglima perang bernama Sariyah bin Zanim al-Kilabi, dia bercerita bahwa suatu hari di hari Jum'at disaat shalat kami hampir saja dihancurkan oleh musuh. Namun tiba-tiba terdengar suara Amirul Mu'minin (Sayyidina Umar): "Wahai Sariyah gunung.. gunung..!!!", kemudia Sariyah dan pasukan naik ke gunung dan kami selamat.
Cerita yang lain adalah di saat terjadi kebakaran besar melanda kota Madinah pada masa pemerintahan Sayyidina Umar orang-orang berhamburan keluar rumah. Datanglah seorang Shahabat yang bernama Ali Ijl, beliau berkata kepada api: "Wahai Api diamlah! Sungguh engkau sekarang berada di Kotanya Muhammad" seketika itu api langsung padam tanpa bekas sama sekali.
Dua cerita tersebut merupakan cerminan betapa besar keagungan Allah yang diperuntukkan bagi hamba yang Allah sayangi, sebagai bekal fi sabilillah. Tak terkecuali adalah karamah yang diberikan kepada Guru Kita Syaikhuna al-Mukarram Habib Umar bin Isma'I'll bin Yahya. Cerita karamahnya termaktub dalam syair berikut:
Ya Allah ya Rasulullah ya Habibi Khalifah Rasul
Abdi umat nuhun gandul dateng Syaikhuna lan gusti Rasul
Ya Allah ya Rasulullah ya Syaikh Hadi nuhun hidayat
Dateng abdi picek lan salah nuhun selamet dunya akhirat
Ya Allah ya Rasulullah ya Syaikh Alim mulang syahadat
Weton sangking Syarif Hidayat abdi nuhun ilmu manfaat
Ya Allah ya Rasulullah ya Syaikh Khabir kasih ing Allah
Nuhun waspada dateng sedayane dateng dhahir tuin bathini
Ya Allah ya Rasulullah ya Syaikh Mubin nuhun karamah
Nuhun terang ilmu syariat hakekat tarekat ma'rifat
Ya Allah ya Rasulullah ya Syaikh Wali melas ning umat
Nuhun rahmat serta syafaat awit dunya sampe akhirat
Ya Allah ya Rasulullah ya Syaikh Hamid pinuji ning umat
Nuhun nurut kabeh peraturan tetep mulya tan kesamaran
Ya Allah ya Rasulullah ya Syaikh Qawim kang mboten rubah
Nuhun kiat lan istiqamah awit gesang dumugi pejah
Ya Allah ya Rasulullah ya Syaikh Hafidz ngereksa ning umat
Nuhun sampun ngantos masyaqat awit dunya sampe akhira
Sumber: http://murideabahumar.blogspot.com/
Oleh Yusuf Muhajir Ilallah
Karamah Para Wali Hadir untuk Memperkuat Dakwah fi Sabilillah
Karamah Para Wali Hadir untuk Memperkuat Dakwah fi Sabilillah
Diceritakan bahwa di zaman khilafah Sayyidina Umar bin Khatthab suatu ketika di saat beliau berkhatbah di atas mimbar, tiba-tiba beliau dengan nada keras berkata "Wahai Sariah gunung.. gunung..!!!", lalu beliau kembali berkhatbah. Orang-orang tercengang dengan yang beliau katakan. Setelah beberapa waktu berlalu, datanglah para pasukan yang diutus Sayyidina Umar untuk berekspansi. Datanglah salah satu panglima perang bernama Sariyah bin Zanim al-Kilabi, dia bercerita bahwa suatu hari di hari Jum'at disaat shalat kami hampir saja dihancurkan oleh musuh. Namun tiba-tiba terdengar suara Amirul Mu'minin (Sayyidina Umar): "Wahai Sariyah gunung.. gunung..!!!", kemudia Sariyah dan pasukan naik ke gunung dan kami selamat.
Cerita yang lain adalah di saat terjadi kebakaran besar melanda kota Madinah pada masa pemerintahan Sayyidina Umar orang-orang berhamburan keluar rumah. Datanglah seorang Shahabat yang bernama Ali Ijl, beliau berkata kepada api: "Wahai Api diamlah! Sungguh engkau sekarang berada di Kotanya Muhammad" seketika itu api langsung padam tanpa bekas sama sekali.
Dua cerita tersebut merupakan cerminan betapa besar keagungan Allah yang diperuntukkan bagi hamba yang Allah sayangi, sebagai bekal fi sabilillah. Tak terkecuali adalah karamah yang diberikan kepada Guru Kita Syaikhuna al-Mukarram Habib Umar bin Isma'I'll bin Yahya. Cerita karamahnya termaktub dalam syair berikut:
Ya Allah ya Rasulullah ya Habibi Khalifah Rasul
Abdi umat nuhun gandul dateng Syaikhuna lan gusti Rasul
Ya Allah ya Rasulullah ya Syaikh Hadi nuhun hidayat
Dateng abdi picek lan salah nuhun selamet dunya akhirat
Ya Allah ya Rasulullah ya Syaikh Alim mulang syahadat
Weton sangking Syarif Hidayat abdi nuhun ilmu manfaat
Ya Allah ya Rasulullah ya Syaikh Khabir kasih ing Allah
Nuhun waspada dateng sedayane dateng dhahir tuin bathini
Ya Allah ya Rasulullah ya Syaikh Mubin nuhun karamah
Nuhun terang ilmu syariat hakekat tarekat ma'rifat
Ya Allah ya Rasulullah ya Syaikh Wali melas ning umat
Nuhun rahmat serta syafaat awit dunya sampe akhirat
Ya Allah ya Rasulullah ya Syaikh Hamid pinuji ning umat
Nuhun nurut kabeh peraturan tetep mulya tan kesamaran
Ya Allah ya Rasulullah ya Syaikh Qawim kang mboten rubah
Nuhun kiat lan istiqamah awit gesang dumugi pejah
Ya Allah ya Rasulullah ya Syaikh Hafidz ngereksa ning umat
Nuhun sampun ngantos masyaqat awit dunya sampe akhira
Sumber: http://murideabahumar.blogspot.com/
Oleh Yusuf Muhajir Ilallah
Label:
Artikel Islami,
Majelis AsySyahadatain
12:42 AM
Intelektual muslim adalah orang alim yang mengetahui seluruh ilmu yang
berkenaan dengan syariah dan akidah. Dua ilmu ini adalah representatif
dari ilmu agama, yaitu ilmu yang mendefinisikan dan mengatur segala hal
tentang agama. Ilmu syariah adalah ilmu yang mempelajari tentang
diskripsi hukum islam. Baik dalam hal ubudiyah (ibadah), dan mu'amalah
(sosial).
Sedangkan ilmu akidah adalah ilmu yang mempelajari tentang diskripsi ideologi atau keyakinan. Ideologi tersebut mencakup keimanan kepada Allah, Malaikat, Kitab-Nya, Utusan-Nya, Taqdir dan Ketetapan-Nya, serta Hari Kiamat. Cakupan 6 hal ini kemudian disebut sebagai rukun Iman.
Orang yang menguasai dalam 2 bidang ilmu tersebut adalah yang dikatakan sebagai orang alim. Bermajlis bersama orang alim merupakan upaya yang tepat agar kita selamat dari kesesatan. Mendengarkan petuahnya merupakan penyejuk hati. Berinteraksi dengannya merupakan sarana pembelajaran bagi yang belum tau. Serta bermitra dengan orang alim adalah jalan untuk menghindari jatuhnya keharaman.
Hal tersebut yang termaktub dalam catatan KH. Abdur Rasyid sebagai salah satu murid kepercayaan Habib Umar bin Isma'il bin Yahya yang diamanahi untuk mencatat setiap petuah yang keluar dari beliau:
من جلس عند العالم ساعتين # او أكل معه لقمتين
او سمع منه كلمتين # او مشي معه خطوتين
أعطاه اللّه تعالى جنتين # كل جنت مثل الدنيا مرتين
Sapa wonge lungguh rong jam ning wong alim
Atawa mangan rong pulukan sarta wong alim
Atawa ngerungu rong kalimah sing wong alim
Atawa melaku rong tindakan sarta wong alim
Mangka gusti Allah maringi surga loro
Saben siji surga padane dunya loro
(Catatan KH. Abdur Rasyid Wanantara)
Sumber: http://murideabahumar.blogspot.com/
Oleh Yusuf Muhajir Ilallah
Manfaat Bermajlis Bersama Intelektual Muslim
Manfaat Bermajlis Bersama Intelektual Muslim
Sedangkan ilmu akidah adalah ilmu yang mempelajari tentang diskripsi ideologi atau keyakinan. Ideologi tersebut mencakup keimanan kepada Allah, Malaikat, Kitab-Nya, Utusan-Nya, Taqdir dan Ketetapan-Nya, serta Hari Kiamat. Cakupan 6 hal ini kemudian disebut sebagai rukun Iman.
Orang yang menguasai dalam 2 bidang ilmu tersebut adalah yang dikatakan sebagai orang alim. Bermajlis bersama orang alim merupakan upaya yang tepat agar kita selamat dari kesesatan. Mendengarkan petuahnya merupakan penyejuk hati. Berinteraksi dengannya merupakan sarana pembelajaran bagi yang belum tau. Serta bermitra dengan orang alim adalah jalan untuk menghindari jatuhnya keharaman.
Hal tersebut yang termaktub dalam catatan KH. Abdur Rasyid sebagai salah satu murid kepercayaan Habib Umar bin Isma'il bin Yahya yang diamanahi untuk mencatat setiap petuah yang keluar dari beliau:
من جلس عند العالم ساعتين # او أكل معه لقمتين
او سمع منه كلمتين # او مشي معه خطوتين
أعطاه اللّه تعالى جنتين # كل جنت مثل الدنيا مرتين
Sapa wonge lungguh rong jam ning wong alim
Atawa mangan rong pulukan sarta wong alim
Atawa ngerungu rong kalimah sing wong alim
Atawa melaku rong tindakan sarta wong alim
Mangka gusti Allah maringi surga loro
Saben siji surga padane dunya loro
(Catatan KH. Abdur Rasyid Wanantara)
Sumber: http://murideabahumar.blogspot.com/
Oleh Yusuf Muhajir Ilallah
Label:
Artikel Islami,
Majelis AsySyahadatain
11:13 PM
Umat zaman akhir kabeh bae pada tuna # yang mong tuna gage gandul neng syaikhuna
Semakin tinggi ilmu kita maka semakin tinggi pula tanggung jawab kita untuk mengamalkannya. Orang alim yang tidak mengamalkan ilmunya maka dia dianggap sebagai orang yang telah mengkhiyanati ilmunya. Bukan kemanfaatan yang dia dapatkan tapi justru laknat ilmu yang dia terima. Ilmu juga tidak untuk dipamerkan sehingga ilmu itu menjadi berdebu dan usang. Tapi ilmu harus diaktualisasikan sehingga ibarat pisau semakin diasah akan semakin tajam.
Disaat orang alim sudah tidak lagi menggunakan ilmunya maka datanglah masa yang diramalkan sebagai akhir zaman. Akhir zaman tersebut mempunyai salah satunya adalah hilangnya perkara yang haq sehingga orang alim pun ibadahnya tidak haq.
Tanda-tanda datangnya akhir zaman yang lain adalah hilangnya keberkahan orang yang mencari nafkah. Rasulullah menceritakan bahwa keberkahan tersebut hilang karena mereka semakin menjauh dari para intelektual muslim (ulama') dan pakar hukum islam (fuqaha'). Sabda Rasulullah:
"Akan datang masanya orang-orang menjauh dari para ulama dan fuqaha, sehingga Allah akan mencoba mereka dengan 3 (tiga) hal: Allah akan menghilangkan keberkahan dari apa yang mereka kerjakan, Allah akan mendatangkan pemimpin dzolim, dan Mereka keluar dari dunia tanpa membawa iman"
Ciri-ciri orang yang kehilangan keberkahan adalah cukupnya harta, namun hatinya masih merasa kekurangan.
Tanda-tanda berikutnya adalah sudah tidak ada lagi kasih sayang. Banyak terjadi pembunuhan, perperangan, yang terhangat ada tawuran baik antar pelajar, antar desa bahkan antar pemimpin kelompok. Ada juga yang populer dan menjadi tren seperti pembunuhan bayi yang tidak berdosa.
Tanda-tanda yang selanjutnya adalah banyak orang yang sudah lupa akan Tuhannya. Walaupun mereka menghadap Allah ketika shalat, namun hatinya berpaling dan lalai akan Allah. Ini juga yang dimaksud al-Quran sebagai orang yang mendustakan agama. Firman Allah:
"Tahukah kami (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberik makan orang miskin. Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya" (QS. Al-Ma'un: 1-5)
Iki zaman sampun ilang perkara kang haq # bagen alim ibadahe ora haq
Iki zaman sampun ilang kaberkahan # bagen sugih atine ngerasa kemlaratan
Iki zaman ora nana ning ganjaran # bagen ahli ibadah ibadahe lali Pengeran
(Nadzom catatan KH. Abdur Rosyid Wanantara)
Tanda Akhir Zaman
Written By Mas Toto on May 3, 2013 | 11:13 PM
Tanda Akhir Zaman
Umat zaman akhir kabeh bae pada tuna # yang mong tuna gage gandul neng syaikhuna
Semakin tinggi ilmu kita maka semakin tinggi pula tanggung jawab kita untuk mengamalkannya. Orang alim yang tidak mengamalkan ilmunya maka dia dianggap sebagai orang yang telah mengkhiyanati ilmunya. Bukan kemanfaatan yang dia dapatkan tapi justru laknat ilmu yang dia terima. Ilmu juga tidak untuk dipamerkan sehingga ilmu itu menjadi berdebu dan usang. Tapi ilmu harus diaktualisasikan sehingga ibarat pisau semakin diasah akan semakin tajam.
Disaat orang alim sudah tidak lagi menggunakan ilmunya maka datanglah masa yang diramalkan sebagai akhir zaman. Akhir zaman tersebut mempunyai salah satunya adalah hilangnya perkara yang haq sehingga orang alim pun ibadahnya tidak haq.
Tanda-tanda datangnya akhir zaman yang lain adalah hilangnya keberkahan orang yang mencari nafkah. Rasulullah menceritakan bahwa keberkahan tersebut hilang karena mereka semakin menjauh dari para intelektual muslim (ulama') dan pakar hukum islam (fuqaha'). Sabda Rasulullah:
"Akan datang masanya orang-orang menjauh dari para ulama dan fuqaha, sehingga Allah akan mencoba mereka dengan 3 (tiga) hal: Allah akan menghilangkan keberkahan dari apa yang mereka kerjakan, Allah akan mendatangkan pemimpin dzolim, dan Mereka keluar dari dunia tanpa membawa iman"
Ciri-ciri orang yang kehilangan keberkahan adalah cukupnya harta, namun hatinya masih merasa kekurangan.
Tanda-tanda berikutnya adalah sudah tidak ada lagi kasih sayang. Banyak terjadi pembunuhan, perperangan, yang terhangat ada tawuran baik antar pelajar, antar desa bahkan antar pemimpin kelompok. Ada juga yang populer dan menjadi tren seperti pembunuhan bayi yang tidak berdosa.
Tanda-tanda yang selanjutnya adalah banyak orang yang sudah lupa akan Tuhannya. Walaupun mereka menghadap Allah ketika shalat, namun hatinya berpaling dan lalai akan Allah. Ini juga yang dimaksud al-Quran sebagai orang yang mendustakan agama. Firman Allah:
"Tahukah kami (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberik makan orang miskin. Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya" (QS. Al-Ma'un: 1-5)
Iki zaman sampun ilang perkara kang haq # bagen alim ibadahe ora haq
Iki zaman sampun ilang kaberkahan # bagen sugih atine ngerasa kemlaratan
Iki zaman ora nana ning ganjaran # bagen ahli ibadah ibadahe lali Pengeran
(Nadzom catatan KH. Abdur Rosyid Wanantara)
Label:
Artikel Islami,
Majelis AsySyahadatain
11:02 PM
Guru nuntun kesugihan dunya akhirat
Yen gelema pada buka neng syahadat
Seorang salik (pelaku tarekat) adalah ibarat kertas putih yang belum terlukis, atau tepung terigu yang belum menjadi makanan. Sedangkan Guru Mursyid ibarat seorang seniman yang akan melukis di kertas putih atau seorang koki yang akan membuat makanan dari bahan dasar tepung.
Kepasrahan seorang salik menentukan keberhasilah dalam menjalankan tuntunan tarekatnya. Semakil salik tuntuk kepada gurunya maka semakin cepat dia wushul mendapatkan hakekat kehidupan. Ibarat orang buta yang dituntun namun ragu dengan orang yang menuntunnya, maka jalan pun semakin lama dan berat.
Dengan demikian salik harus punya rasa percaya kepada gurunya. Sejenak saja salik meragukan gurunya maka nasehat yang diajarkan oleh gurunya tidak akan bermanfaat.
ان المعلم والطبيب كلهما # لم ينصحان ادا هما لم يكرما
"Sesungguhnya Guru dan Dokter, keduanya tidak akan memberikan nasehat (menyembuhkan penyakit), apabila keduanya tidak dimuliakan (tidak ditercaya, tidak dihargai) oleh murid atau pasiennya"
Alkisah diceritakan, suatu ketika Imam Ghazali shalat berjamaah dengan adiknya Syaikh Muhammad. Namun, entah mengapa tiba-tiba Syaikh Muhammad mufarraqah (memisahkan diri dari jamaah) dengan Imam Ghazali. Setelah selesai shalat Imam Ghazali memohon kepada ibunya untuk bertanya kepada adiknya kenapa dia mufarraqah, dan adakah yang tidak sah di dalam shalatnya.
Kemudian ibunda Imam Ghazali bertanya kepada Syaikh Muhammad: "Muhammad anakku, kenapa engkau tadi dalam shalat mufarraqah dengan kakakmu? Adakah yang tidak sah pada Ahmad (Imam Ghazali)?"
Syaikh Muhammad menjawab: "Aku tadi melihat kangmas Ahmad dalam shalat seluruh badannya penuh dengan darah, sehingga tidak mungkin aku meneruskan makmun dengan beliau"
Sang ibunda pun menceritakan hal tersebut kepada Imam Ghazali. "Astaghfirullah, aku baru ingat, sebelum shalat aku memikirkan tentang darah haid. Karena bab tentang darah haid ini merupakan hal yang rumit sampai-sampai ketika aku shalat menjadi imam tadi aku teringat terus akan darah haid"
Imam Ghazali pun menyadari bahwa pasti gurunya Syaikh Muhammad adalah orang alim dan hebat. Bertanyalah Imam Ghazali kepada adiknya perihal gurunya, dan dia berniat akan berguru dengan gurunya tersebut.
Namun, adiknya tidak mau mengatakan siapa gurunya lantaran malu akan keberadaan gurunya. Karena terus didesak, adiknya pun mau mengatakannya. Ternyata guru adiknya adalah orang biasa yang bekerjaan sehari-harinya sebagai tukan sol sandal di pasar.
Hal tersebut tidak mengurungkan niat Imam Ghazali belajar kepada beliau. Setelah beliau menemukannya beliau meminta guru tersebut untuk mengangkat imam Ghazali sebagai muridnya. Namun, permintaan tersebut ditolak oleh guru lantara imam Ghazali adalah imam besar dan mulia. Sedangkan beliau hanyanya tukang sol sepatu.
Walaupun sudah ditolah imam Ghazali tetap keukeuh ingin menjadi muridnya, sehingga imam Ghazali menunggu selama tiga hari tiga malam di lapak guru tersebut. Karena, keyakinan imam Ghazali kepada guru lah yang membuat beliau mau menerimanya menjadi murid.
Maring Guru kang percaya dulur pomah
Zaman akhir sapa kang momong agama
Ingkang momong bangsa turunane nabi
Turun olih perintah sing Allahu Rabbi
Sumber: http://murideabahumar.blogspot.com/
Oleh Yusuf Muhajir Ilallah
Percaya Guru Mursyid Kunci Bertarekat
Percaya Guru Mursyid, Kunci Bertarekat
Guru nuntun kesugihan dunya akhirat
Yen gelema pada buka neng syahadat
Seorang salik (pelaku tarekat) adalah ibarat kertas putih yang belum terlukis, atau tepung terigu yang belum menjadi makanan. Sedangkan Guru Mursyid ibarat seorang seniman yang akan melukis di kertas putih atau seorang koki yang akan membuat makanan dari bahan dasar tepung.
Kepasrahan seorang salik menentukan keberhasilah dalam menjalankan tuntunan tarekatnya. Semakil salik tuntuk kepada gurunya maka semakin cepat dia wushul mendapatkan hakekat kehidupan. Ibarat orang buta yang dituntun namun ragu dengan orang yang menuntunnya, maka jalan pun semakin lama dan berat.
Dengan demikian salik harus punya rasa percaya kepada gurunya. Sejenak saja salik meragukan gurunya maka nasehat yang diajarkan oleh gurunya tidak akan bermanfaat.
ان المعلم والطبيب كلهما # لم ينصحان ادا هما لم يكرما
"Sesungguhnya Guru dan Dokter, keduanya tidak akan memberikan nasehat (menyembuhkan penyakit), apabila keduanya tidak dimuliakan (tidak ditercaya, tidak dihargai) oleh murid atau pasiennya"
Alkisah diceritakan, suatu ketika Imam Ghazali shalat berjamaah dengan adiknya Syaikh Muhammad. Namun, entah mengapa tiba-tiba Syaikh Muhammad mufarraqah (memisahkan diri dari jamaah) dengan Imam Ghazali. Setelah selesai shalat Imam Ghazali memohon kepada ibunya untuk bertanya kepada adiknya kenapa dia mufarraqah, dan adakah yang tidak sah di dalam shalatnya.
Kemudian ibunda Imam Ghazali bertanya kepada Syaikh Muhammad: "Muhammad anakku, kenapa engkau tadi dalam shalat mufarraqah dengan kakakmu? Adakah yang tidak sah pada Ahmad (Imam Ghazali)?"
Syaikh Muhammad menjawab: "Aku tadi melihat kangmas Ahmad dalam shalat seluruh badannya penuh dengan darah, sehingga tidak mungkin aku meneruskan makmun dengan beliau"
Sang ibunda pun menceritakan hal tersebut kepada Imam Ghazali. "Astaghfirullah, aku baru ingat, sebelum shalat aku memikirkan tentang darah haid. Karena bab tentang darah haid ini merupakan hal yang rumit sampai-sampai ketika aku shalat menjadi imam tadi aku teringat terus akan darah haid"
Imam Ghazali pun menyadari bahwa pasti gurunya Syaikh Muhammad adalah orang alim dan hebat. Bertanyalah Imam Ghazali kepada adiknya perihal gurunya, dan dia berniat akan berguru dengan gurunya tersebut.
Namun, adiknya tidak mau mengatakan siapa gurunya lantaran malu akan keberadaan gurunya. Karena terus didesak, adiknya pun mau mengatakannya. Ternyata guru adiknya adalah orang biasa yang bekerjaan sehari-harinya sebagai tukan sol sandal di pasar.
Hal tersebut tidak mengurungkan niat Imam Ghazali belajar kepada beliau. Setelah beliau menemukannya beliau meminta guru tersebut untuk mengangkat imam Ghazali sebagai muridnya. Namun, permintaan tersebut ditolak oleh guru lantara imam Ghazali adalah imam besar dan mulia. Sedangkan beliau hanyanya tukang sol sepatu.
Walaupun sudah ditolah imam Ghazali tetap keukeuh ingin menjadi muridnya, sehingga imam Ghazali menunggu selama tiga hari tiga malam di lapak guru tersebut. Karena, keyakinan imam Ghazali kepada guru lah yang membuat beliau mau menerimanya menjadi murid.
Maring Guru kang percaya dulur pomah
Zaman akhir sapa kang momong agama
Ingkang momong bangsa turunane nabi
Turun olih perintah sing Allahu Rabbi
Sumber: http://murideabahumar.blogspot.com/
Oleh Yusuf Muhajir Ilallah
Label:
Artikel Islami,
Majelis AsySyahadatain







.gif)