Latest Post

Tangisan Isham Bin Yusuf

Written By Mas Toto on May 29, 2013 | 11:03 AM


Tangisan Isham Bin Yusuf 

Dikisahkan bahwa ada seorang ahli ibadah bernama Isham bin Yusuf, dia sangat wara’ dan sangat khusyu’ dalam shalatnya. Namun ia selalu khawatir kalau-kalau ibadahnya kurang khusyu’ dan selalu bertanya kepada orang yang dianggapnya lebih baik ibadahnya, demi untuk memperbaiki ibadahnya yang selalu dirasanya kurang khusyu’.
Pada suatu hari Isam menghadiri pengajian seorang seorang ulama yang bernama Hatim al-‘Ahsam dan bertanya, “Wahai Aba Abdurrahman (Nama gelaran Hatim), bagaimanakah caranya anda melaksanakan shalat?”
Berkata Hatim, “Apabila masuk waktu shalat, aku berwudhu zhahir dan batin.”
Bertanya Isam, “Bagaimana wudhu zhahir dan batin itu?”
Berkata Hatim, “Wudhu zhahir sebagaimana biasa, yaitu membasuh semua anggota wudhu dengan air. Sementara wudhu batin ialah membasuh anggota dengan tujuh perkara :
1. Bertaubat.
2. Menyesali akan dosa yang telah dilakukan.
3. Tidak tergila-gila dengan dunia.
4. Tidak mencari atau mengharapkan pujian dari manusia
5. Meninggalkan sifat bermegah-megahan.
6. Meninggalkan sifat khianat dan menipu.
7. Meninggalkan sifat dengki.”
Selanjutnya Hatim berkata, “Kemudian aku pergi ke Masjid, aku siapkan semua anggota badanku dan menghadap kiblat. Aku berdiri dengan penuh kewaspadaan dan aku bayangkan Allah ada di hadapanku, surga di sebelah kananku, neraka di sebelah kiriku, malaikat maut berada di belakangku. Dan aku bayangkan pula bahwa aku seolah-olah berdiri di atas titian Shiratul Mustaqim dan aku menganggap bahawa shalatku kali ini adalah shalat yang terakhir bagiku karena aku merasa akan mati selepas shalat ini, kemudian aku berniat dan bertakbir dengan baik.
Setiap bacaan dan doa dalam shalat aku fahami maknanya, kemudian aku rukuk dan sujud dengan merasa hina, aku bertasyahud dengan penuh pengharapan dan aku memberi salam dengan ikhlas. Beginilah aku melaksanakan shalat selama 30 tahun.
Ketika Isham mendengar penjelasan Hatim, menangislah ia sekuat-kuatnya kerana membayangkan ibadahnya yang kurang baik bila dibandingkan dengan Hatim.


Cerita Hikmah "Maha guru dan Seorang Sufi"

Cerita Hikmah "Maha guru dan Seorang Sufi"

Dikisahkan Syekh Abu Dairy adalah seorang ulama' terkenal, beliau menguasai puluhan kitab bahkan ratusan kitab, santrinya banyak mencapai ribuan, dan beliau dikenal sbg Maha Guru, suatu saat Syekh Abu Dairy mengalami kegundahan hati, akhirnya beliau sholat malam utk minta petunjuk pd Allah bagaimana utk mengatasi kegundahan hati ini, maka Allah memberi isyaroh lewat mimpi, Syekh Abu Dairy bertemu dg malaikat dan malaikat itu memberi petunjuk "Carilah Adi Sufi, kegundahanmu akan hilang saat engkau bertemu dengannya". Keesokan harinya saat Syekh Abu Dairy bangun, maka dia menyuruh salah seorang santrinya untuk mencari Adi Sufi. Dan santrinya setelah mencari beberapa hari akhirnya dpt informasi tentang Adi Sufi, dia tinggal di rumah yg amat sederhana, dinding2nya dari bambu dan lantainya tanah.

Santri tadi langsung bilang, ada seorang yg namanya Adi Sufi tapi dia itu orang miskin yg kelihatannya bodoh, kenapa Syekh Abu Dairy ingin menemui dia? sang Syekh Abu menjawab "sudahlah, skrg antarkan aku ke rumah Adi Sufi tsb". Setelah menempuh perjalanan maka sampailah Syekh Abu Dairy dan seorang santrinya ke rumah Adi Sufi yg sederhana tsb.
Syekh Abu Dairy: "Assalaamu'aikum Yaa Adi Sufi, maka Adi Sufi membukakan pintu dan menjawab "Wa'alaikumussalam, silahkan masuk kalian berdua, setelah ketiganya berada di dalam rumah, Adi Sufi menanyakan maksud kedatangan tamunya ini dan bertanya "siapa anda2 ini koq tiba2 datang ke rumahku yg sederhana ini?" Syekh Abu Dairy menjawab "Saya Syekh Abu Dairy dan ini salah satu santri saya, saya datang kemari ingin minta saran kepada anda?" Adi Sufi menjawab: Ooo...anda ulama' terkenal itu ya, apakah anda merasa mampu jadi seorang guru? maka Syekh Abu Dairy menjawab: Ya, saya mampu, maka Adi Sufi berkata: Kalau sudah merasa mampu buat apa kemari, pulang saja sana...gak ada gunanya kau kemari?, santri Syekh Abu Dairy tdk terima gurunya dihina, santri tsb bilang pd gurunya "Syekh lebih baik kita pulang, benar kan perkiraan saya dia hanyalah orang miskin yg bodoh" Syekh Abu Dairy langsung menatap tajam ke santrinya tsb dan berkata "Diam, kau ini tidak mengerti apa-apa!...akhirnya sang santri diam, dan Syekh Abu Dairy berkata pada Adi Sufi "Tolong saya, saya belum mampu menjadi guru, saya tidak mengerti apa-apa" Dengan pengakuan yg tulus ini akhirnya Adi Sufi tidak jadi mengusir Syekh Abu Dairy dan berkata: "Baguslah kau sadar...

sekarang saya akan ajukan pertanyaan2 yg mudah, bila bisa menjawab kau layak jadi guru, bila belum dpt menjawab maka kau masih perlu belajar lagi"

Adi Sufi: pertanyaan pertama, tahukah engkau cara makan yg benar?
Syekh Abu Dairy: tahu, pertama baca bismillah, kemudian makan dg tangan kanan dan berhenti sebelum kenyang
Adi Sufi: salah...! dasar bodoh..! pertanyaan mudah saja tidak bisa kau jawab, aneh sekali kau bisa menjadi "Syekh/guru besar"

Santri yg tidak tahan gurunya dihina utk kedua kalinya berkomentar: Hai bodoh..! jangan menghina guruku beliau itu Maha Guru, kau tidak ada apa-apanya, guru ayo pulang saja, percuma bicara ma orang bodoh!

Syekh Abu Dairy langsung marah pd santrinya: Diam..! ini urusanku dg Adi Sufi bila kau tdk suka plg saja sendiri...! maka sang santri ketakutan dan terpaksa diam dg hati yg mendongkol, hehehe....kasihan ya teman teman si santri ini....

Syekh Abu Dairy: ya saya bodoh, tolong pertanyaan lain, insya Allah saya bisa menjawab
Adi Sufi: pertanyaan kedua, tahukah engkau cara tidur yg benar?
Syekh Abu Dairy: tahu, sebelum tidur saya berwudlu dulu, kemudian aku berbaring sebagaimana berbaringnya Rosulullah sewaktu tidur dan sebelum kupejamkan mata ku membaca do'a sebelum tidur dan surat al-Ikhlas 7 kali

Adi Sufi: salah lagi....sekarang coba kau jawab pertanyaan yg ketiga ini yg paling penting krn kau guru agama, bagaimana cara kau mengajarkan agama
Syekh Abu Dairy: Aku mengajar agama berdasarkan Qur'an dan Hadits, dan setiap hari ku ajar mereka dg materi baru dan berbeda agar para santriku tidak bosan menerima pelajaranku

Adi Sufi: salah.....! jawaban kamu salah semua.......

Syekh Abu Dairy: kalau begitu berilah petunjuk diriku yg bodoh ini

Adi Sufi: baiklah bila kamu telah mengakui kekuranganmu, sebenarnya jawabanmu semua tadi itu benar tapi benar bg org2 yg tingkatannya masih kesadaran mata, sdangkan kau guru harusnya kau lebih tinggi tingkatannya yaitu tingkatan kesadaran akal. ini aku beri penjelasan utk soal pertama sampai ke tiga

1. Cara makan yg benar, adalah lihat dulu makanannya halal atau haram, suci apa najis, kalau makan babi walau kau baca bismillah 1000x tetap akan membuatmu berdosa. Setelah jelas2 tahu bahwa makanan itu halal dan suci baru melakukan seperti apa yg kamu jawab tadi.

2. Cara tidur yg benar, yg kamu katakan tadi sebenarnya tidak seluruhnya salah, jawabanmu masih kurang tepat, bagi orang yg berakal tidak cukup hanya dzhohirnya saja yaitu berwudlu dan berdoa, tapi juga hatimu sewaktu belum tidur harus bersih dari dengki jg memaafkan semua kesalahan manusia dan bersih dari rasa cinta dunia, sehingga tidurmu adl tidur yg diridloi Allah, walau kau berwudlu dan berdoa tapi sebelum tidur di hatimu masih ada rasa dengki atau dendam atau rasa cinta dunia mngalahkan cinta pd Allah maka tidurmu adl tidur yg dimurka Allah SWT.

3. Cara mengajar yg benar, yg kamu jawab tadi itu bisa dilakukan semua orang, tidak hanya kamu, orang kafir pun yg mempelajari Qur'an dan Hadits dan dia pandai juga bisa mengajar seperti kamu, dan inti mengajar agama adl harus disertai rasa ikhlas dan hanya mengharap ridlo Allah, bukan pujian lebih2 bayaran.....faham kamu skrg Abu Dairy

Syekh Abu Dairy: terima kasih Adi Sufi, sekarang hilang kegundahan hatiku, atas ilmu yg kamu berikan padaku, dan kamu santriku, jangan terlalu mudah menyimpulkan orang hanya dari penampilan, keadaan atau kata katanya yg kelihatan kurang sopan, terkadang dia hanya menguji kamu, sampai di mana akhlak kamu, dan rupanya kamu harus belajar tasawuf sama Adi Sufi shg bisa berakhlak dg benar,dan skrg minta maaflah pd Adi Sufi

Santri Syekh Abu Dairy: Maafkan kelancangan saya tadi Syekh Adi Sufi, Maaf saya tadi salah paham, setelah mendengarkan penjelasan anda, ternyata anda orang 'alim

Adi Sufi: Ya saya maafkan dan tidak apa apa,sikap kamu membela guru kamu itu juga akhlak yg baik, tapi cara kamu tadi yg kurang baik, walau tujuan kamu benar, tapi kalau kamu pakai cara yg salah, sungguh demi Dzat Yang menguasai langit dan bumi, maka kebenaran tersebut sulit utk diterima.

Dari cerita ini lihat perbandingan jawaban Abu Dairy (kesadaran mata) dan jawaban adi sufi (kesadaran akal) dan dlm kisah tsb jg kumasukkan adab sbg seorang yg minta petunjuk tidak boleh "merasa mampu/merasa bisa" kerana bila ada rasa ini sulit utk menerima "ilmu" yg lebih tinggi tingkatannya.


kami akhiri semoga kita semua selalu dlm ridlo dan hidayah dari Allah..Aamiin Allaahumma Aamiin

WANITA YANG MEMBUAT RASULULLAH SAW MENANGIS


IBRA

WANITA YANG MEMBUAT RASULULLAH SAW MENANGIS
(merinding bacanya....) Ayo disimak biar tahu apa sebabnya ??
====================================

Dikisahkan dari Imam Ali bin Abi Thalib Karromallahu Wajhahu:
"Suatu hari, aku dan Fatimah melihat Nabi sedang menangis tersedu- sedu. Lalu kami bertanya:”Ya Rosulullah, apa yang membuatmu menangis seperti ini” .
Rosulullah menjawab:”Di malam Mi’raj

, aku melihat sekelompok wanita dari umatku dalam keadaan tersiksa dengan siksaan yang pedih hingga membuatku menangis.
Aku melihat perempuan dalam keadaan rambutnya tergantung dan otaknya mendidih.
Aku melihat perempuan yang lidahnya terjulur dan disiram dengan air neraka yang panas. Dan sebagian lagi memakan dagingnya sendiri, di bawah badan mereka ada api yang menyala, dan sebagian lagi kaki dan tangan dalam keadaan terikat, sedangkan ular dan kalajengking mengelilinginya. Dan wanita yang lainnya dalam keadaan tuli dan bisu dan dia ditaruh dalam peti yang penuh dengan api yang menyala. Otaknya keluar dari hidungnya dan badannya robek-robek sampai terpisah dari tulangnya.
Dan berbagai siksaan-siksaan yang aku lihat di sana.”

Lalu Fatimah bertanya,
”Ya Rosulullah, mengapa mereka di siksa oleh Allah SWT sedangkan mereka adalah wanita-wanita yang beriman ?”.
Rosulullah menjawab:
“Wahai Puteriku, wanita yang digantung rambutnya, adalah wanita yang tidak memakai Jilbab padahal kebenaran sudah disampaikan kepadanya, wanita yang lidahnya terjulur dan digunting dengan gunting raksasa adalah wanita yang menyakiti hati suaminya,
wanita yang payudaranya di gantung adalah wanita yang tidak mau tidur dengan suaminya, wanita yang kakinya di gantung adalah wanita yang keluar dari rumah tanpa seizin suaminya, Wanita yang memakan dagingnya sendiri adalah wanita yang merias dirinya untuk orang lain, wanita yang kakinya diikat dan di kelilingi ular dan kalajengking adalah wanita yang sholat dengan pakaian najis serta tidak mandi setelah haid atau bersenggama. Wanita yang tuli dan bisu adalah wanita yang berbuat zina dan anak-anaknya diserahkan pada suaminya, wanita yang menggunting badannya sendiri adalah wanita yang membanggakan diri sendiri pada orang lain, wanita yang badannya dan mukanya terbakar dan dia memakan ususnya serta semua isi perutnya adalah wanita yang menyuruh orang lain berbuat zina, wanita yang kepalanya kepala babi dan badannya badan keledai adalah wanita yang suka berbohong dan mengadu domba, dan wanita2 telanjang yang bermuka anjing lalu api neraka dimasukkan dari duburnya dan keluar dari mulutnya adalah wanita yang suka bernyanyi ditempat-tempat maksiat. ”

Suatu hari Aisyah datang menghadap Nabi dan bertanya:
”Ya Rasulullah ,siapa yang paling berhak terhadap seorang perempuan?”
Nabi menjawab:” Suaminya”.
Aisyah bertanya: “ siapa yang paling berhak terhadap seorang laki-laki”
Nabi menjawab:”Ibunya”.

Dalam suatu riwayat Muadz bin Jabal datang dari syam lalu dia sujud dihadapan rosululloh. Rosulullah bertanya:
”Apa yang sedang kamu lakukan”. Muadz menjawab:
” Ini adalah adat buat kami, apabila seorang pemimpin datang, kami harus bersujud kepada pemimpin tersebut, dan akupun ingin bersujud padamu ya Rosululloh”.
Lalu Rasulullah bersabda:
”Janganlah kalian bersujud terhadap sesama manusia. Dan seandainya sujud terhadap manusia itu diperbolehkan, maka aku akan memerintahkan perempuan untuk sujud pada suaminya. Dan aku bersumpah atas nama Allah tidak ada perempuan yang mengerjakan hak Allah kecuali dia mengerjakan hak-hak suaminya”.

Kerisauan Rasulullah kepada kita ummatnya tidak terbatas ruang dan waktu, Beliau sangat mengkhawatirkan umatnya hingga dalam shalatnya pun kaki beliau bengkak hanya untuk mendoa’akan bagaimana seluruh manusia bisa selamat.

wAllahu a'lam...

Setatus :  By Mibinibinu Bin Yahya (MBY)
Semoga bermanfaat...Itu saja dulu...Ekhemmm



Artine muji maulana ya maulana


Artine muji maulana ya maulana

Nabi Muhammad :

Gusti nabi nuhun selamet ingdalem dunya lan akherat
Ayu batur gage gandul Dunya akherat aja ucul

Siti khodijah :

Siti khodijah bangete ikhlas
Nabi Muhammad bangete melas
Harta benda kabeh diterima
Nggo gelaraken ning agama

Siti fatimah :

Siti Fatimah jaluke berat
Umat Islam ahli ma’siat
Disunahaken pangapurane
Umat Islam sedayane

Khasan khusein :

Nuhun gusti Khasan khusain
Nure akal aja kelalen
Maring Alloh lan rosul
Bisa ma’ rifat ning akale

Syekhunal mukarrom :

Bapa guru nuhun pitulung
Nafsu kula kang kumentung
Rusake nafsu alane
Emong ibadah awak kulane
Sebab nyata kecampuran
Nafsu kula kelawan syetan
Badan gregah nuruti syetan
Akal ma’rifat beli jalan

Fatimah Gandasari :

Fatimah Gandasari
Nuhun dunya aja kari
Agama kula nuhun tetep
Laku ibadah ingkang mantep
Mugah-mugah saged sodaqoh
Ning fakir miskin segala brantah
Ayu sodaqoh ikhlasna
Barang kang luwih sukakna
GustiAlloh kang nganakaken
Sira kabeh kang gelaraken
Sira bisa ngatur dunyane
Tetep sira ana imane
Mumpung urip bareng-bareng
Ning fakir miskin ayu kedeleng
Sira nyata ana imane
Matine sira enak nggone

Syarif Hidayatulloh:

Gusti Syarif hidayatulloh netepaken ning Alloh
Duwe badan dibagusi
laku ala den tangisi
Duwe ilmu ingkang nyata
Kanggo sangu balik kita
Duwe ati adepna
Akal ma’rifat temenana
Maring guru kudu nylondo
Elinga kita masih bodo
Kanjeng nabi banget melas ning umate
Ayu manut tingkah rosul waktu sholate
Jubah putih udeng putih ning dunyane
Ayu dianggo ibadah sira badane
Gusti Alloh dohir batin ya ningali
Waktu sholat ati anteng apa beli
Wongkang sholat blasar-blasar ning akehe
Ayu ngrasa waktu sholat salah bae
Syetan wani nyela-nyela wong ibadah
Pikir pegah ati ngamprak dadi robah


Habib Umar Bin Ismail Bin Yahya


Ya Muhaimin Ya Salam

( Ya Muhaimin Ya Salam )

Wahai maha Penunggu, wahai maha Penyelamat, Selamatkanlah kami dan sekalian orang Islam, Dengan derajatnya Nabi Muhammad sebaik-baiknya makhluk, Dan dengan derajatnya Ibunya orang-orang mu’min (Ummil Mu’minin)
Begitupun Hasan serta Husain, Bagi nabi Sijantung hati, Laksana bulan purnama, dan kakek mereka, maka bersholawatlah kepadanya
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Nabi Muhammad, Kabulkanlah do’a kami
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Siti Khodijah, Kabulkanlah do’a kami
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Siti Fatimah, Kabulkanlah do’a kami
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Sayyidina Ali, Kabulkanlah do’a kami
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Hasan Husein, Kabulkanlah do’a kami
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Guru Kami (Syaikhunal Mukarrom), Kabulkanlah do’a kami
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Siti Quraisyin, Kabulkanlah do’a kami
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Nyi Lodaya, Kabulkanlah do’a kami
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Fatimah Gandasari, Kabulkanlah do’a kami
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Syarif Hidayatullah, Kabulkanlah do’a kami
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Syeh Dzatul kahfi, Kabulkanlah do’a kami
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Ki Kuwu Sangkan, Kabulkanlah do’a kami
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Endang Geulis, Kabulkanlah do’a kami
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Nyirara santang, Kabulkanlah do’a kami
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Syekh Abdur Ruhman, Kabulkanlah do’a kami
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Syekh Magelung, Kabulkanlah do’a kami
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Hasanuddin, Kabulkanlah do’a kami
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Sayyid Husein, Kabulkanlah do’a kami
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Sayyid Utsman, Kabulkanlah do’a kami
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Raden Fatah, Kabulkanlah do’a kami
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Syekh Rumajang, Kabulkanlah do’a kami,
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Syekh Bentong, Kabulkanlah do’a kami


 


Waktu Adalah Kehidupan - KH. Agoes Ali Masyhuri

Written By Mas Toto on May 16, 2013 | 8:47 AM

Pencramah Gus Ali yang santai, pelan tapi mudah di cerna, di resapkan







part 4 Tausiah oleh Gus Ali di Masjid Sunda Kelapa Jakarta.mp4




TV9SURABAY_KISWAH GUS ALI




TV9SURABAYA_KISWAH GUS ALI .flv

Pentingnya Niat Dalam Amal Ibadah

KISWAH GUS ALI 27 JULI SESI 1 SEG 1

ANTARA KUFUR DAN SYUKUR

Written By Mas Toto on May 11, 2013 | 2:09 AM

ANTARA KUFUR DAN SYUKUR

oleh Mibinibinu Bheen Yahya (Catatan) pada 13 Desember 2011 pukul 4:50
Ibnu al-Qayyim memgemukakan beberapa hadis yang menyebut kafir secara mutlak terhadap kemaksiatan-kemaksiatan tertentu. Menurut beliau:

"Kemaksiatan ialah perbuatan yang termasuk jenis kufr (kafir) kecil. Ia merupakan lawan syukur yang berupa pelaksanaan ketaatan. Karena itu. apa yang diusahakan (dilakukan) manusia adakalanya berupa syukur dan adakalanya berupa kufr, dan boleh jadi tidak termasuk syukur dan tidak termasuk kufr."

Kufur dengan arti pertama--yakni kufur akbar (kekafiran besar)--merupakan lawan dari iman. Pelakunya disebut kafir, yakni lawan dari mukmin. Allah berfirman:

فَمِنْهُم مَّنْ ءَامَنَ وَمِنْهُم مَّن كَفَرَ

"...Maka ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula) diantara mereka yang kafir..." (Al-Baqarah:253)

ٱللَّهُ وَلِىُّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ يُخْرِجُهُم مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ ۖ وَٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَوْلِيَآؤُهُمُ ٱلطَّٰغُوتُ يُخْرِجُونَهُم مِّنَ ٱلنُّورِ إِلَى ٱلظُّلُمَٰتِ

"Allah pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir pelindung-pelindungnya ialah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya (iman) kepada kegelapan (kekafiran)..." (Al-Baqarah:257)

كَيْفَ يَهْدِى ٱللَّهُ قَوْمًۭا كَفَرُوا۟ بَعْدَ إِيمَٰنِهِمْ

"Bagaimana Allah akan menunjuki suatu kaum yang kafir setelah mereka beriman..." (Ali Imran:86)

Adapun kufur (kafir) dalam arti yang kedua--yaitu kekafiran kecil--lawannya adalah syukur. Manusia ada yang bersyukur terhadap nikmat Allah, dan ada pula yang kafir (kufur), tidak menunaikan hak-haknya, meskipun tidak mengingkarinya.
Dalam menyifati manusia Allah berfirman:

إِنَّا هَدَيْنَٰهُ ٱلسَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًۭا وَإِمَّا كَفُورًا

"Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir." (Al-Insan:3)

وَمَن شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّى غَنِىٌّۭ كَرِيمٌۭ

"...Dan barangsiapa yang bersyukur, maka sesungguhnya mereka bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya lagi Mahamulia." (An-Naml:40)

Diriwayatkan dalam SHAHIH BUKHARI tentang sebab-sebab dimasukkannya wanita-wanita (tertentu) ke dalam neraka ialah karena mereka kafir (kufur). Kemudian para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah mereka kafir kepada Allah?" Beliau menjawab: "Mengufuri pergaulan, dan mengufuri kebaikan."

Al-Qurthubi mengatakan bahwa perkataan "kufur" menurut syari'at ialah mengingkari sesuatu yang sudah diketahui dengan pasti sebagai ajaran Islam.
Al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan, "Perkataan 'kufur' dalam istilah syara' juga berarti mengingkari nikmat, tidak mensyukuri Pemberi nikmat, tidak menunaikan hak-hak-Nya, sebagaimana ditetapkan di dalam kitab AL-IMAN_Bab "Kufrun duuna Kufrin" dalam hadis Abu Said: "Yakfurna al-ihsan..." (mereka kufur kepada kebaikan...)

Ungkapan "kufrun duuna kufrin" (kekafiran dibawah kekafiran) ini diriwayatkan dari Ibnu Abbas dan sebagian tabi'in dalam menafsirkan firman Allah:

وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْكَٰفِرُونَ

"...Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka iitu adalah orang-orang yang kafir." (Al-Maa'idah:44)

Dengan demikian,pengelompokan "kafir" kepada kafir besar dan kafir kecil tidak lain merupakan pembagian yang diriwayatkan oleh ulama salaf. Pembagian ini juga berlaku untuk syirik, munafik, fasik, dan zhalim. Masing-masing terbagi kepada "yang besar" yang menyebabkan pelakunya kekal di dalam neraka, dan "yang kecil" yang tidak menyebabkan pelakunya kekal di neraka dan tidak menjadikannya keluar dari Dinul Islam.

Dalam kitab shahihnya, Imam Bukhari membuat babberjudul "Zhulm duuna Zhulmin" (kezhaliman di bawah kezhaliman). Dalam hal ini beliau mengemukakan dalil hadis Ibnu Mas'ud ketika turun ayat:

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَلَمْ يَلْبِسُوٓا۟ إِيمَٰنَهُم بِظُلْمٍ أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلْأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ

"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk." (Al-An'am:82)

Ketika mendengar ayat ini, para sahabat bertanya, "wahai rasulullah, siapakah di antara kami yang tidak pernah menzhalimi dirinya?" Beliau menjawab, "Tidak seperti yang kamu katakan itu. Yang dimaksud dengan 'Tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezhaliman' ialah syirik. Apakah kamu tidak mendengar firman Allah:

إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌۭ

"Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar." (Luqman:13)

Petunjuk hadis yang dikemukakan Imam Bukhari itu ialah bahwa para sahabat membagi perkataan 'Zhulm' (kezhaliman) dengan segala macam bentuk kemaksiyatan. Dan pemahaman mereka ini tidak disangkal oleh Nabi saw., kecuali beliau jelaskan kepada mereka bahwa yang dimaksud dengan perkataan 'Zhulm' dalam ayat ini adalah bentuk kezhaliman yang paling besar, yaitu syirik. Pernyataan ini menunjukkan bahwa kezhaliman itu bertingkat-tingkat.

Dari :
محمّداقبل بن إسمعيل بن عمر بن يحي





DOSA-DOSA SELAIN SYIRIK BERADA DALAM MASYI'AH ILAHIAH (kehendak Allah)

DOSA-DOSA SELAIN SYIRIK BERADA DALAM MASYI'AH ILAHIAH (kehendak Allah)

oleh Mibinibinu Bheen Yahya (Catatan) pada 11 Desember 2011 pukul 16:08



Dalam sebuah hadis sahih dinyatakan bahwa kemaksiyatan (dosa-dosa) selain syirik itu diserahkan kepada kehendak Allah. Dalam hadis Ubadah bin Ash-Shamit yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari disebutkan bahwa Nabi saw. pernah bersabda di hadapan para sahabat:

بَايِعُوْنِيْ عَلىَ اَنْ لاَتُشْرِكُوْابِاللّٰهِ شَيْــًأ ، وَلاَتَسْرِقُوْاوَلاَ تَزْنُوْ ، وَلاَتَقْتُلُوْااَوْلاَدَكُمْ ، ولا تأتواببهتانٍ تَفْتَرُوْنَهُ بَيْنَ اَيْدِيْكُمْ وَاَرْجُلِكُمْ وَلاَتَعْصُوْافِيْ مَعْرُوْفٍ ، فَمَنْ وَفّٰى مِنْكُمْ فَاَجْرُهُ عَلَى اللّٰهِ ، وَمَنْ اَصَابَ مِنْ ذَلِكَ شَيْــًأفَعُوْقِبَ فِى الدُّنْيَافَهُوَكَفًّـارَةٌ لَهُ ، وَمَنْ اَصَابَ مِنْ ذَلِكَ شَيْــًأثُمًّ سَتَرَهُ اللّٰهُ ، فَهُوَاِلى اللّٰهِ ، اِنْ شَاءَعَفَاعَنْهُ ، وَاِنْ شَاءَعاقَبَهُ اللّٰهُ

"Berbai'atlah kepadaku untuk tidak mempersekutukan sesuatu dengan Allah, tidak mencuri dan tidak berzina, tidak membunuh anak-anak kamu, tidak membuat-buat kebohongan yang kamu ada-adakan di depanmu atau di belakangmu, serta tidak melanggar terhadap kebaikan. Barangsiapa di antara kamu memenuhi hal itu, niscaya akan diberi pahala oleh Allah; barangsiapa yang melakukan pelanggaran terhadapnya lantas dijatuhi hukuman di dunia, maka hukuman itu sebagai kafarat baginya; dan barangsiapa yang melanggarnya lantas Allah menutupinya (sehingga ia tidak dijatuhi hukuman di dunia), maka urusannya terserah kepada Allah. Jika Ia berkehendak untuk memaafkan, maka dimaafkan-Nya orang itu; dan jika Ia berkehendak menyiksa, maka disiksa-Nya orang itu."

Hadis ini merupakan petunjuk yang jelas bahwa melakukan dosa-dosa dan kerusakan yang wajib dijauhi sebagaimana kandungan isi bai'at tersebut tidaklah mengeluarkan pelakunya dari Islam. Bahkan, hukuman yang dijatuhkan kepadnya di dunia (sesuai dengan hukum Islam)--karena pelanggarannya--dianggap sebagai penyuci dan kafarat baginya. Jika tidak dijatuhi hukuman di dunia sesuai dengan hukum Islam, maka ia berada dalam masyi'ah ilahiah (kehendak Allah). Jika Ia berkehendak untuk mengampuninya, maka diampuninya orang itu; dan jika Ia berkehendak menghukumnya, maka dihukumnya orang itu.
Ath-Thaibi berkata, "HADIS INI MENGISYARATKAN TERLINDUNGNYA SESEORANG YANG MENGUCAPKAN KALIMAT SYAHADAT DARI SIKSA NERAKA KECUALI TERHADAP ORANG YANG TERDAPAT NASH YANG MEMASTIKANNYA." (Fathul Bari, juz 1 halaman 75)

Writen by:
محّمداقبل بن إسمعيل بن عمر بن يحي

TERGESA-GESA ITU DARI SETAN

TERGESA-GESA ITU DARI SETAN

oleh Mibinibinu Bheen Yahya (Catatan) pada 10 Desember 2011 pukul 6:34
  

Sederek Sedoeloer Kabeh...

Saya sering mendengar dua perkataan kontroversial yang diucapkan orang dalam berbagai kesempatan. PERTAMA, perkataan: "Ketergesa-gesaan (cepat-cepat) itu dari setan." KEDUA, perkataan: "Sebaik-baik kebaikan ialah yang disegerakan."
Perkataan yang pertama itu merupakan bagian dari sebuah hadis yang berbunyi:
َ
اْلأَنَةُمِنَ اللّٰهِ وَالْعَجَلَةِمِنَ الشًّيْطَانِ
"Berhati-hati itu dari Allah Ta'ala dan tergesa-gesa itu dari setan."
(Hadis Riwayat Tirmidzi dari Sahl bin Sa'ad As-Sa'idi)
Memuji sikap tenang dan hati-hati serta mencela sikap tergesa-gesa merupakan fitrah manusia, dan sudah menjadi kesepakatan manusia sejak zaman dahulu hingga kini. Karena itu, ada berbagai ungkapan mengenai hal ini, seperti:
"BARANGSIAPA BERHATI-HATI, IA AKAN MENDAPATKAN APA YANG DIINGINKAN."
"DALAM KEHATI-HATIAN TERDAPAT KESELAMATAN, DAN DALAM KETERGESA-GESAAN TERDAPAT PENYESALAN."
Tergesa-gesa itu dari setan. Sebagaimana kata Ibnul Qayyim, sikap tersebut merupakan cermin bagi seseorang yang kurang berpikir dan kurang hati-hati sehingga hilang kemantapan, ketenangan, dan kesabarannya. Akibatnya, ia MELETAKKAN SESUATU bukan pada tempatnya, mendatangkan keburukan, dan menghalangi kebaikan. Ia lahir dari dua akhlak tercela: MENGABAIKAN dan TERGESA-GESA SEBELUM WAKTUNYA.
Dalam sebuah hadis dikatakan:
يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِمَالَمْ يَسْتَعْجِلْ
"Dikabulkan (doa) bagi hamba asalkan tidak tergesa-gesa."
(Muttafaq'alaih dari Abu Hurairah)
Adapun perkataan kedua yang berbunyi "Sebaik-baik kebaikan ialah yang disegerakan" menurut Al-Ajuni dalam kitabnya KASYFUL KAFA', adalah bukan hadis. Tetapi perkataan ini semakna dengan ucapan Abbas r.a., yakni. "Tidak sempurna suatu kebaikan kecuali dengan disegerakannya. Sebab, dengan menyegerakan (suatu pekerjaan), perasaan seseorang akan menjadi senang dan lega."

Mudah-mudahan kita bisa mengambil I'TIBAR dari uraian di atas sehingga bisa menjadi panduan kita di dalam BERTFIKIR dan BERTINDAK....amin.

Dari Mohamad Iqbal bin Ismail bin Umar Bheen Yahya

SESUNGGUHNYA ALLAH MAHA PENGAMPUN DOSA DAN PENERIMA TAUBAT !

SESUNGGUHNYA ALLAH MAHA PENGAMPUN DOSA DAN PENERIMA TAUBAT !

oleh Mibinibinu Bheen Yahya (Catatan) pada 9 Desember 2011 pukul 4:47

Firman Allah,
{Katakanlah: "Hai hamba-hamba'Ku yang melampaui batas terhadap diri
mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya,
Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya, Dia-lah Yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang."}
(QS. Az-Zumar: 53)
Tidakkah firman Allah ini dapat melapangkan hati, menghilangkan
keresahan, dan menghapuskan kegundahan Anda?
Tampak bahwa Allah sengaja menyapa manusia dengan kalimat "Wahai
hamba-hamba-Ku..." Adapun tujuannya, tak lain adalah menyatukan hati
para hamba-Nya dan menyentuh perasaan mereka agar mendengarkan ayat
tersebut dengan baik. Setelah itu, terlihat bahwa Dia mengkhususkan firman-
Nya itu untuk orang-orang yang melampaui batas. Itu dilakukan Allah
karena mereka merupakan golongan manusia yang paling banyak melakukan
dosa dan kesalahan. Nah, bagaimana dengan kita yang tentu saja juga sering
melakukan dosa dan kesalahan?
Dalam ayat tersebut, Allah juga melarang hamba-Nya berputus asa
dalam memohon ampunan Allah. Allah mengabarkan pula bahwa Dia akan
mengampuni siapa saja yang bertobat kepada-Nya, baik dari dosa-dosa kecil
maupun yang besar.
Tidakkah Anda merasa gembira dan bahagia dengan firman Allah s.w.t.,
{Dan, (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau
menganiaya diri mereka sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun
terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain
dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan keji itu, sedang mereka
mengetahui.}
(QS. Ali 'Imran: 135)
Juga firman-Nya,
{Dan, barangsiapa mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia
memohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.}
(QS. An-Nisa': 110)
Firman-Nya yang lain,
{Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu
mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu)
yang kecil dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).}
(QS. An-Nisa': 31)
Firman-Nya yang lain,
{Sesungguhnya jika mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu
memohon ampun kepada Allah, dan rasulpun memohonkan ampun untuk mereka,
tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.}
(QS. An-Nisa': 64)
{Dan, sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman,
beramal salih, kemudian tetap di jalan yang benar.}
(QS. Thaha: 82)
Tatkala Musa membunuh seseorang maka dia berkata:
{"Hai Rabb-ku, ampunilah aku," maka Dia mengampuninya.}
(QS. Al-Qashash: 16)
Juga firman Allah yang menjelaskan tentang Nabi Daud setelah
bertobat dan Allah mengampuninya,
{Maka Kami ampuni baginya kesalahannya itu. Dan sesungguhnya, dia
mempunyai kedudukan yang sangat dekat Pada sisi Kami dan tempat kembali
yang baik.}
(QS. Shad: 25)
Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengasih dan Maha Mulia.
Bagaimana tidak, Dia masih menawarkan rahmat dan maghfirah-Nya kepada
orang-orang yang meyakini trinitas. Firman Allah tentang mereka,
{Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah adalah
salah satu dari yang tiga," padahal sekali-kali tidak ada Ilah selain dari Ilah Yang
Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-
orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa azab yang pedih. Maka, mengapa
mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya? Dan
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.}
(QS. Al-Ma'idah: 73-74)
Dalam sebuah hadits shahih, Rasulullah s.a.w. bersabda, "Allah Yang
Maha Tinggi berfirman: "Wahai anak Adam, sesungguhnya jika kamu berdoa
kepada-Ku dan mengharapkan-Ku maka Aku akan mengampunimu atas semua
dosa yang kamu lakukan, dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, andaikata
dosa-dosamu itu sampai ke puncak langit kemudian kamu meminta ampunan
kepada-Ku niscaya Aku ampuni dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam,
seandainya kamu datang kepada-Ku dengan dosa yang besamya seisi bumi
seluruhnya, kemudian datang menemui-Ku dan tidak menyekutukan Aku dengan
yang lain niscaya Aku akan datang kepadamu dengan ampunan yang besamya
seisi bumi seluruhnya."
Dalam sebuah hadits shahih yang lain Rasulullah bersabda,
"Sesungguhnya Allah membentangkan tangan-Nya pada malam hari agar orangorang
yang melakukan dosa pada siang hari bertobat dan Dia membentangkan
tangan-Nya di siang hari agar orang yang melakukan kesalahan di malam hari
bertobat, hingga nanti ketika matahari terbit dari arah barat."
Dalam sebuah hadits qudsi disebutkan: "Wahai hamba-hamba-Ku,
sesungguhnya kalian melakukan dosa di malam hari, sedangkan Aku mengampuni
semua dosa. Maka, mmtalah kalian semua ampunan kepada-Ku, niscaya Aku
akan mengampuni kalian."
Dalam sebuah hadits shahih yang lain disebutkan: "Demi Dzat yang
jiwaku ada di tangan-Nya. Seandainya kalian tidak melakukan dosa niscaya Allah
akan menghilangkan kalian, dan akan mendatangkan kaum yang lain yang
melakukan dosa-dosa namun memohon ampunan kepada Allah, yang kemudian
Dia akan mengampuni mereka."
Juga disebutkan dalam hadits shahih yang lain: "Kalian semua adalah
orang-orang yang sering melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang
melakukan kesalahan adalah orang yang bertobat."
Pada kesempatan yang lain Rasulullah juga bersabda, "Allah lebih. gembira
dengan taubat seorang hamba-Nya di antara kalian, yang berada di atas
kendaraannya, yang telah tersedia makanan dan minuman. Kemudian kendaraannya
itu hilang di padang pasir. la mencarinya ke sana kemari hingga putus asa, dan ia
pun tertidur. Pada saat terbangun, kendaraannya itu sudah berada di dekat kepalanya.
Kemudian dia berkata, 'Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan Aku adalah Rabb-
Mu.' la salah mengucapkan karena saking gembiranya."
Dalam riwayat shahih yang lain Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya
seorang hamba yang melakukan sebuah dosa kemudian ia mengucapkan: 'Ya
Allah, ampunilah dosaku, sesungguhnya tidak ada yang bisa memberi ampunan
terhadap dosa-dosa kecuali Engkau.' Kemudian ia kembali melakukan dosa, dan
setelah itu berdoa kembali: 'Ya Allah, ampunilah dosaku sesungguhnya tidak ada
yang bisa memberi ampunan terhadap dosa-dosa kecuali Engkau.' Kemudian
kembali melakukan dosa, dan berdoa kembali: 'Ya Allah, ampunilah dosaku,
karena sesungguhnya tidak ada yang berhak memberi ampunan terhadap dosadosa
kecuali Engkau.' Allah berfirman: 'Hamba-Ku tahu bahwa ia memiliki Rabb
yang bisa menjatuhkan siksa atas dosa yang dilakukannya dan bisa pula
memberikan ampunan terhadap dosa itu. Maka hamba-Ku pun melakukan
semaunya."
Singkatnya, selama hamba itu bertaubat, meminta ampunan dan
menyesali perbuatannya, maka Allah akan mengampuninya.

Writen by:
محّمداقبل بن إسمعيل بن عمر بن يحي

 
Support : the balina | Mas Template
Copyright © 2011. BLOGE WONG BODO - All Rights Reserved
Site Meter
Page Rank Check Template Created by Creating Website Publised by Bloge Wong Bodo
Proudly powered by Blogger