Sumber: ShelOn (Sempurna Alon-Alon)
BAGIAN V
ABAH UMAR SEBAGAI GURU MURSYID KAMIL
Pengertian Guru
Dalam memahami pengertian guru perlu adanya kejelasan antara guru
syareat dan guru hakekat. Guru dalam pandangan syare'at adalah seseorang
yang mengajarkan suatu ilmu disuatu lembaga tertentu. Sedangkan Guru
Hakekat adalah seseorang yang mengajarkan dan menuntun muridnya menapaki
jalan yang lurus (benar) melalui teladan dan pengajaran. Kita mempunyai
banyak guru sejak mulai dari belajar A sampai kita besar. Namun yang
mengajarkan Ibadah dan syahadat dalam menapaki jalan yang diridhoi Allah
hanyalah satu yaitu Al-Habib Abah Umar bin Isma'il bin Yahya.
Syarat-syarat Guru
Syarat-syarat guru yang dibahas disini adalah dispesifikasikan pada
syarat-syarat guru Mursyid Kamil. Terdapat batasan-batasan dalam
beberapa kitab mengenai syarat-syarat seorang guru mursyid, diantaranya
adalah;
وَشُرُوْطُ الشَّيْخِ الَّذِى يَصْلُحُ أَنْ يَكُوْنَ نَائِبًا لِرَسُوْلِ
اللهِ ص م. أَنْ يَكُوْنَ تَابِعًا لِشَيْخٍ بَصِيْرٍ يَتَسَلْسَلُ إِلَى
سَيِّدِ الْكَوْنَيْنِ ص م. وَأَنْ يَكُوْنَ عَالِمًا ِلأَنَّ الْجَاهِلَ
لاَيَصْلُحُ ِللإِرْشَادِ وَأَنْ يَكُوْنَ مُعْرِضًا عَنْ حُبِّ الدُّنْيَا
وَحُبُّ الْجَاهِ وَيَكُُُوْنَ مُحْسِنًا لِرِيَاضَةِ نَفْسِهِ
"Syarat-syarat guru yang patut menjadi pengganti Rasulullah adalah;
- mengikuti seorang guru yang dapat melihat (dengan hati) yang
menyambung (sanadnya) sampai kepada Rasulullah, sang pemimpin dua
makhluk (jin dan manusia).
- Harus Alim (menguasai ilmu dzahir dan bathin), sebab orang yang bodoh tidak bisa menjadi penunjuk kebenaran.
- Selalu berpaling dengan kecintaan kepada dunia dan kedudukan.
- Selalu dapat melatih jiwanya."
وَيَخْتَارُهُ لِلصَّحْبَةِ مِنَ اْلأَئِمَّةِ الْمُؤَيِّدِيْنَ مِنَ اللهِ
تَعَالَى بِنُوْرِ الْبَصِيْرَةِ الزَّاهِدِيْنَ بِقُلُوْبِهِمْ فِى هَذَا
الْعَرَضِ الْحَاضِرِ الْمُشْفِقِيْنَ عَلَى الْمَسَاكِيْنِ الرُّؤَفَاءِ
عَلَى ضُعَفَاءِ الْمُؤْمِنِيْنَ فَمَنْ وَجَدَ أَحَدًا عَلَى هَذِهِ
الصِّفَةِ فِى هَذَا الزَّمَانِ الْقَلِيْلِ الْخَيْرِ جِدًّا فَلْيَشُدَّ
يَدَهُ عَلَيْهِ وَلِيَعْلَمَ أَنَّهُ لاَيَجِدُ لَهُ ثَانِيًا (أم
البراهين ص 69)
"Dan Ulama memilih untuk berguru kepada imam-imam Muayyidin (yang
menguatkan) agama Allah dengan nur pengawasannya, yang zuhud (Zahidin)
terhadap/dari dunia (harta), yang mengasihi (musyfiqin) orang-orang
miskin, yang lembut dan kasih sayang (ru'afa) kepada orang-orang mukmin
yang lemah. Maka barang siapa menemukan seseorang yang bersifat seperti
sifat ini pada zaman yang sangat sedikit kebaikannya ini, maka berpegang
kuatlah dan belajarlah kepadanya, karena sesungguhnya ia itu tiada
duanya".
Dalam pemaparan kitab tersebut, jelaslah bahwa Abah Umar adalah seorang
guru yang sempurna karena syarat-syarat tersebut semuanya terpenuhi.
Apalagi beliau adalah termasuk Ahlul Bait Rasul, beberapa pendapat
menjelaskan bahwa apabila mencari seorang guru haruslah beliau itu
adalah keturunan Nabi saw., bahkan dijelaskan pula apabila guru tersebut
bukan dari keturunan Nabi saw. maka hukumnya belum mendapatkan guru
yang akan membawanya menapaki jalan yang diridhoi Allah. Sedangkan orang
yang tidak mempunyai guru, maka gurunya adalah syetan.
فَمَنْ لَمْ تَتَّصِلُ سِلْسِلَتُهُ إِلَى الْحَضْرَةِ النَّبَوِيَّةِ
فَإِنَّهُ مَقْطُوْعُ الْفَيْضِ وَلَمْ يَكُنْ وَارِثًا لِرَسُوْلِ اللهِ ص
م. وَلاَ تُؤْخَذُ مِنْهُ الْمُبَايَعَةَ وَاْلإِجَازَةَ
وَلِمَا أَخْرَجَهُ الطَّبْرَانِى عَنْ عَبْدِ الله بن بِسْرِ رَضِيَ الله
عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ الله ص م. طُوْبَى لِمَنْ رَآنِى
وَآمَنَ بِى وَطُوْبَى لِمَنْ رَآى مَنْ رَآنِى وَ لِمَنْ رَآى مَنْ رَآى
مَنْ رَآنِى وَآمَنَ بِى وَطُوْبَى لَهُمْ وَحُسْنُ مَآبٍ
وَلِهَذَا جَرَتْ التَّأْثِيْرَاتُ مِنَ الْمَشَايِخِ لِلْمُرِيْدِيْنَ
وَيَجْرِى إِلَى آخِرِ الدَّهْرِ ِلأَنَّ إِسْنَادَ الْحَالِ كَإِسْنَادِ
اْلأَحْكاَمِ
"Maka barangsiapa (guru) yang tidak menyambung silsilahnya sampai kepada
Rasulullah, maka sesungguhnya ia terputus dari limpahan
(barakah/rahmat) dan ia bukan pewaris Rasulullah saw. dan kita tidak
boleh mengambil baiat dan ijazah darinya
dan berdasarkan hadits yang diriwayatkan Imam Thabrani dari Abdullah bin
Bisr ra. Bahwa sesungguhnya ia berkata: Rasulullah saw. bersabda:
Alangkah bahagianya orang yang melihatku dan beriman kepadaku, betapa
bahagianya orang yang melihat orang-orang yang melihatku, dan alangkah
bahagianya orang yang melihat orang-orang yang melihat pada orang yang
melihatku dan beriman kepadaku, alangkah bahagianya mereka, dan (bagi
mereka) tempat kembali yang baik.
Maka dari itu berlaku pengaruh-pengaruh para guru terhadap murid-murid
mereka, dan (hal ini) berjalan terus sampai akhir zaman. Sebab, sanad
dalam `hal` sama dengan sanad dalam hukum."
Dengan demikian, Abah Umar merupakan guru yang seharusnya diikuti dan menjadi teladan dimasa sekarang ini.
Mudrik menadzomkan sebagai berikut:
Sapa wonge nemu guru sifat papat
Gandulana poma-poma ingkang kuat
Ingkang dingin sifat ipun mu'ayyidin
Nguwataken ing agama kelawan yakin
Ingkang kapindo sifat ipun zahidin
Ora jejaluk ing menusa sarta jin
Ingkang kaping telu sifat ipun musyfikin
Kang makani ewon-ewon fakir miskin
Kang kaping pat ru'afa lil mu'minin
Kang muruki wong bodo sehingga yakin
Mungguh kula iku abah umar
Ingkang muruki syahadat ora samar
Kewajiban Berguru
Berguru merupakan pokok utama dalam mencari ilmu, terutama mencari ilmu
hakekat, ilmu selamat dunya dan akherat. Jelas harus memiliki guru yang
membimbing, menuntun, dan bertanggungjawab. Karena tanpa berguru kita
tidak akan tahu apa-apa. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa kita harus
selalu bersama Allah (Ma'rifat billah), sedangkan kita tidak tahu sama
sekali bagaimana cara kita bersama Allah apalagi mengenal Allah
(Ma'rifat billah). Oleh karena itu kita harus selalu bersama dengan
orang yang dekat dengan Allah (Ma'rifat). Bunyi hadits tersebut sebagai
berikut;
وَلَمَّا وَرَدَ فِى الْحَدِيْثِ كُنْ مَعَ اللهِ وَاِنْ لَمْ تَكُنْ
فَكُنْ مَعَ مَنْ كَانَ مَعَ اللهِ فَإِنَّهُ يُوْصِلُكَ إِلَى اللهِ إِنْ
كُنْتَ مَعَهُ
"dan berdasarkabn riwayat dalam hadits tetaplah kamu bersama Allah dan
jika tidak, maka tetaplah bersama orang yang selalu bersama Allah.
Sesungguhnya ia akan mengantar kamu kepada Allah, jika kamu terus
bersamanya."
Hadits tersebut memberikan kesimpulan kepada kita bahwa seorang hamba
itu harus mencari seorang guru yang akan bertanggungjawab dalam
membimbing, menuntun, dan membinanya untuk menapaki jalan yang diridhoi
Allah. Karena seorang hamba yang tidak memiliki guru, maka gurunya
adalah syetan. Sedangkan apabila kita memiliki gurunya syetan, maka
dijamin kita adalah orang yang sesat.
قَالَ أَبُو يَزِيْدِ البُسْطَامِى مَنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ شَيْخٌ
فَشَيْخُهُ الشَّيْطَانُ (وَقَالَ) أَبُو سَعِيْدٍ مُحَمَّدٍ الْخَادَمِى
مَنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ شَيْخٌ فَيَكُوْنُ مُسَخَّرَةً لِلشَّيْطَانِ (خزينة
الأسرار ص 189)
"Abu Yazid Al Bustomi berkata: barang siapa yang tidak memiliki guru,
maka gurunya adalah syetan. Dan berkata Abu Sa'id Muhammad Al Khodami:
barang siapa yang tidak memiliki guru maka ia akan di tundukkan oleh
syetan."
Didalam Al-quran pun diceritakan bahwa Nabi Musa berguru kepada Nabi
Hidir As., hal ini memberikan pelajaran kepada kita tentang pentingnya
berguru dengan patuh dan taat atas apa yang diperintahkan oleh guru,
sabar dan istiqamah dalam mengikutinya.
قَالَ لَهُ مُوْسَى هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَى أَنْ تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا
”Musa berkata kepadanya, bolehkah aku mengikutimu agar engkau
mengajarkan kepadaku (ilmu yang benar) yang telah diajarkan kepadamu
(untuk menjadi) petunjuk?" (Qs. Al-Kahfi/16: 66)
Kholifatur Rasul
Mengenai pengertian Kholifah Rasul ini terdapat sebuah hadits bahwa
kholifatur Rasul adalah orang yang menghidupkan, menjalankan/membiasakan
sunnah Nabi saw. dan mengajarkannya kepada hamba-hamba Allah. Sedangkan
Abah umar adalah orang yang menghidupkan, menjalankan, mendawamkan, dan
mengajarkan sunnah-sunnah nabi saw. bahkan yang asing menurut
masyarakat umumpun dihidupkan kembali oleh Abah Umar seperti berpakaian
Sorban Jubah putih disaat sholat, hal ini merupakan hal asing dizaman
Abah Umar menjalankan dan mengajarkannya, bahkan banyak para ulama yang
mengatakan sesat kepada Abah Umar dengan alasan hal tersebut (pemakaian
jubah sorban).
Hadits tersebut berbunyi;
عَلَى خُلَفَائِى رَحْمَةُ اللهِ قِيْلَ وَمَنْ خُلَفَائُكَ قَالَ الَّذِيْنَ يُحْيُوْنَ سُنَّتِى وَيُعَلِّمُوْنَهَا عِبَادَ اللهِ
"Semoga rohmat Allah ditetapkan bagi para kholifahku. Beliau ditanya:
siapakah para kholifahmu tuan? Beliau menjawab: mereka adalah
orang-orang yang menghidupkan sunnahku dan mengajarkannya kepada
hamba-hamba Allah."
Dengan demikian, sudah jelas bahwa Abah Umar adalah Khalifah Rasul yang
mendapatkan rahmat dan keutamaan dari Allah swt. Karena beliau telah
menghidupkan dan mengajarkan sunnah-sunnah Rasulullah saw. dizaman
sekarang ini.
Keutamaan yang diberikan oleh Allah kepada Khalifah Rasul adalah berupa
Nur Muhammad, yang akan memberikan cahaya Ma'rifat dalam menapaki jalan
yang diridhai-Nya.
Dijelaskan dalam beberapa kitab, bahwa Nur Muhammad tersebut berputar
sejak zaman Nabi Adam As. sampai lahirnya Nabi Agung Muhammad saw.
bahkan Nur Muhammad tersebut masih berlanjut sampai setelah jasad Nabi
Muhammad wafat. Penjelasan ini terdiri dari;
تَنَقَّلَ نُوْرُ الْمُصْطَفَى سَيِّدِ الْبَشَرِ# إِلَى ظَهْرِ آدَمَ كَانَ أَضْوَا مِنَ الْقَمَرِ
"Nur Rosulullah yang terpilih pimpinan manusia, berpindah kepunggung nabi adam. Nur itu lebih terang dari pada rembulan."
وَاعْلَمْ أَنَّ مُحَمَّدًا ص م. أَعْطَي جَمِيْعَ اْلأَنْبِيَاءِ
وَالرُّسُلِ مَقَامَاتِهِمْ فِى عَالَمِ اْلأَرْوَاحِ حَتىَّ بَعَثَ
بِجِسْمِهِ عَلَيْهِ السَّلاَم وَاتَّبَعْنَاهُ وَالْتَحَقَ بِهِ مِنَ
اْلأَنْبِيَاءِ فِى الْحُكْمِ مَنْ شَاهَدَهُ أَوْ نَزَلَ بَعْدَهُ
"Dan ketahuilah bahwa Muhammad saw. memberikan kepada semua nabi dan
rosul kedudukan-kedudukan atau derajat-derajat mereka di alam arwah
sampai ia diutus dengan rupa jasadnya (dialam dunia) dan kita
mengikutinya. Dan secara hukum dapat dipertemukan dengan beliau diantara
para nabi, orang-orang yang menyaksikan beliau, atau turun sesudah
beliau."
Dengan demikian, Abah Umar adalah seorang Guru Mursyid Kamil yang telah
menuntun ummat manusia pada keutamaan peribadatan sebagai penguat
keimanan, serta beliau telah mengajarkan sunnah-sunnah rasul dengan
istiqamah, sehingga beliau dapat dikategorikan sebagai Kholifah Rasul
yang mendapatkan Nur Muhammad karena beliau memenuhi syarat-syarat
tersebut diatas. Jadi jelaslah orang yang tidak berguru pada Abah Umar
adalah orang yang merugi.
Syekhunal Mukarrom pengajake ora sulaya Ngajak muride kabeh dikon pada mulya
Post a Comment