 |
Ustd. Yusuf Mansur |
dakwatuna.com - Jika kita mau mengamati sedikit
lebih detail. Khususnya di negeri ini, maka para ustadz yang membawa
Islam ke ranah ‘dunia’, pasti akan berhadapan dengan konspirasi yang tak
bertepi. Uniknya, konspirasi ini dirancang sedemikian rupa sehingga
nampak apa adanya. Meskipun, bagi kalangan yang melek intelektual, dan
sedikit mau memakai hatinya dengan kaca mata kearifan, nampak sekali
bahwa hal tersebut tidak normal. Dibuat-buat, di lebay-lebay-kan.
Hal
tersebut berlaku sebaliknya. Para Ulama’ yang (maaf) hanya sibuk dengan
‘akhirat’ tanpa mau menyentuh ‘dunia’, maka dia akan aman. Sepi dari
makar. Bahkan, disuburkan.
Kita mulai dari sebuah contoh. Aa Gym.
Ingat awal dakwah beliau? Sukses Luar Biasa. Bahkan sempat diwacanakan,
ada yang mencalonkan beliau menjadi kandidat Presiden di Negeri ini.
Beliau tidak hanya ceramah. Tidak hanya ngurus ‘akhirat’. Beliau menulis
buku, punya bisnis yang menasional. Mulai dari air minum, penerbitan,
travel, radio, TV, dan seterusnya. Video ceramah-ceramah beliau juga
marak di dunia maya.
Tampilannya pun necis. Tidak melulu bersarung.
Bahkan, saya tidak pernah melihat beliau bergamis layaknya syeikh-syeikh
di Timur Tengah sana. Beliau lebih suka bersarung dipasangkan dengan
jas atau baju taqwa dihiasi penutup kepala berupa peci yang diikat
dengan surban. Karena beliau terjun juga ke urusan ‘dunia’, beliau tak
jarang nampak berjas, bercelana, dan pakaian khas eksekutif lainnya.
Beliau juga hobi berkuda dan aneka hobi ekstrim lainnya.
Singkatnya,
beliau berhasil membangun sebuah kerajaan baru di negeri ini. Dan tidak
sejengkal pun tanah di negeri ini yang belum beliau jejaki. Baik dengan
ceramah, tulisan maupun produk beliau.
Saya sangat yakin, jika
ketika itu beliau benar-benar maju menjadi kandidat calon Presiden di
negeri ini, Insya Allah beliau akan terpilih.
Nah, musuh-musuh
Islam inilah yang tidak akan tenang dengan gerakan beliau. Sehingga
disusunlah makar. Jahat. Tapi begitulah perjuangan. Kerajaan yang beliau
bangun sedemikian kuat, kokoh itu, dihancurleburkan melalui sebuah
konspirasi : Poligami.
Sangat aneh kawan-kawanku sekalian. Media
serentak menyerang beliau. Habis-habisan. Hingga masalah yang dianjurkan
oleh agama ini, nampak tabu karena pemberitaan. Bahkan, tak sedikit
jamaah yang berbalik membenci beliau. Padahal, sang istri pertama pun
ikhlas menerima pernikahan beliau yang kedua. Meski sempat cerai, tapi
akhirnya mereka kembali dalam sebuah keluarga yang
sakinah, mawaddah dan
rahmah, aamiin. Insya Allah.
Andai
kita mau bertanya, “Kenapa Poligami yang dilakukan Aa Gym dihukumi
“haram” oleh media? Sehingga mereka bersatu padu memberitakan ini agar
nampak seperti kesalahan?” Jawabannya sederhana : media mengikuti mau
pemodal. Siapa punya modal, dia bisa dengan suka hati menurunkan berita.
Lantas, siapakah insan pemilik media itu? Panjang kalau pertanyaan ini kita bahas.
Satu
pertanyaan lagi, “Kenapa pernikahan Aa Gym dipermasalahkan? Sementara
banyak sekali ustadz, kiai, anggota DPR, dan orang biasa yang melakukan
poligami serupa? Bahkan, ketika Ustadz Arifin Ilham Poligami-pun, tidak
ada pemberitaan sama sekali. Padahal, Jamaah ustadz Arifin Ilham juga
jutaan? Tak jauh beda dengan jamaah Aa Gym kala itu?”
Saya hanya bisa menjawab, “Saya tidak jauh lebih tahu dari Anda.”
Itu satu contoh.
Contoh
kedua. Ustadz Sedekah. Yusuf Mansyur. Pola dakwahnya mirip Aa Gym.
Gaul. Beliau juga tidak pernah terlihat memakai gamis. Hanya celana dan
baju panjang. Bajunya-pun bukan koko. Kadang, cuma kemeja biasa. Saya
pernah menyaksikan beliau mengimami shalat Maghrib ketika bulan Ramadhan
sekitar dua tahun yang lalu di salah satu Masjid di Komplek Pabuaran
Indah – Bogor. Beliau mampir. Sahabat tahu? Celana yang beliau pakai,
bagian ujungnya robek. Beliau nampak enjoy. Padahal, harta beliau sudah
milyaran.
Nah, beliau juga terjun mengurusi ‘dunia’. Mulai
investasi, sawah, hotel, dll. Rumah Penghafal Qur’an yang beliau gagas
saja, tersebar di seluruh Indonesia dengan
brand yang sama. Ceramah beliau juga tersebar luas di
you tube.
Dakwah beliau biasa disiarkan di televisi nasional Kita. Bahkan,
Ramadhan tahun lalu, beliau rutin mengisi kajian selepas tarawih, setiap
malam dan disiarkan di televisi nasional kita.
Gagasan yang beliau bawa sederhana,
Mari Beli Ulang Indonesia.
merupakan sebentuk cinta anak negeri kepada bangsanya. Nasionalisme
beliau bukan sekadar buta. Bukan lantaran suku. Tapi cinta kepada
ngerinya. Karena kesadaran penuh bahwa negeri ini adalah amanah yang
harus dijaga. Bahwa negeri ini hanya bisa dimakmurkan dengan iman dan
taqwa seluruh penghuninya.
Mimpi beliau sangat mulia. Membeli
televisi nasional, membeli bank syariah yang kini asetnya dikuasai
asing, mempunyai hotel syariah, mendirikan Rumah Penghafal Qur’an di
setiap jengkal negeri ini, dan seterusnya.
Saya berpendapat,
beliau satu-satunya ustadz yang hanya modal ‘ceramah’, bisa mengumpulkan
jutaan bahkan puluhan milyar rupiah. Ingat, hanya ceramah. Ini, tak
bisa dilakukan oleh banyak orang. Benar-benar tidak ada duanya.
Berdasarkan cerita salah satu murid beliau, ketika mengundang beliau,
hanya modal 4-5 juta. Nah, dalam kajian tersebut, beliau akan meminta
jamaah untuk berinfaq. Dari infaq tersebut diberikan untuk pengurus
masjid setempat atau untuk dakwah. Dalam sekali ‘sulap’, hanya dengan
modal 4-5 juta itu, terkumpullah uang 15-20 juta. Luar Biasa, bukan?
Berapa kali lipat? Modalnya cuma ceramah!
Dalam kasus terbaru,
dengan konsep Patungan Usaha (PU) dan Patungan Asset (PA), beliau
berhasil menarik puluhan milyar rupiah ke dalam rekening beliau. Ingat
ya, modalnya hanya ceramah. Bahkan PA dan PU itu, hanya disosialisasikan
lewat Internet. Di
website dan akun
twitter beliau. Di
mana paket infaq mulanya hanya 1 juta perorang, kini sudah dipatok
menjadi 12 juta. Bisa perorang, rombongan atau atas nama
majelis ta’lim.
Nah, musuh Islam ini
keder
melihat orang seperti beliau. Hanya modal ceramah saja, bisa
mengumpulkan puluhan milyar dalam waktu dekat. Jika dibiarkan, maka
puluhan milyar itu bisa menjadi puluhan triliun. Jika puluhan, ratusan
dan ribuan triliun sudah terkumpul, bisa jadi kita akan lunasi utang
negeri ini dengan uang tersebut. Dan ini, benar-benar membuat musuh
Islam berpikir setengah mati untuk menghentikan langkah beliau.
Sekarang
ini, konspirasi-konspirasi jahat yang dialamatkan kepada beliau mulai
dilancarkan. Dengan beragam cara dan sudut pandang. Saya ingat majalah
yang pertama kali mengusik dakwah beliau dan media-media yang kemudian
menyerang beliau secara membabi buta.
Bahkan, ada di antara mereka yang bertanya, “Bagaimana kalau ada jamaah yang minta uangnya dikembalikan?”
Ini
pertanyaan bodoh. Sangat bodoh. Karena sampai sekarang, tidak ada
jamaah yang datang menarik investasi yang sudah dititipkan dalam PA dan
PU yang beliau gagas itu. Bahkan, di luar sana, banyak sekali jamaah
yang ingin bergabung. Tapi belum kesampaian. Baik karena uangnya
terpakai untuk kebutuhan lain, atau yang memang sedang mengumpulkan uang
sejumlah itu.
Oya, jangan cerita ke siapa-siapa ya? Beliau ini,
berdasarkan sumber yang tidak mau disebut namanya, didatangi oleh
beberapa orang yang hendak mencalonkan diri menjadi calon Presiden di
pemilu mendatang. Dan, ustadz YM ini ditawari untuk menjadi wakilnya.
Dengan tegas, ustadz yang masih muda dan tampan itu menolak. Dan
penolakan beliau, berujung pada konspirasi jahat yang tengah terjadi
saat ini.
Akhirnya, kita sepakati perkataan Ustadz M Natsir. Sang
pendahulu dakwah di negeri ini pernah berpesan. Bahwa orang Islam yang
mengurusi ekonomi, politik dan hal-hal ‘duniawi’ lainnya, tidaklah
mungkin dibiarkan. Beliau kemudian melanjutkan, jika tidak mau diganggu,
maka berislamlah hanya di masjid saja. Shalat, dzikir, baca Qur’an,
istighotsah dan ibadah-ibadah ritual lainnya.
Lantas, apa yang
bisa kita lakukan? Kita doakan ustadz-ustadz kita itu. Terlebih lagi,
beliau-beliau terjun ke rimba raya politik dan ekonomi. Agar Allah
menolong mereka, Agar Allah menguatkan mereka. Dan kita, menjadi bagian
dari mereka.
Para musuh Islam memang membuat makar. Tapi ingatlah, Bahwa Allahlah sebaik-sebaik pembuat makar.
Karena
kita punya Allah, maka kita punya berjuta harapan. Karena kita punya
Allah, maka musuh hanyalah kerikil yang akan kita tendang ketika
menghalangi jalan Kita. Karena kita punya Allah, maka tak ada alasan
untuk mundur dari peperangan ini. Karena Islam, akan tetap menang.
Dengan atau tanpa kita.
Tetaplah bertahan dan Bersiap-siagalah.